MATERI EDUKASI DAGUSIBU BERBASIS KOMIK DIGITAL: KONTRIBUSI APOTEKER DALAM PENCEGAHAN KESALAHAN MANAJEMEN OBAT DI ERA KESEHATAN GLOBAL
Abstract
Pemerintah Republik Indonesia bekerjasama dengan asosiasi profesi kesehatan mengeluarkan program edukasi kepada masyarakat (GERMAS) tentang pengelolaan obat yang benar dengan fokus materi DaGuSiBu melalui penyebaran poster di Puskesmas. Tidak semua lapisan masyarakat terpapar dengan program ini, khususnya penduduk usia produktif (kaum milenial). Untuk memberikan edukasi yang lebih dapat diterima bagi kaum milenial, maka dibuat materi edukasi DaGuSiBu berbasis komik digital. Penelitian diawali dengan melakukan survey purposive sampling terhadap 385 responden yang dilakukan dengan penyebaran kuesioner melalui media sosial untuk mengetahui kebutuhan materi edukasi meliputi cara mendapatkan obat (DA), cara menggunakan (GU), cara menyimpan (SI), dan cara membuang obat (BU); kemudian dianalisis jenis informasi yang menjadi prioritas untuk dibuatkan cerita dalam bentuk komik digital. Sebagai bahan perbandingan dalam pembuatan materi edukasi, dipertimbangkan pula unsur keterbaruan dari materi edukasi yang dikeluarkan oleh Kemenkes RI, BPOM RI, serta IAI. Hasil survei diketahui terdapat 8 jenis informasi yang menjadi prioritas dibuatkan materinya pada aspek “DA”, 8 informasi pada “GU”, 6 informasi pada “SI”, dan 5 informasi pada “BU”. Materi edukasi yang menjadi unsur kebaruan adalah cara mendapatkan obat secara online, tips agar lebih mudah minum obat, dampak pembuangan obat yang tidak benar, dan saran membuang ke apotek yang menerima limbah obat. Informasi dalam komik disajikan berupa rangkaian cerita di lingkungan apotek yang menampilkan percakapan pelanggan dengan apoteker yang bertugas, membahas kasus yang terjadi atau sebagai respon dari pertanyaan pelanggan. Materi edukasi ini menjadi dasar penelitian lanjutan yang mengukur efek pemberian media informasi terhadap peningkatan pengetahuan serta tingkat kepuasan responden terhadap media komik digital.