DEFISIENSI SELENIUM (SE) SEBAGAI FAKTOR RISIKO DILATED CARDIOMYOPATHY (DCM) DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT (RSUP) SANGLAH, BALI : STUDI KASUS – KONTROL
Abstract
Selenium (Se) merupakan salah satu mineral yang paling sering dikaitkan dengan DCM, terutama setelah kejadian endemik penyakit Keshan di Cina. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah defisiensi selenium merupakan faktor risiko terjadinya DCM di RSUP Sanglah, Bali. Penelitian ini menggunakan desain kasus-kontrol retrospektif, dimana data diperoleh dengan wawancara menggunakan kuesioner SQFFQ yang berisi riwayat konsumsi bahan-bahan makanan tertentu dan penelusuran lebih lanjut terhadap karakteristik demografis dan klinis subyek penelitian dilakukan dengan rekam medis. Total 60 subyek penelitian terbagi menjadi 30 orang sebagai kelompok kasus dan 30 orang sebagai kelompok kontrol. Konsumsi selenium harian ditemukan lebih tinggi pada kelompok kasus dibandingkan kelompok kontrol (45,54?g vs 28,11?g). Konsumsi selenium tidak memengaruhi terjadinya DCM (OR = 1; IK 95% = 0,98-1,03; p = 0,43). Dua variabel menunjukkan hubungan yang signifikan dengan DCM, diantaranya hipertensi (OR = 10; IK 95% = 2,94; p = <0,001) dan merokok (OR = 5,69; IK 95% = 1,59-20,33; p = 0,007). Faktor genetik, DM tipe 2, PJK, dan konsumsi alkohol menunjukkan nilai OR >1 namun tidak memiliki hubungan yang signifikan secara statistik dengan DCM. Kemoterapi ditemukan sebagai faktor protektif. Defisiensi selenium bukan merupakan faktor risiko terjadinya DCM sehingga terdapat faktor risiko lain yang kemungkinan lebih berpengaruh terhadap terjadinya DCM. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai data dasar penelitian lebih lanjut guna mengetahui faktor-faktor risiko DCM.
Kata kunci : Defisiensi selenium, dilated cardiomyopathy/DCM, penyakit Keshan