HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KEPATUHAN PREVENSI SEKUNDER DENGAN PERBURUKAN PENYAKIT PADA PASIEN JANTUNG REMATIK DI RSUP SANGLAH DENPASAR
Abstract
Penyakit jantung rematik (PJR) adalah suatu kondisi dimana terjadinya kelainan struktural dan fungsional katup pada jantung yang bersifat irreversibel dan biasanya merupakan kelanjutan dari demam rematik akut. PJR apabila tidak tertangani dengan sempurna dapat mengalami serangan berulang (recurrent). Penanganan yang sempurna memerlukan biaya besar dan waktu yang lama sepanjang usia penderitanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat kepatuhan prevensi sekunder dengan perburukan penyakit pada pasien jantung rematik di RSUP Sanglah Denpasar. Desain penelitian ini menggunakan metode analitik Studi Kohort Retrospektif dengan total sampel sebanyak 77 orang. Variabel dependen adalah perburukan penyakit (riwayat rawat inap, level gangguan katup, fungsi sistolik) dan variabel independen adalah tingkat kepatuhan. Teknik sampling menggunakan consecutive sampling. Data yang digunakan diambil dari data sekunder rekam medis RSUP Sanglah Denpasar. Data yang sudah terkumpul dianalisis menggunakan software SPSS versi 26. Nilai p < 0,05 pada uji statistik chi-square menunjukkan ada hubungan signifikan. Persentase tingkat kepatuhan prevensi sekunder pasien lebih besar dibandingkan tidak patuh, yaitu sebesar 55,8%. Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat kepatuhan dengan riwayat rawat inap pada pasien PJR (p = 0,040). Pasien yang memiliki tingkat kepatuhan tinggi terhadap prevensi sekunder, memiliki riwayat rawat inap yang jarang (< 2 kali) bahkan tidak sama sekali, sedangkan tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara tingkat kepatuhan dengan perburukan level gangguan katup (p = 0,454) dan penurunan fungsi sistolik ventrikel kiri (p = 0,497).
Kata Kunci: Penyakit Jantung Rematik, Tingkat Kepatuhan, Perburukan Penyakit