FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PUTUS OBAT PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI PUSKESMAS KOTA DENPASAR
Abstract
Putus obat pada pasien tuberkulosis (TB) paru merupakan salah satu masalah dalam
program penganggulangan TB. Ketidaktuntasan pengobatan TB meningkatkan risiko terjadinya
multi-drug resistance tuberculosis (MDR-TB). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktorfaktor
yang berhubungan dengan kejadian putus obat pada pasien TB paru di puskesmas di Kota
Denpasar tahun 2012 – 2015. Penelitian ini menggunakan metode kasus kontrol dengan 22 sampel
kasus dan 44 sampel kontrol yang didapatkan dengan penelusuran register TB di Dinas Kesehatan
Kota Denpasar serta formulir pengobatan TB (TB01) di 11 puskesmas di Kota Denpasar. Dalam
penelitian ini keteraturan berobat berhubungan dengan kejadian putus obat TB paru dengan OR =
6,715, 95% IK 1,552 – 29,028 dan P = 0,011. Sedangkan faktor-faktor seperti usia, jenis kelamin,
tingkat pendidikan, status pekerjaan, keterjangkauan fasilitas kesehatan, status HIV, dan hasil
pemeriksaan dahak awal tidak berhubungan dengan kejadian putus obat TB paru (P>0,05).
Sehingga, dapat disimpulkan bahwa keteraturan berobat merupakan faktor penting yang harus
diperhatikan dalam mencegah kejadian putus obat TB paru di puskesmas di Kota Denpasar.
Kata kunci: Tuberkulosis paru, putus obat, Puskesmas Kota Denpasar