GAMBARAN KEPATUHAN MINUM OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PETANG II, KABUPATEN BADUNG PERIODE JULI – AGUSTUS 2013
Abstract
Hipertensi merupakan suatu keadaan terjadinya peningkatan tekanan darah yang memberi gejala yang berlanjut pada suatu target organ tubuh sehingga dapat menyebabkan kerusakan lebih berat. Salah satu faktor risiko yang meningkatkan angka kejadian morbiditas dan mortalitas adalah ketidakpatuhan minum obat antihipertensi. Ketidakpatuhan menjadi masalah universal, yang dilaporkan menjadi salah satu penyebab utama hipertensi yang sulit disembuhkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kepatuhan minum obat antihipertensi pada pasien hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Petang II pada periode juli – agustus 2013. Penelitian ini menggunakan metode studi potong-lintang dan pemilihan sampel dipih secara non random sampling. Data diperoleh dengan metode wawancara terstruktur menggunakan kuisioner dan pengukuran darah dari pasien hipertensi yang kontrol ke Puskesmas Petang II dan dilakukan kunjungan secara langsung ke rumah warga. Data yang diperoleh dianalisis dengan analisa univariat dan bivariat, kemudian disajikan dalam bentuk tabel naratif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah responden yang tidak patuh minum obat antihipertensi di wilayah kerja Puskesmas Petang II sejumlah 85.6%. Didapatkan responden dengan kelompok umur ? 60 tahun, jarak rumah dari puskesmas > 5 km serta responden yang menderita hipertensi < 5 tahun yang paling tidak patuh minum obat antihipertensi. Selain itu, responden yang berpendapatan di bawah upah minimum regional Kabupaten Badung serta responden yang mengambil obat lebih dari satu jenis juga didapatkan malas minum obat antihipertensi untuk mengontrol tekanan darah. Dari segi pekerjaan, petani atau bukan sama-sama didapatkan tidak patuh minum obat antihipertensi. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa persentase ketidakpatuhan minum obat antihipertensi di wilayah kerja Puskesmas Petang II cukup tinggi karena kendala yang dihadapi responden sehingga tidak patuh minum obat antihipertensi adalah akibat ekonomi yang rendah, jarak yang jauh, > 5 km dari rumah ke puskesmas dan sarana transportasi yang terbatas.