FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PEREMPUAN BALI PADA SEKTOR INFORMAL

  • Made Wiranata student
  • Ni Putu Martini Dewi

Abstract

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PEREMPUAN BALI PADA SEKTOR INFORMAL


 


1I Made Wiranata


2Ni Putu Martini Dewi


1,2 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana


Email: madewiranata48@gmail.com


ABSTRAK


Perempuan saat ini tidak saja melakukan kegiatan di dalam lingkungan keluarga, tetapi banyak diantara bidang-bidang kehidupan di masyarakat membutuhkan sentuhan kehadiran perempuan dalam panganannya. Alasan perempuan bekerja di sektor informal karena jam kerjanya cenderung tidak terikat. Fenomena ini membuat perempuan Bali cenderung akan mengambil pekerjaan yang menurut mereka mudah untuk dilakukan atau selaras dengan kondisi adat dan budayanya. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis variabel jumlah tanggungan keluarga, curahan jam kerja, pengalaman kerja, modal kerja dan hari raya keagamaan secara simultan dan pasial terhadap pendapatan perempuan pedagang “canang” di pasar tradisional Kecamatan Denpasar Barat. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diambil sampelnya sebanyak 53 responden di 7 pasar tradisional Kecamatan Denpasar Barat.Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis regresi linier berganda dalam dummy variabel. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa secara simultan dan parsial jumlah tanggungan keluarga , curahan jam kerja, pengalaman kerja, modal kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan perempuan pedagang “canang” dan hari raya keagamaan pendapatan meningkat pada hari raya dan cenderung tetap pada hari biasa.


Kata kunci : Jumlah tanggungan keluarga, Curahan jam kerja, Pengalaman kerja, Modal kerja, Hari raya keagamaan.


                                                                                                                                                        


ABSTRACT


Women today are not only engaged in family activities, but many of the areas of life in society require a touch of women's presence in their roles. The reason women work in the informal sector is because their working hours tend to be unbound. This phenomenon makes Balinese women more likely to take on jobs that they think are easy to do or in harmony with their customary and cultural conditions. The purpose of this research is to analyze the variable of the number of family dependent, work hour, work experience, working capital and religious day simultaneously and to the income of female "canang" women in traditional market of West Denpasar District. The data used in this study is the primary data taken samples of 53 respondents in 7 traditional markets District West Denpasar.Teknik analysis used in this study is multiple linear regression analysis techniques in the dummy variable. From the result shows that simultaneouly and partially the number of family dependent, work hour, work experience, working capital have positive and significant effect to income of female "canang" traders and religious festive income increase on holiday and tend to remain on ordinary day.


Keywords: Number of family dependents, Curious working hours, Work experience, Working capital, Religious holiday.


 


 


PENDAHULUAN


Pulau Bali adalah suatu pulau yang terletak di Indonesia yang sering disebut sebagai pulau dewata yang memiliki daya tarik tersendiri dan menjadi pulau impian untuk dikunjungi oleh para wisatawan mancanegara. Kondisi ini menjadikan pulau Bali menjadi sangat eksklusif di mata dunia. Bali menawarkan berbagai macam hal yang sangat menarik bagi para wisatawan diseluruh dunia. Banyak hal yang menarik terdapat di Bali terutama bangunan-bangunan pura, adat budayanya yang sangat kental, panorama pegunungan yang indah dengan hawa yang sejuk yang dapat memberikan kenyamanan pada wisatawan, pantai dengan ombak-ombak besar yang sangat dicari oleh peslancar mancanegara, panorama pedesaan yang masih hijau dan asri yang jarang bisa ditemui dikota-kota besar lainnya, tempat hiburan malam yang sangat khas dan menawarkan kesenangan-kesenangan bagi para pengunjungnya, serta atraksi-atraksi atau festival yang dapat memanjakan mata wisatawan dan kagum akan adanya kebudayaan di Bali (Andriani, 2014)


Mayoritas penduduk Bali adalah beragama hindu yang sangat bangga dengan kentalnya tradisi-tradisi serta ritual-ritual khas mereka ditengah kemajuan jaman terlebih pengaruh luar yang dibawa oleh para wisatawan. Kebudayaan Bali yang masih kental dengan nilai-nilai spiritualnya menyebabkan penduduknya baik penduduk yang beragama hindu maupun orang-orang yang berkunjung ke Bali akan sangat menghargai ritual-ritual yang ada di Bali. Pengajaran agama hindu kita mengenal yang namanya “Tri Hita Karana” yaitu hubungan manusia dengan tuhan, hubungan manusia dengan lingkungan, hubungan manusia dengan manusia itu sendiri. Kegiatan ritual yang dilakukan masyarakat Bali membutuhkan sarana upacara untuk menunjang kegiatan ritual tersebut (Andriani, 2014).


Kodratknya manusia memiliki dua jenis kelamin. Adanya perbedaan tersebut diharapkan keduanya dapat saling melengkapi satu sama lainnya dalam segala hal apapun (Ekesionye, 2012). Perkembangan selanjutnya terjadi diskriminasi antara dua jenis kelamin yang berbeda tersebut. (Paula, 2002) Perempuan yang sudah menikah memilih  bekerja didorong untuk memenuhi kebutuan sehari-hari dalam keluarganya. Perempuan belum menikah biasanya didorong oleh gengsi dan kemandirian yang ada di dalam individu perempuan untuk mampu memiliki penghasilan sendiri. (Anugwom, 2009) Berbeda dengan laki-laki, pada umumnya perempuan menikah memiliki peranan ganda sebagai ibu yang mengurus rumah tangga, mengasuh dan membesarkan anak. Mengingat perempuan memiliki fungsi kodrati dan non kodrati sebagai perempuan yang sudah menikah.


Perkembangannya Perempuan sekarang tidak saja melalukan kegiatan dalam lingkungan keluarga, tetapi banyak diantara bagian kehidupan dalam masyarakat membutuhkan uluran tangan perempuan. Perempuan mempunyai peranan yang dapat ditinjau dalam pembangunan yaitu perempuan sebagai sumber daya manusia dalam pembangunan, perempuan sebagai pelaku pembangunan, dan perempuan sebagai panutan dalam keluarga (Rahayu, 2014).


Cenderung masyarakat menganggap pembagian pekerjaan secara seksual merupakan suatu yang dianggap alamiah dan sudah tidak jarang laki-laki memperoleh kerja dengan penempatan kerja yang lebih bagus bandingkan dengan perempuan (Adedokun, 2011). Bagian kerja keduanya didasarkan atas konstruksi adat budaya yang berlaku di masyarakat. Anggapan yang sangat keliru adalah di mana laki - laki selalu di anggap memiliki peranan pokok yang sangat penting di dalam sektor publik dan perempuan masih dalam ranah domestic (Fadeiye, 2001). Partisipasi angkatan kerja berarti keikutsertaan dalam atau menjadi angkatan kerja. Jadi tingkat partisipasi angkatan kerja menunjuk kepada persentase jumlah penduduk usia kerja yang termasuk dalam angkatan kerja ( Alam, 2010 ).


Perkembangan zaman yang diiringi dengan pembangunan yang sangat pesat pada masa ini, Peran perempuan tidak di pandang sebelah mata lagi. Perempuan memegang peranan yang sangat penting dalam pembangunan. Ardiyan, (2012) Pembangunan yang pesat membutuhkan tenaga kerja yang cukup banyak, dan disini tidak hanya peran laki - laki saja yang diutamakan keberadaanya. Perempuan sudah diketahui secara umum tidak hanya mengurusi rumah tangga sehari-hari saja tetapi tenaga dan pikirannya juga terlihat dalam berbagai kegiatan baik yang bersifat sosial maupun komersial (sujogyo, 1983 dalam Andriani 2014). Perempuan yang sudah masuk ke dunia kerja rela meninggalkan anaknya di rumah dan perempuan sering menitipkan anaknya ke tetangga atau keluarga terdekatnya (Widiarti, 2006).


Berdasarkan hasil perhitungan geometris berdasarkan proyeksi sensus penduduk 2010 yang di bantu oleh BPS Provinsi Bali, pencerminan penduduk Kota Denpasar pada tahun 2015 memiliki jumlah penduduk 880.600 jiwa dengan jumlah penduduk laki-laki 449.700 jiwa dengan jumlah perempuan sebesar 430.900 jiwa (Profil Kesehatan Kota Denpasar 2015). Jumlah laki-laki mendominasi di Kota Denpasar. Marhaeni, (2013) mengatakan bahwa pada umur muda rata-rata tenaga kerja perempuan lebih banyak dari angkatan kerja laki-laki, dalam hal ini masih menjadi cermin masih adanya perbedaan anak laki-laki dan perempuan dalam melanjutkan pendidikannya, dengan lebih banyaknya perempuan masuk pasar kerja ini menunjukan bahwa perempuan lebih dikodratkan dalam membantu ekonomi rumah tangga sedangkan laki-laki di berikan peluang untuk bersekolah. Bali Khususnya, kerap kali terjadi diskriminasi antara laki-laki dan perempuan. Kaum perempuan kerap kali mendapatkan posisi yang kurang menguntungkan di beberapa aspek kehidupan (Guitian, 2010). Perempuan sering kali dianggap tidak memiliki andil dalam meneruskan keturunan. Sehingga orang tua kerap kali melakukan diskriminasi antara putra dan putrinya dalam hal pendidikan pada khususnya. Kondisi ini menyebabkan anak perempuan sulit untuk mendapatkan pekerjaan yang layak pada nantinya dan selalu menganggap anak laki-laki sebagai penerus keturunan dan kelangsungan hidup rumah tangga kelak (Prasetya dkk, 2010).


Berdasarkan kontribusi perempuan Bali dalam membantu perekonomian keluarga sangat dirasakan oleh keluarga pekerja, tetapi untuk bekerja dan membantu perekonomian keluarga seorang ibu rumah tangga selalu dihadapi oleh berbagai permasalahan yang menghambatnya untuk masuk ke dalam dunia kerja. Seorang perempuan harus memperhitungkan masuk atau tidaknya dalam pasar tenaga kerja. Hal ini menyebabkan upah rendah, kondisi kerja buruh serta jaminan sosial rendah bagi pekerja perempuan (Edwards dan Rothbard, 2000). Fenomena ini diakibatkan karena adanya kewajiban rumah tangga dan adat yang tidak dapat dipisahkan dari keseharian perempuan di Bali. Fenomena ini membuat seorang perempuan di Bali cenderung akan mengambil pekerjaan yang menurut mereka mudah untuk dilakukan atau selaras dengan kondisi adat dan budaya yang ada, sehingga dapat mempermudah ibu rumah tangga di Bali dalam mengambil keputusan untuk bekerja.


Mengingat semakin besarnya kebutuhan ekonomi perempuan Bali khususnya ibu rumah tangga semakin meningkat pula keikutsertaan dalam menambah penghasilan guna untuk menutupi kebutuhan hidup ekonomi keluarga. Sebagai masyarat Bali yang banyak mempunyai kegiatan adat menyama braya diantaranya itu ada ngayah di pura, ngayah kematian, mebanjaran, ngayah dalam acara pernikahan dan masih banyak kegiatan adat yang dalam ruang lingkupnya diwajibkan untuk mengeluarkan iuran suka duka yang lebih dari pengeluaran sehari-hari, oleh sebab itu peran perempuan Bali dalam membantu perekonomian sangatlah diperlukan guna untuk membantu kebutuhan keluarganya.


 


 


 


Tabel 1.1 Penduduk Perempuan berumur 15 Tahun Keatas yang Bekerja di Provinsi Bali Tahun 2016



No




Lapangan Usaha




Jumlah Penduduk Perempuan (Orang)




1




Pertanian, perkebunan, kehutanan, dan perikanan




23.469




2




Penambangan dan penggalian




0




3




Industri pengolahan




21.308




4




Air minum, gas, dan listrik




147




5




Bangunan




1.896




6




Perdagangan, hotel dan rumah makan




37.314




7




Angkatan dan komunikasi




1.371




8




Keuangan, asuransi dan usaha pesewaan bangunan




3.504




9




Pelayanan publik, sosial, dan perorangan




21.666




 




Lainnya




-




 




Jumlah




1.106.75



Sumber : BPS Provinsi Bali 2017


Berdasarkan tabel 1.1 menunjukan bahwa penduduk di Provinsi Bali memiliki mata pencaharian yang bervariasi, salah satunya adalah Perdagangan, Hotel dan Rumah makan yang memiliki angka tertinggi yaitu sebanyak 37.314 jiwa dan lapangan usaha dibidang penambangan dan penggalian memegang jumlah paling rendah yaitu 0 jiwa. Dengan demikian sebagian besar pekerjaan yang dilakukan oleh perempuan di Provinsi Bali adalah perdagang, hotel dan rumah makan.


Perempuan dalam rumah tangga miskin, bekerja bukan merupakan tawaran, tetapi strategi untuk menopang hidup bagi rumah tangga yang tidak memiliki akses tanah (Ekong, 2008). Beberapa perempuan lebih memilih bekerja di sektor infornal dengan alasan lebih bisa membagi waktu dengan baik, karena sektor informal cenderung tidak mengikat (jam kerja tidak teratur). Usaha disektor ini mampu menyiapkan pekerjaan yang banyak walaupun penghasilan yang didapatkan di sektor informal tidak terlalu besar (Agyapong,2010). Menurut Lukmanul Hakim (2011) perempuan pekerja di sektor informal lebih banyak mendominasi, khususnya di lapangan kerja perdagangan. Dalam lapangan kerja  perdagangan mampu lebih banyak memberikan kesempatan perempuan untuk berkiprah di dunia kerja. Banyak wanita yang melakoni usaha sederhana dan tidak memilih dalam menjalankan usaha bahkan dengan modal sedikit yang dimana merupakan salah satu ciri-ciri sektor informal (Hyman, 2012).


Tabel 1.2 Penduduk Perempuan Berumur 15 Tahun Keatas yang Bekerja di Kota Denpasar Tahun 2015



No




Lapangan Usaha




Jumlah Penduduk Perempuan (orang)




1




Pertanian, Perkebunan, Kehutanan dan Perikanan




1.838




2




Penambangan, Penggalian




0




3




Industri pengolahan




22.665




4




Listrik, Gas, dan air minum




0




5




Bangunan




2.464




6




Perdagangan, hotel dan rumah makan




93.892




7




Angkutan, pergudangan, dan komunikasi




4.217




8




Keuangan, asuransi dan usaha pesewaan bangunan, tanah dan jasa




13.965




9




Pelayanan publik, sosial, dan perorangan




50.496




10




Lainnya




-




 




Jumlah




189.537



Sumber :BPS Kota Denpasar 2015


Data Tabel 1.2 Perempuan berumur 15 tahun ke atas yang bekerja di Kota Denpasar dilihat berdasarkan lapangan usaha tahun 2015 Dapat dilihat bahwa perempuan yang bekerja di Kota Denpasar memiliki jumlah tertinggi di sektor Perdagangan, hotel dan rumah makan yaitu berjumlah 93.892 jiwa dan yang paling terendah yaitu pada lapangan pekerjaan penambangan, penggalian dan listrik, gas, air. Dari tabel 1.2 sudah jelas bahwa perempuan di Kota Denpasar lebih banyak bekerja di sektor Perdagangan, hotel, rumah makan.


Sihotang (2011), Pada umumnya alasan perempuan bekerja adalah untuk membantu kondisi keuangan rumah tangganya yang rendah, keadaan ekonomi yang semakin tidak menentu, pendapatan rumah tangga cenderung tidak meningkat, malahan kebutuhan pokok yang meningkat akan berakibat pada terganggunya stabilitas perekonomian rumah tangga. Mustika,(2013) Pendapatan atau upah bagi para pekerja memiliki dua sisi manfaat yaitu sebagai imbalan atau balas jasa terhadap output produksi yang dihasilkan dan sebagai perangsang bagi peningkatan produktivitas. Penelitian Keyfitz (1989), menyatakan di Indonesia tenaga kerja usia muda atau penduduk yang baru masuk pasar kerja sering mendapat pekerjaan yang tidak sesaui dengan latar belakang pendidikan yang telah dienyam. Perempuan mempunyai peluang yang sama dalam berbagai bidang pendidikan sehingga sangat banyak perempuan yang mempunyai pendidikan yang baik (Soetjipto, 2007). Perempuan yang masih muda sudah bekerja nampaknya akan terus bekerja walaupun sudah berkeluarga. Beliau sebagai ibu rumah tangga yang bersikeras bekerja dengan berbagai alasan seperti perlunya membantu perekonomian keluarga yang rendah (Akerele, 2011). (Mia, 2012) Alasan perempuan Bali memilih bekerja di sektor informal adalah jam kerjanya cenderung tidak terikat dan tidak tersedianya lapangan pekerjaan yang sesuai dengan tingkat pendidikan perempuan. Todaro (2004:373), menyatakan banyak perempuan pekerja yang menjalankan usaha secara kecil-kecilan, yang disebut unit usaha mikro, yang memerlukan sedikit sekali modal (Martini dewi : 2012).


Masing-masing keluarga memiliki jumlah tanggungan keluarga yang bervariasi. Asumsinya semakin banyak jumlah tanggungan keluarga maka kebutuhan dalam keluarga tersebut semakin banyak. Oleh karena itu, keterlibatan perempuan dalam bekerja akan semakin tinggi agar pendapatan yang diperoleh semakin banyak untuk memenuhi kebutuhan (Kusumastuti, 2012). Jumlah produksi yang dihasilkan dipengaruhi oleh semakin besarnya modal yang digunakan dalam proses produksi (Ningsih, 2015). Dalam ini memiliki arti bahwa modal kerja berpengaruh positif terhadap penghasilan pedagang perempuan (Oguonu, 2010). Mengingat peranan perempuan tidak bisa dipisahkan dengan peran dan kedudukan mereka mengurus anak, memasak, mebanten dan lainnya. Perempuan juga bisa menghasilkan suatu hal yang bermilai ekonomis yang gunanya untuk menunjang kebutuhan rumah tangga melalu penjulan canang di Bali khususnya di Kota Denpasar.


Dari latar belakang masalah yang telah dipaparkan, maka dapat pokok permasalahan sebagai berikut:1) Apakah jumlah tanggungan keluarga,curahan jan kerja, pengalaman kerja, modal kerja dan, hari raya keagamaan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap pendapatan pdagang canang perempuan dipasar tradisional Kecamatan Denbar? 2) Apakah jumlah tanggungan keluarga, curahan jam kerja, pegalaman kerja, modal kerja, dan hari raya keagamaan secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan pedagang canang perempuan dipasar trdisional Kecamatan Denbar?


Adapun tbeberapa tujuan dari penelitian ini, yaitu. 1) Untuk menganalisis apakah jumlah tanggungan keluarga, curahan jam kerja, pengalaman kerja, modal kerja, dan hari raya keagamaan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap pendapatan pedagang canang perempuan dipasar tradisional Kecamatan Denbar? 2) Untuk menganalisis apakah jumlah tanggungan keluarga, curahan jam kerja, pengalaman kerja, modal kerja, dan hari raya keagamaan secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan pedagang canang perempuan dipasar tradisional Kecamatan Denbar?


Penelitian ini secara teori diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu dan wawasan lebih luas khususnya di bidang SDM, pada pekerja perempuan dan peningkatan pendapatan keluarga. Secara praktis untuk mendapatkan gambaran yang lebih komperensif tentang cara mengatur waktu dalam kegiatan rumah tangga dengan bekerja, pekerja perempuan sebagai penjual canang di pasar tradisional Kecamatan Denbar dan memberikan pandangan kepada masyarakat asli Bali pada umumnya bahwa tidak ada perbedaan atau diskriminasi terhadap putra putri mereka dalam hal pendidikan dan keberlangsungan keturunan nantinya.


METODE PENELITIAN


Desain Penelitian ini memakai analisis asosiatif adalah untuk mencari pengaruh antara variabel dalam populasi yang akan analisis melalaui hubungan antara variabel dalam sampel yang di dapatkan dari populasi tersebut. Alasan menggunakan analisis asosiatif adalah untuk melihat bagaimana pengaruh antara dua variabel atau lebih. Penelitian ini berlokasi di Kecamatan Denbar. Alasan memilih penelitian di Denbar meningkatnya aktivitas masyarakat Denbar dalam kesibukan perempuan sehari – hari dalam bekerja di perkantoran mengakibatkan perempuan tidak mempunai waktu untuk membuat canang. Dengan itu perempuan di Kota Denpasar cenderung membeli canang yang sudah jadi. Mengingat jauh lebih praktis dan hemat waktu.


Variabel bebas dalam penelitian ini adalah jumlah tanggungan keluarga (X1), curahan jam kerja(X2), pengalaman kerja(X3), modal kerja(X4), dan hari raya keagamaan (Di) dengan variabel terikat yaitu pendapatan perempuan pedagang canang (Y). Populasi di penelitian ini adalah pedagang canang di pasar tradisional Kecamatan Denbar yaitu sebanyak 112 orang. Metode pengambilan jumlah sampel di lakukan dengan derajat kesamaan a= 10% menggunakan rumus Slovin sebagai berikut :


n=


n=


n=


n= 52,83


dibulatkan = 53


keterangan :


                        n          = ukuran sampel


                        N         = ukuran populasi


                        e          = nilai kritis


Berdasarkan perhitungan rumus Slovin, maka pengambilan sampel akan menggunakan Proportionate Stratified Random yaitu membagi populasi ini dari masing-masing pasar yang menjual canang. Tabel 3.1. Berdasarkan jumlah sampel penelitian ini memakai kreteria sampel dengan memilih umur pedagang canang yang masih produktif misalnya dari umur 40-49 tahun.


Tabel 3.1 Jumlah Pedagang Canang di Pasar Tradisional Kecamatan Denpasar Barat



No




Nama Pasar




Populasi (orang)




perhitungan




Sampel (orang)




1




Pasar Badung




36




(36 : 112 ) x 53




17




2




Pasar Sanglah




18




(18 : 112 ) x 53




8




3




Pasar Padang Sambian




31




(31 : 112 ) x 53




15




4




Pasar Abian Timbul




5




(5 : 112 ) x 53




2




5




Pasar Anyar Sari




12




(12 : 112 ) x 53




6




6




Pasar Tegal Harum




4




(4 : 112 ) x 53




2




7




Pasar Kumbasari




6




(6 : 112 ) x 53




3




 




 




112




jumlah




53



Sumber : Data diolah 2018


TEKNIK ANALISIS DATA


Teknik analisis regresi linier berganda adalah teknik analisis yang digunakan untuk mengetahui pengaruh jumlah tanggungan keluarga,curahan jam kerja, pengalaman kerja modal kerja, hari raya keagamaan terhadap pendapatan perempuan pedagang canang di pasar tradisional Kecamatan Denbar. Untuk variabel independen lebih dari satu variabel digunakan teknik analisis regresi linier berganda menurut Menurut Gujarati (2006:91), persamaan regresi linier berganda dapat dinyatakan sebagai berikut:


 


 


 


Y = + 1X1 + 2X2 + 3X3 + 4X4 + 5Di +


Keterangan:


Y                           =          Pendapatan perempuan pedagang canang


X1                          =          Jumlah tanggungan keluarga


X2                          =          Curahan jam kerja


X3                          =          Pengalaman kerja


X4                                  =          Modal kerja


Di                                   =          Hari Raya Keagamaan (1), hari biasa (0)


                            =          Perkiraan kesalahan atau gangguan


                          =          Faktor intersep


1, 2, 3, 4, 5   =           Koefisien regresi dari masing-masing X.


HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Gambaran Umum Wilayah Denpasar Barat


Luas wilayah Kecamatan Denpasar Barat sebesar 24.06 Ha atau 18,83 % dari luas Kota Denpasar. Bila dilihat dari penggunaan tanahnya, dari luas wilayah yang ada sekitar 245 Ha merupakan lahan sawah, 1871 Ha merupakan lahan pertanian bukan sawah dan sisanya seluas 290 Ha merupakan lahan bukan pertanian seperti jalan, pemukiman, perkantoran, sungai dan lain-lain. Garis geografis Kecamatan Denpasar Barat berada antara 08 36’ 24” – 08 41” 59” lintang selatan dan 115 10’ 23”-115 14’ 14” bujur timur. Kecamatan Denpasar barat terdiri dari 3 kelurahan dan 8 desa yaitu, Kelurahan Padangsambian, Kelurahan Pemecutan, Kelurahan Dauh Puri, Desa Pemecutan Kelod, Desa Padangsambian Kaja, Desa Padangsambian Kelod, Desa Dauh Puri Kangin, Dauh Puri Kelod, Desa Dauh Puri Kauh, Desa Tegal Kerta dan Desa Tegal Harum. Kecamatan Denpasar Barat juga terbagi atas 81 banjar adat yang tersebar pada masing – masing desa ataupun kelurahan, serta terdiri dari 112 dusun/lingkungan.


Tabel 4.1 Jumlah dusun/lingkungan di Kecamatan Denbar



No




Desa/Kelurahan




Luas (Ha)




Jumlah Dusun/Lingkungan




Jumlah Banjar adat




1




Kelurahan Padangsambian




374




14




9




2




Kelurahan Pemecutan




186




15




16




3




Kelurahan Dauh Puri




60




8




3




4




Desa Padangsambian Kelod




412




12




1




5




Desa Padangsambian Kaja




409




9




5




6




Desa Pemecutan Kelod




412




12




16




7




Desa Dauh Puri Kauh




190




7




7




8




Desa Dauh Puri Kelod




188




11




6




9




Desa Dauh Puri Kangin




59




5




5




10




Desa Tegal Harum




50




8




5




11




Desa Tegal Kertha




35




8




8




 




JUMLAH




2,413




112




81



Sumber : Kecamatan Denpasar Barat dalam Angka 2017


Karakteristik Responden


Responden dalam penelitian ini adalah perempuan pedagang canang yang bekerja di pasar tradisional Kecamatan Denpasar barat yang dimana terdapat 7 pasar tradisional dengan sampel yang digunakan sebanyak 53 sampel yang dikumpulkan berdasarkan hasil observasi, wawancara dan kuisioner. Berikutnya dijelaskan secara detail mengenai karakteristik responden menurut umur, jumlah anggota keluarga, dan tingkat pendidikan responden.


  • Umur Rsponden

Umur merupakan usia pedagang canang perempuan di pasar tradisional Kecamatan Denbar. Data yang didapat menunjukkan sebagian besar Perempuan pedagang berada diantara umur 40-49 tahun yaitu sebanyak 25 orang responden atau  sebesar 47,17 persen. Usia tersebut merupakan usia yang produktif untuk menunjang ekonomi keluarga yang rendah dan pada umur segitu sebagian besar responden bekerja dalam sehari lebih lama mengingat jam kerjanya tidak terikat karena dengan umur segitu anak responden sudah beranjak dewasa. Hasil survey lapangan dapat dilihat pada tabel 4.2.


Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Pedagang Canang di Pasar Tradisional Kecamatan Denbar



Umur




Jumlah Responden


(Orang)




Persentase


(%)




20-29




1




1,89




30-39




9




16,98




40-49




25




47,17




50-59




14




26,42




60-69




3




5,66




? 70




1




1,89




Jumlah




53




100



Sumber: Data Penelitian, 2018


  • Jumlah Anggota Keluarga

Jumlah anggota keluarga adalah jumlah semua anggota keluarga yang ditanggung oleh kepala keluarga. Dari hasil penelitian dilapangan menunjukan jumlah anggota keluarga responden sangat bervariasi, dari yang mempunyai jumlah anggota keluarga 4 orang dalam satu KK sampai 8 orang dalam satu KK yang terdiri dari kepala keluarga Ayah/Ibu serta ditambah anak-anaknya dan mertua atau orang tua dari kepala keluarga. Jumlah anggota keluarga dalam penelitian ini adalah jumlah anggota keluarga responden dalam satu KK. Hasil dilapangan menunjukan bahwa sebagian besar jumlah anggota keluarga dalam satu KK adalah 5 orang dengan jumlah responden 22 orang atau  sebesar 41,51 persen. Hasil survey lapangan dapat dilihat pada tabel 4.3


Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga Pedagang Canang di Pasar Tradisional Kecamatan Denbar



Jumlah Anggota Keluarga


(Orang)




Jumlah Responden


(Orang)




Persemtase


(%)




1




0




0




2




0




0




3




5




9,43




4




20




37,74




5




22




41,51




6




4




7,55




7




0




0




8




2




3,77




Jumlah




53




100



Sumber: Data Penelitian, 2018


 


  • Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan menunjukan jenjang sekolah responden yang didapatkan dengan menanyakan pendidikan yang telah ditamatkan terakhir  perempuan pedagang canang tersebut. Jumlah responden pada jenjang pendidikan SD mendominasi daripada jenjang pendidikan lainnya yaitu sebesar 22 orang responden, sedangkan jumlah responden yang paling rendah atau sedikit yaitu tingkat pendidikan SMA yaitu jumlah 14 orang responden.


Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Pedagang Canang di Pasar Tradisional Kecamatan Denbar



Tingkat Pendidikan




Jumlah Responden


(Orang)




Persentase


(%)




SD




22




41,51




SMP




17




32,08




SMA




14




26,42




Jumlah




53




100



Sumber: Data Penelitian, 2018


  • Deskripsi Data Hasil Penelitian berdasarkan pendapatan responden pedagang canang

Pendapatan perempuan pedagang canang yang bekerja di pasar tradisional Keacamatan Denpasar Barat memiliki pengaruh yang sangat besar dalam membantu meningkatkan perekonomian keluarga. Hal ini didasari oleh keinginan perempuan untuk ikut membantu meningkatkan pendapatan keluarganya. Adapun hasil survey terhadap pendapatan responden dapat dilihat pada table berikut ini.


Tabel 4.5 Pendapatan Responden Pedagang Canang di Pasar Tradisional Kecamatan Denbar



Pendapatan Responden


Rp/Bulan




Jumlah Responden (Orang)


 




Persentase (%)




1.000.000-1.999.999




1




1.89




2.000.000-2.999.999




10




18,87




3.000.000-3.999.999




30




56,60




4.000.000-4.999.999




6




11,32




? 5.000.000




6




11,32




Jumlah




53




100



Sumber: Data Penelitian, 2018


4.2.5 Deskripsi Data Hasil Penelitian Berdasarkan Jumlah Tanggungan Keluarga Responden Pedagang Canang


Jumlah tanggungan keluarga adalah banyaknya individu yang di tanggung oleh respoden. Berdasarkan hasil penelitian terhadap responden perempuan pedagang canang yang bekerja di pasar tradisional Kecamatan Denpasar Barat mayoritas memiliki jumlah tanggungan sebanyak 1-3 orang dalam 1 keluarga  dengan total responden 38 orang atau sebesar 71,30 persen. Data mengenai jumlah tanggungan keluarga responden perempuan pedagang canang yang bekerja di pasar tradisional Kecamatan Denpasar Barat dapat dilihat pada Tabel 4.6


Tabel 4.6 Jumlah Tanggungan Keluarga Responden Pedagang Canang di Pasar Tradisional Kecamatan Denbar


 



Jumlah Tanggungan Responden


(Orang)




Jumlah Responden


(Orang)




Persentase


(%)




1-3




38




71,30




? 3




15




28,30




Jumlah




53




100



Sumber: Data Penelitian, 2018


4.2.6 Deskripsi Data Hasil Penelitian Berdasarkan Curahan Jam Kerja Responden Pedagang Canang


Jumlah curahan jam kerja mempengaruhi pendapatan yang mereka dapatkan. Lebih banyak waktu yang dicurahkan pedagang canang perempuan dalam melaksanakan usaha bedagang, dengan itu akan semakin besar pula peluang perempuan untuk memperoleh penghasilan yang lebih tinggi dalam berdagang. Hasil data dilapangkan menunjukan bahwa curahan jam kerja perempuan paling lama 6-10 jam per hari dengan jumlah responden sebanyak 47 orang atau 88,68 persen. Data mengenai curahan jam kerja responden perempuan pedagang canang yang bekerja di pasar tradisional Kecamatan Denbar dapat di lihat pada Tabel 4.7


Tabel 4.7 Jumlah Responden Berdasarkan Curahan Jam Kerja Pedagang Canang di Pasar Tradisional Kecamatan Denbar


 



Curahan waktu


(Jam)




Jumlah Responden


(Orang)




Persentase


(%)




1 – 5




2




3,77




6-10




47




88,68




11-15




4




7,55




Jumlah




53




100



Sumber: Data Penelitian, 2018


  • Deskripsi Data Hasil Penelitian Pengalaman Kerja Responden Pedagang Canang

Pengalaman kerja adalah pengetahuan atau keahlian yang telah diketahui seseorang yang akibat dari perbuatan atau pekerjaan yang telah dilakukan selama beberapa waktu tertentu. Semakin lama seseorang bekerja maka semakin banyak pengalaman yang dimiliki, sehingga akan membuka peluang yang lebih besar dalam mendapatkan peluang yang lebih tinggi. Berdasarkan hasil penelitian pengalaman kerja responden dapat dilihat pada tabel 4.8 yang menunjukan bahwa pengalaman kerja perempuan pedagang canang tinggi yaitu 11-20 tahun dengan jumlah responden sebanyak 25 orang atau 47,17 persen.


Tabel 4.8 Jumlah Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja Responden Pedagang Canang di Pasar Tradisional Kecamatan Denbar



Pengalaman Kerja Responden


(Tahun)




Jumlah Responden


(orang)




Persentase


(%)




1-10




18




33,96




11-20




25




47,17




21-30




9




16,98




? 30




1




1,89




Jumlah




53




100



Sumber: Data Penelitian, 2018


 


  • Deskripsi Data Hasil Penelitian Berdasarkan Modal Kerja Responden Pedagang Canang

 


Modal kerja berpengaruh terhadap pendapatan pedagang dimana modal yang besar akan mempermudah untuk memperoleh faktor produksi yang diperlukan sehingga akan mempermudah pedagang dalam menyiapkan barang dagangannya. Sebaliknya, bila modal yang dimiliki kecil maka susah dalam penyediaan faktor-faktor produksi. Deskripsi data hasil penelitian berdasarkan modal kerja dapat di lihat pada tabel berikut yang menunjukan bahwa jumlah modal paling banyak perempuan pedagang canang yaitu sebesar 100.000-500.000 dengan jumlah responden 43 orang atau 81,13%.


Tabel 4.9 Jumlah Responden Berdasarkan Modal Kerja Pedagang Canang di Pasar Tradisional Kecamatan Denbar


 



Jumlah Modal Responden


(Juta Rupiah)




Jumlah Responden


(orang)




Persentase


(%)




100.000 – 500.000




43




81,13




600.000 – 1.000.000




10




18,87




Jumlah




53




100



Sumber: Data Penelitian, 2018


  • Deskripsi Data Hasil Penelitian Berdasarkan Perbedaan Pendapatan di Hari Raya Keagamaan

Hari raya keagamaan di pandang sangat penting adalah mengenai pendapatan pedagang canang pada saat hari rahinan. Rahinan umat Hindu yang secara rutin dilaksanakan pada setiap bulannya yaitu : Purnama, Tilem, Anggara Kasih, Budha Kliwon, Budha Cemeng, Kajeng Kliwon, dan Tumpek. Seluruh rangkaian upacara tersebut selalu menggunakan canang, dengan itu waktu yang diperlukan oleh pedagang canang pada saat hari rahinan lebih lama dibandingkan hari biasa dan modal yang dikeluarkan oleh pedagang canang juga lebih banyak dikeluarkan pada saat rahinan dibandingkan hari biasa. Berdasarkan pernyataan tersebut dalam bentuk dummy 1 dinyatakan pendapatan meningkat di hari raya sebesar 41,51 persen dan 0 pendapatam cenderung tetap dihari biasa sebesar 58,49 persen.



No.




Pendapatan




Jumlah (Orang)




Persentase (%)




1




Hari raya




22




41,51




2




Hari biasa




31




58,49




Total




53




100



Tabel 4.10 Perbedaan Pendapatan Perempuan Pedagang Canang


Sumber: Data hasil penelitian, 2018


  • Hasil Analisis Regeresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda adalah analisis yang dipergunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel jumlah tanggungan keluarga(X1), curahan jam kerja(X2), pengalaman kerja(X3), modal kerja(X4) dan hari raya keagamaan (Di) terhadap Pendapatan Pedagang Canang Perempuan (Y). Hasil tersebut kemudian menjadi dasar untuk menguraikan variabel bebas terhadap variabel terikat dalam penelitian ini. Hasil penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan perempuan Bali pada sektor informal dapat dijelaskan sebagai berikut.


 


 


Tabel 4.11 Hasil Uji Pengaruh Jumlah Tanggungan Keluarga, Curahan Jam Kerja, Pengalaman Kerja, Modal Kerja, dan Hari Raya Keagamaan Terhadap Pendapatan Pedagang Canang Perempuan


Coefficients



 




Unstandardized Coefficients




Standardized Coefficients




T




Sig.




B




Std. Error




Beta




1




(Constant)




-,703




,609




 




-1,155




,254




X1




,263




,113




,228




2,319




,025




X2




,178




,079




,233




2,248




,029




X3




,037




,017




,219




2,231




,031




X4




2,717




,930




,323




2,921




,005




Di




,579




,271




,214




2,137




,038



a.Dependent Variable: Y


Sumber: Lampiran 3


Hasil uji F berdasarkan hasil SPSS didapatkan hasil bahwa seluruh variabel bebas secara simultan berpengaruh signifikan terhadap pendapatan perempuan pedagang canang. Dapat dinyatakan dengan nilai signifikansi dari Fhitung sebesar 0,000 yang lebih kecil dari ? = 5 persen.  Hal ini berarti bahwa tinggi rendahnya pendapatan perempuan pedagang canang dipengaruhi oleh jumlah tanggungan keluarga, curahan jam kerja, pengalaman kerja, modal kerja dan hari raya keagamaan.


Hasil uji t didapatkan bahwa pendapatan perempuan pedang canang (Y) dipasar tradisionalKecamatan Denbar dipengaruhi oleh jumlah tanggungan keluarga yang secara parsial memiliki pengaruh yang postif signifikan. Dalam hasil tersebut dapat dinyatakan dengan nilai signifikansi dari thitung sebesar 0,025 yang lebih kecil dari ? = 5 persen. Koefisien dari variabel jumlah tanggungan keluarga (X1) sebesar 0,263 yang memiliki arti bahwa jika diasumsikan terdapat kenaikan jumlah tanggungan keluarga sebanyak 1 orang maka akan meningkatkan pendapatan perempuan pedagang canang sebanyak Rp. 0,263 dengan asumsi variabel lainnya konstan.


Berdasarkan hasil SPSS didapatkan hasil bahwa curahan jam kerja (X2) secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan perempuan pedagang canang (Y) di pasar tradisional Kecamatan Denbar. Dalam hasil tersebut dapat dinyatakan dengan besarnya nilai signifikansi dari thitung sebesar 0,029 yang lebih kecil dari ? = 5 persen. Koefisien dari variabel curahan jam kerja (X2)  sebesar 0,178 yang berarti bahwa jika diasumsikan terdapat kenaikan curahan jam kerja selama 1 jam maka akan meningkatkan pendapatan perempuan pedagang canang sebesar Rp. 0.178 dengan asumsi variabel lainnya konstan


Berdasarkan hasil SPSS didapatkan hasil bahwa pengalaman kerja (X3) secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan perempuan pedagang canang (Y) di pasar tradisional Kecamatan Denbar. Dalam hasil tersebut dapat dinyatakan dengan besarnya nilai signifikansi dari thitung sebesar 0,031 yang lebih kecil dari ? = 5 persen. Koefisien dari variabel pengalaman kerja (X3)sebesar 0,037 yang mempunyai arti bahwa jika diasumsikan terdapat kenaikan pengalaman kerja selama 1 tahun maka akan bertambahnya pendapatan perempuan pedagang canang sebesar Rp. 0,037 dengan asumsi variabel lainnya konstan.


Berdasarkan hasil SPSS didapatkan hasil bahwa modal kerja (X4) secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan perempuan pedagang canang (Y) di pasar tradisional Kecamatan Denbar. Dalam hasil tersebut dapat dinyatakan dengan besarnya nilai signifikansi dari thitung sebesar 0,005 yang lebih kecil dari ? = 5 persen. Koefisien dari variabel modal kerja (X4) sebesar 2,717 yang artinya jika diasumsikan terdapat kenaikan modal kerja sebanyak 1.000.000 maka akan bertambahnya pendapatan perempuan pedagang canang sebesar Rp. 2,717 dengan asumsi variabel lainnya konstan.


Berdasarkan hasil SPSS diperoleh hasil bahwa hari raya keagamaan (Di) secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan perempuan pedagang canang (Y) di pasar tradisional Kecamatan Denbar. Dapat dilihat pada nilai signifikansi dari thitung sebesar 0,038 yang lebih kecil dari ? = 5 persen. Koefisien dari variabel hari raya keagamaan (Di) adalah sebesar 0,579 yang berarti bahwa pendapatan perempuan pedagang canang pada saat hari raya terjadi peningkatan sebesar Rp 0,579 juta rupiah dibandingkan hari biasa.


Hasil Uji Asumsi Klasik


Tabel 4.12 Hasil Uji Normalitas dengan Metode One-Sample Kolmogorov-Sminov Test



One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test




 




Unstandardized Residual




N




53




Normal Parametersa,b




Mean




,0000000




Std. Deviation




,23271093




Most Extreme Differences




Absolute




,082




Positive




,076




Negative




-,082




Test Statistic




,082




Asymp. Sig. (2-tailed)




,200d




a. Test distribution is Normal.




b. Calculated from data.




d. This is a lower bound of the true significance.



Sumber: Lampiran 4


Berdasarkan Tabel 4.12, tingginya hasil Kolmogorov-Smirnov adalah 0,082, dengan tingkat signfikansi pada Asymp,Sig (2-tailed) yaitu 0,020. Hasil tersebut lebih besar dari ? = 5%, dalam hal ini dinyatakan bahwa data sudah terdistribusi normal dan layak dipergunakan untuk nganalisis lebih lanjut.


Tabel 4.13 Hasil Uji Multikolenearitas



Coefficientsa




Model




Collinearity Statistics




Tolerance




VIF




1




X1




,864




1,157




X2




,783




1,277




X3




,867




1,154




X4




,687




1,456




Di




,833




1,200




a. Dependent Variable: Y



Sumber:Lampiran 4


Tujuan digunakannya uji ini adalah untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Jika terdapat atau terjadi korelasi, maka pada model regresi tersebut terdapat problem multikolinieritas. Uji multikolinieritas didalam regresi dapat dilihat dari nilai tolerance dan nilai Variance Inflating Factor (VIF). Model regresi dikatakan bebas multikolinieritas apabila model tersebut mempunyai nilai VIF kurang dari 10 dan nilai tolerance lebih dari 10 persen. Hasil uji multikolinieritas terhadap model regresi yang digunakan disajikan pada Tabel 4.13 dapat diketahui bahwa semua variabel dalam model yang digunakan memiliki nilai Tolerance lebih besar dari 10 persen (0,01) dan seluruh nilai VIF pada model regresi tersebut memiliki nilai kurang dari 10, hal tersebut menunjukkan bahwa pada model regresi yang dibuat tidak terdapat gejala multikolinieritas sehingga model tersebut dapat digunakan untuk analisis lebih lanjut


 


Tabel 4.14 Hasil Uji Heteroskedastisitas



 


Coefficientsa




Model




Unstandardized Coefficients




Standardized Coefficients




t




Sig.




B




Std. Error




Beta




1




(Constant)




,152




,235




 




,648




,520




X1




,022




,044




,075




,496




,623




X2




,001




,031




,006




,038




,970




X3




-,003




,006




-,068




-,451




,654




X4




,259




,359




,123




,722




,474




Di




,110




,105




,163




1,054




,297




a.Dependent Variable: Absolut Residual


Sumber:Lampiran 4



 


Tabel 4.14 menyatakan bahwa tingkat signifikan seluruh variabel bebas pada model yang dipergunakan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap absolut residual dikarenakan tingkat signifikansi semua variabel bebas bernilai diatas 5%, dengan itu kesimpulannya model yang digunakan tidak terjadi gejala heteroskedastisitas.


SIMPULAN DAN SARAN


Simpulan


  • Secara simultan, variabel jumlah tanggungan keluarga(X1), curahan jam kerja (X2) pengalaman kerja(X3), modal kerja(X4), dan hari raya keagamaan(Di) berpengaruh signifikan terhadap pendapatan pedagang canang perempuan (Y)

  • Variabel jumlah tanggungan keluarga(X1), variabel curahan jam kerja(X2), variabel pengalaman kerja(X3),variabel modal kerja(X4) terhadap pendapatan pedagang canang perempuan (Y) memiliki pengaruh yang positif dan signifikan secara parsial dan variabel hari raya keagamaan (Di) pendapatan perempuan pedagang canang terjadi peningkatan di hari raya dibandingkan hari biasa

  • Perempuan pedagang canang yang berumur produktif 40-49 tahun khususnya yang mempunyai jumlah tanggungan dalam keluarga yang cukup tinggi supaya waktu untuk bedagang lebih lama dari biasanya. Mengingat semakin lama waktu berdagang maka pendapatan juga semakin meningkat.

  • Diharapkan pemerintah daerah agar lebih memberikan penyuluhan atau pelatihan mengenai perdagangan kepada para pedagang yang mempunyai pengalaman kerja yang kurang baik dalam hal manajemen maupun akuntansi

  • Kelengkapan sarana dalam canang perlu diperhatikan kembali, karena Masih banyak ditemui sarana dalam canang kurang lengkap

  • Penambahan modal kerja dapat dilakukan untuk meningkatkan pendapatan pedagang melalui pinjaman dari koprasi, LPD maupun Bank. Penambahan modal kerja in

Downloads

Download data is not yet available.
Published
2018-10-02
How to Cite
WIRANATA, Made; DEWI, Ni Putu Martini. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PEREMPUAN BALI PADA SEKTOR INFORMAL. E-Jurnal Ekonomi Pembangunan Universitas Udayana, [S.l.], p. 2278-2308, oct. 2018. ISSN 2303-0178. Available at: <https://ojs.unud.ac.id/index.php/eep/article/view/40442>. Date accessed: 22 nov. 2024.

Most read articles by the same author(s)