Laporan Kasus: Penggunaan Tetrasiklin pada Kejadian Ehrlichiosis Anjing Kacang Lanjut Usia dengan Koinfeksi Ankilostomiasis, Konjungtivitis, dan Otitis

  • Ni Komang Wahyu Centika Sari Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana
  • Putu Ayu Sisyawati Putriningsih Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana
  • I Wayan Batan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana

Abstract

Anjing dapat terinfeksi berbagai macam penyakit, salah satunya ehrlichiosis.  Penanganan penyakit ehrlichiosis yang kurang baik menimbulkan dampak pada perkembangan penyakit seperti endoparasit, infeksi mata, dan infeksi telinga.  Ehrlichiosis diperantai oleh vektor utama yaitu Rhipichephalus sanguineus.  Seekor anjing jantan dengan ras domestik bernama Popo, berwarna cokelat dengan bobot badan 8,5 kg diperiksa dengan keluhan anjing sering menggaruk bagian badan dan telinga serta mengalami diare berdarah.  Pemeriksaan fisik didapatkan hasil keseluruhan masih dalam batas normal, sedangkan pada pemeriksaan klinis ditemukan adanya infeksi caplak, leleran mata, dan kotoran pada telinga.  Pemeriksaan penunjang yang dilakukan meliputi pemeriksaan hematologi darah, apusan darah, test kit antibodi, tes feses, uji isolasi dan identifikasi bakteri, serta otic swab.  Pemeriksaan darah rutin menunjukkan anemia normositik hipokromik, limfositosis, granulositopenia, dan trombositopenia, apusan darah ditemukan morula E. canis, test kit menunjukkan positif antibodi E. canis, pemeriksaan feses ditemukan telur cacing Ancylostoma spp., uji isolasi dan identifikasi bakteri ditemukan Staphylococcus sp., serta otic swab ditemukan tungau Otodectes cynotis.  Berdasarkan pemeriksaan penunjang, anjing kasus didiagnosis dengan ehrlichiosis disertai ankilostomiasis, katarak dengan infeksi konjungtivitis akibat Staphylococcus spp., dan otitis dengan prognosis fausta.   Penanganan yang diberikan berupa pemberian obat dengan golongan tetrasiklin hidroklorida dengan dosis 22 mg/kg BB serta pemberian terapi kausatif lainnya seperti antiparasit pyrantel pamoate dengan dosis 5 mg/kg BB, obat tetes telinga chloramphenicol 1% dan ivermectin, serta salep mata gentamicin sulfate 0,3% dua kali sehari, terapi simtomatis yaitu diphenhydramine HCl 10 mg/mL, chlorpheniramine maleate 4 mg dengan dosis 4 mg/kg BB, dan terapi suportif dengan pemberian tablet vitamin.  Setelah dua minggu pemberian terapi, anjing kasus menunjukkan perubahan kondisi tubuh yang membaik  Tujuan penulisan artikel ini untuk melaporkan efektivitas tetrasiklin hidroklorida pada anjing dengan ehrlichiosis.

Downloads

Download data is not yet available.

Author Biographies

Ni Komang Wahyu Centika Sari, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana

Mahasiswa Profesi Dokter Hewan

Putu Ayu Sisyawati Putriningsih, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana

Laboratorium Ilmu Penyakit Dalam Veteriner

I Wayan Batan, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana

Laboratorium Diagnosis Klinik, Patologi Klinik, dan Radiologi Veteriner

Published
2024-09-30
How to Cite
SARI, Ni Komang Wahyu Centika; PUTRININGSIH, Putu Ayu Sisyawati; BATAN, I Wayan. Laporan Kasus: Penggunaan Tetrasiklin pada Kejadian Ehrlichiosis Anjing Kacang Lanjut Usia dengan Koinfeksi Ankilostomiasis, Konjungtivitis, dan Otitis. Indonesia Medicus Veterinus, [S.l.], p. 485-498, sep. 2024. ISSN 2477-6637. Available at: <https://ojs.unud.ac.id/index.php/imv/article/view/111974>. Date accessed: 08 jan. 2025. doi: https://doi.org/10.19087/imv.2024.13.5.485.
Section
Case Report

Most read articles by the same author(s)

<< < 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 > >>