KARTU OBAT BAGI PASIEN PROLANIS DIABETES MELITUS: KONTRIBUSI APOTEKER UNTUK MENINGKATKAN KEPATUHAN DAN PENCAPAIAN OUTCOME TERAPI
Abstract
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia membuat program pengelolaan penyakit kronis (PROLANIS) seperti diabetes melitus (DM) untuk memaksimalkan pengelolaan terapi dan meningkatkan pencapaian kualitas hidup pasien yang optimal. DM yang tidak terkontrol dapat meningkatkan progresivitas penyakit berupa komplikasi makrovaskular dan mikrovaskular. Salah satu penyebab DM tidak terkontrol adalah buruknya tingkat kepatuhan pasien. Kartu minum obat merupakan salah satu media yang dapat meningkatkan kepatuhan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan kartu minum obat sebagai upaya meningkatkan kepatuhan pasien terhadap terapi dan mengukur hubungan antara kepatuhan dengan pencapaian outcome terapi pada pasien prolanis DM tipe 2 di dua puskesmas di Bandung. Penelitian dilakukan dengan metode potong lintang, desain pre-experimental, dan dilaksanakan pada bulan Januari – Mei 2023. Sebanyak 56 pasien DM di dua puskesmas di Bandung berhasil direkrut untuk diteliti lebih lanjut dan dianalisis efek pemberian kartu obat terhadap kepatuhan pasien, dibandingkan sebelum dan sesudah pemberian kartu obat serta menghitung korelasi antara tingkat kepatuhan dengan pencapaian outcome terapi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kartu minum obat dapat membantu meningkatkan kepatuhan pasien DM secara signifikan (p<0,001) yaitu 5,29
± 1,92 (sebelum pemberian kartu obat) menjadi 6,67 ± 1,39 (setelah pemberian kartu obat).
Berdasarkan analisis korelasi menggunakan Spearman’s Correlation, terdapat korelasi yang lemah antara tingkat kepatuhan pasien pada regimen terhadap pencapaian outcome terapi (menggunakan analisis pengukuran glukosa darah puasa) dengan nilai r=0,031. Penelitian ini mendukung bukti bahwa kartu minum obat dapat meningkatkan kepatuhan pasien terhadap regimen terapi.