GAMBARAN KADAR HEMOGLOBIN LANSIA DI DUSUN DEMULIH KECAMATAN SUSUT KABUPATEN BANGLI
Abstrak
Menurut Kementerian Kesehatan RI, prevalensi anemia di Indonesia pada tahun 2013 sebesar 46,3 persen, dengan prevalensi tertinggi pada kelompok lanjut usia (lansia). Masalah anemia pada lansia menjadi lebih serius karena populasi lansia cenderung meningkat dan anemia dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas. Anemia pada lansia disebabkan oleh kekurangan zat gizi seperti protein, zat besi, vitamin B12, asam folat dan vitamin C. Selain itu, kebiasaan mengkonsumsi makanan atau minuman yang dapat menghambat penyerapan nutrisi bisa menjadi penyebab anemia pada lansia. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengetahui kadar hemoglobin (Hb) lansia di Dusun Demulih, memberikan multivitamin dan tablet besi, serta mengedukasi tentang pencegahan anemia. Sebanyak 80 lansia ikut serta dalam pengabdian masyarakat ini. Hasil pengukuran kadar hemoglobin menunjukkan 27 lansia mengalami anemia (33,7%) dan 53 orang (66,3%) memiliki kadar hemoglobin normal. Jika dibandingkan antara pria dan wanita lansia maka wanita lebih banyak yang mengalami anemia (37,5%) dibandingkan dengan pria (28,1%). Data tersebut menunjukkan bahwa prevalensi anemia pada lansia cukup tinggi terutama pada wanita usia lanjut.
Kata kunci : anemia, hemoglobin, lansia, multivitamin, zat besi
##plugins.generic.usageStats.downloads##
Referensi
Alamsyah, P. R., and Andrias, D.R. (2019) Hubungan kecukupan zat gizi dan konsumsi makanan penghambat zat besi dengan kejadian anemia pada lansia. Media Gizi Indonesia, Vol 11:1, pp. 48-54
Bianchi, V.E. (2014). Anemia in The Elderly Population. J Hematol. Vol. 3:4. Pp.95-106
Das, S.N. et al. (2020). Oral versus intravenous iron therapy in iron deficiency anemia: An observational study. Journal of Family Medicine and Primary Care, Vol. 9:7, pp.3619-3622
Fukao, W. et al. (2018). Oral versus intravenous iron supplementation for the treatment of iron deficiency anemia in patients on maintenance hemodialysis-effecton fibroblast growth factor-23 metabolism. J Ren Nutr, Vol. 28:4, pp. 270-277
Kapoh, S.R. et al. (2021). Terapi Pemberian Besi pada Penderita Anemia Defisiensi Besi. e-CliniC, Vol.9:2, pp.311-317.
Kementrian Kesehatan R.I.2013. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013.
https://www.litbang.kemkes.go.id/laporan-riset-kesehatan-dasar-riskesdas/ diakses pada 6 Oktober
2021
Lanier, B. (2018) Anemia in Older Adults. Am Fam Physician, Vol. 98:7, pp. 437-442
Mehta, R. et al. (2017). Efficacy of iron-supplement bars to reduce anemia in urban Indian women: a cluster-randomized controlled trial. Adv Chronic Kidney Am J Clin Nutr, Vol.105:3, pp.746-757
Nakashima, A.T. et al.(2012). Anemia prevalence and its determinants in Brazilian institutionalized elderly. Nutrition, Vol. 28:5. pp. 640–643
Ozaydin, N. et al. (2013). Prevalence and risk factors of helico-bacter in Turkey: A nationally-representative, crosssectional, screnning with the 13C-Urea breath test.BMC Public Health, Vol.13:1215. pp. 1-12
Prasetya, H.R. et al. (2013). Gambaran Anemia pada Lanjut Usia di Panti Sosial Tresna Werdha Abiyoso Yogyakarta Tahun 2013. https://media.neliti.com/media/publications/338232-gambaran-anemia-pada-lanjut-usia-di-pant-628f6153.pdf diakses tanggal 6 Oktober 2021
Santos, I.S. et al. (2012). Anemia and Dementia Among The Elderly. The Sao Paulo Ageing and Health Study, Vol.24:1, pp.74-81
Tettamanti M, et al. (2010). Prevalence, incidence, and types of mild anemia in the elderly: the Health and Anemia popu¬lation-based study. Haematologica, Vol. 95:11. pp.1849-1856
Wreksoatmodjo, B.R. (2015). Aktivitas Kognitif Mempengaruhi Fungsi Kognitif Lanjut Usia di Jakarta. CDK, Vol.42:1. pp.7-13
Zahra, A.Z. et al. (2019). Karakteristik anemia pada lansia di RSUP Sanglah Denpasar pada bulan Januari-Juni 2017. Intisari Sains Medis, Vol. 10:2, pp.155-158
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.