Spesifitas Monoklonal Antibodi Anti Enteropathogenic Escheria coli (EPEC) dalam Deteksi Bakteri EPEC Penyebab Diare
Main Article Content
Abstract
Diare yang disebabkan oleh bakteri Escherichia coli enteropatogenik (EPEC) merupakan salah satu jenis penyakit tular makanan yang paling penting di wilayah Asia Tenggara. Infeksi EPEC menyebabkan gejala diare berlendir yang jika tidak ditangani akan memicu dehidrasi yang dapat berakhir dengan kematian. Salah satu metode penanganan infeksi EPEC adalah melalui imunisasi pasif yang mampu menangani infeksi dengan cepat serta dapat digunakan sebagai pencegahan jangka pendek sebelum infeksi terjadi tanpa memicu resistensi. Salah satu kandidat antibodi potensial yang dapat digunakan untuk upaya imunisasi pasif adalah antibodi monoklonal antiprotease. Antibodi ini dipilih karena efektif terhadap seluruh strain EPEC serta memiliki spesifisitasnya yang tinggi dan dapat diproduksi dalam jumlah yang banyak dan dalam waktu yang lama. Protease yang digunakan dalam penilitian ini diisolasi dari bakteri EPEC strain K1.1 yang selanjutnya diimunisasikan ke mencit BALB/c berusia 4 minggu. Mencit yang diimunisasi kemudian diambil limpanya setelah hari ke-69. Splenosit dipanen dari limpa yang dikumpulkan untuk difusikan dengan sel mieloma guna membentuk kultur sel hibridoma yang dibiakkan pada media LCT-skim-pati dan media M9. Antibodi hasil produksi kedua kultur diuji dengan metode dot blot/slot blot untuk mengetahui potensi reaksi silang, di mana hanya antibodi hasil biakan pada media M9 yang tidak menimbulkan reaksi silang dengan media ataupun antigen lainnya. Antibodi hasil media ini selanjutnya diukur titernya menggunakan uji ELISA, di mana diketahui antibodi yang dihasilkan memiliki nilai titer 10 dan hanya spesifik untuk protease EPEC.