PENGARUH ELEVASI KAKI TERHADAP KESTABILAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN DENGAN SPINAL ANESTESI
Abstract
Ketidakstabilan tekanan darah berupa hipotensi akibat spinal anestesi merupakan masalah yang serius, bila penangannya kurang baik bisa menyebabkan suatu komplikasi hipotensi berat sampai kematian. Teknik untuk menjaga kestabilan tekanan darah pada spinal anestesi salah satunya adalah melakukan elevasi kaki. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah pengaruh elevasi kaki terhadap kestabilan tekanan darah pada pasien dengan spinal anestesi. Desain penelitian yang digunakan adalah pre-experimental dengan static group comparison. Penelitian dilakukan dengan consecutive sampling, jumlah sampel yang diambil sebanyak 30 orang yaitu 15 orang untuk kelompok kontrol dan 15 orang untuk kelompok perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan selisih tekanan darah sebelum dan lima menit setelah spinal anestesi pada kelompok perlakuan didapatkan rata –rata TDS 9,6 mmHg dengan standar deviasi 12,3; rata-rata selisih TDD 4,9 mmHg dengan standar deviasi 7,0; rata selisih MAP 5,8 mmHg dengan standar deviasi 8,4. Pada kelompok kontrol didapatkan hasil rata-rata selisih TDS 23,3 mmHg dengan standar deviasi 8,6; rata-rata selisih TDD 16,7 mmHg dengan standar deviasi 8,0; rata selisih MAP 19,6 mmHg dengan standar deviasi 7,7. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan nilai p sebesar 0,001 untuk TDS, untuk TDD 0,000 dan untuk MAP 0,000 sehingga ada pengaruh elevasi kaki terhadap kestabilan tekanan darah pada pasien dengan spinal anestesi di kamar operasi IBS RSUP Sanglah Denpasar. Berdasarkan penelitian ini maka tindakan elevasi kaki bermanfaat untuk menjaga kestabilan tekanan darah pada pasien spinal anestesi dan diharapkan dapat diaplikasi dalam area keperawatan perioperatif.
Kata kunci: elevasi kaki, kestabilan tekanan darah, spinal anestesi
ABSTRACT
The unstable of blood pressure as hypotension that caused by spinal anesthetic was the serious problem, if the patients had no good treatment, they probably going to have worst hypotension complication even death. Foot elevation is one of many techniques to stabilize blood pressure on spinal anesthetic patients. The aim of this study is to explore the effect of foot elevation to the blood pressure of the patients with spinal anesthetic. The study design was pre-experimental with static group comparison. 30 samples was chosen by consecutive sampling, 15 samples as control group and 15 samples as experiment group. Result of this study showed the difference of blood pressure before and five minute after spinal anesthetic. In experiment group, Systolic Blood Pressure (SBP) mean difference is 9,6 mmHg with standard deviation 12,3; Diastolic Blood Pressure (DBP) mean difference is 4,9 mmHg with standard deviation 7.0 and Mean Arterial Pressure (MAP) mean difference is 5,8 mmHg with standard deviation 8,4. The statistical result show that the p value was 0,001 for SBP, 0,000 for DBP and 0,000 for MAP. The conclusion shows that there was the significant effect of foot elevation to the blood pressure for spinal anesthetic patients at operating theater Sanglah hospital . The study shows that foot elevation is use full for maintaining the blood pressure on spinal anesthetic patients, and it can be implemented at perioperative nursing care.
Keywords : foot elevation, blood pressure, spinal anesthetic
Downloads
References
Barash,P.G. Cullen,B.F. Stoelting,K.R. Clinical Anesthesia. 2006. Philadelpia. USA: Lippicott Williams & Wilkins
Benzon,H.T. 2005. Essentials of Pain Medicine and Regional Anesthesia. 2th Edition. Elsivier:USA.
Buku Register Kamar Operasi IBS RSUP Sanglah Denpasar. 2013. Data Jumlah Operasi Dengan Spinal Anestesi di IBS RSUP Sanglah Denpasar.
Corwin,J. E. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Terjemahan. Jakarta: EGC.
Dahlan,M.S. 2011. Statisitik untuk Kedokteran dan Kesehatan. Edisi 5. Jakarta: Salemba Medika.
Darovich, O. 2008. Haemodimanyc Monitoring : Invasive and Noninvasive Clinical Aplication. WB Saunders Company.
Fee,J.P.H. 2004. Physiology for Anaesthesiologists. London:Taylor & Francis Group.
Ganong,W.F. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 22. Jakarta:EGC.
Gruendemann B. J & Fernsebner,B. 2005. Buku Ajar Keperawatan Perioeratif. Jakarta: EGC
Guyton & Hall. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Jakarta: EGC.
Hamlin,R. Richardson,M. Davies,M. 2009. Perioperative Nursing and Introductory Text. Victoria : Elsivier
Handayani,W. & Chaireni,R.2013. Pengaruh Pemberian Posisi Miring Kiri Terhadap Peningkatan Tekanan Darah Setelah Anestesi Spinal Pada Pasien Sectio Caesaria. Available at www.poltekkesjakarta1.ac.id. Diunduh tanggal 15 Oktober 2014.
Hidayat,A dan Aziz,A. 2007. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta: EGC
HIPKABI, 2012. Buku Pelatihan Dasar-Dasar Keterampilan Bagi Perawat Kamar Bedah. Jakarta:HIPKABI Press.
Keat,K. Bate,S.T, Lanham,S. 2012. Anaesthesia on the Move. Holder Education a division of hachette UK:London.
Latief,S.A., dkk. 2007. Petunjuk Praktis Anestesiologi. Jakarta : Penerbit bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Liguori,G.A. 2007. Hemodinamic complications, complications in regional anesthesia and pain medecine. 1st edition. Elsevier Mosby.
Majid,A. Judha,M. Istianah,U. Keperawatan Perioperatif. Edisi Pertama. Yogyakarta: Gosyen Publishing
Mansjoer,A. dkk. 2010. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 4. Jakarta: Media Aesculapius FKUI
Morgan E.G., Mikhail S. Jhon F.Butterwworth , 2011. Clinical Anesthesiology, Fiveth Edition, USA: McGra-Hill Companies,Inc
Muttaqin, A. 2009. Asuhan Keperawatan Perioperatif. Jakarta:Salemba Medika
Muttaqin,A. 2011. Pengkajian Keperawatan Aplikasi pada Praktik Klinik. Jakarta; Salemba Medika.
Notoatmodjo,S. 2005. Metodelogi Penelitian Kesehatan, Edisi Revisi, Jakarta: Rineka Cipta.
Nursalam. 2011. Konsep dan Penerapan Metodelogi Penelitian. Edisi kedua. Jakarta: Salemba Medika.
Poscod David,2007. Spinal Anaesthesia & Hpotension. Available at http://www.develovinganaesthesia.org. Diunduh tanggal 10 Oktober 2014.
Potter & Perry, 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan, konsep, proses dan praktek. Edisi 4.Jakarta:EGC.
Price SA dan Wilson LM. 2006. Patofisiologi. Konsep klinis proses-proses penyakit. Jakarta:EGC.
Puspitorini,M. 2008. Hipertensi, cara mudah mengatasi tekanan darah tinggi. Yogyakarta:Image Press.
Rathmell, Neil, Viscomi, 2004. Regional Anesthesia, the Requisites in Anesthesiology. Elsevier Mosby:Philadelphia
Salinas, 2009. Spinal Anesthesia, A Practical Approach to Regional Anesthesia. 4th ed. Publishing Pte Ltd.
Sastroasmoro,S & Ismael,S. Dasar-dasar Metodelogi Penelitian klinis. Edisi ke 4. Jakarta: Sagung Seto.
Setiadi, 2007. Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Smeltzer & Bare. 2006. Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8, EGC:Jakarta.
Stoelting, R.K. & Hillier, S.C. 2004. Pharmacology & Physiology in Anaesthetic Practice, Fourth Edition. Lippincott Williams & Walkins Companies.Inc.
Tau,Y. Dkk. 2013. Changes in arterial blood pressure induced by passive leg raising predict hypotension during the induction of sedation in critically ill patients without severe cardiac dysfucntion. Available at www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/238238816. Di unduh tanggal 2 Februari 2015.