Pengaruh terapi bercerita terhadap perkembangan bahasa anak usia prasekolah

  • Komang Tatis Yunny Wulandari Nursing Program, School of Medicine, Udayana University
  • Ni Made Aries Minarti Sanglah Hospital
  • Ni Luh Ari S Kumarawati Sanglah Hospital

Abstract

Anak-anak usia prasekolah memiliki banyak masalah dengan perkembangan mereka, salah satu keterlambatan perkembangan adalah pengembangan bahasa. Keterlambatan pengembangan bahasa dapat menyebabkan kesulitan belajar dan prestasi akademik yang rendah. Penyebab keterlambatan perkembangan bahasa adalah kurangnya rangsangan. Stimulus yang dapat diberikan oleh orang tua untuk meningkatkan perkembangan bahasa adalah terapi bercerita. Bercerita dapat meningkatkan perkembangan bahasa anak-anak agar dapat berkomunikasi secara aktif dan efisien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi mendongeng terhadap perkembangan bahasa anak-anak prasekolah di TK Widya Sari Kumara Denpasar. Penelitian ini adalah desain pra-eksperimental (one group pretest-posttest design). Sampel terdiri dari 42 anak yang dipilih dengan teknik non-probability sampling dengan purposive sampling. Data dikumpulkan dengan lembar observasi DDST II untuk mengamati perkembangan bahasa anak usia prasekolah. Dari hasil pretest menunjukkan bahwa 25 anak memiliki perkembangan bahasa normal dan 17 anak memiliki perkembangan bahasa yang dicurigai. Dari pengamatan posttest menunjukkan bahwa 32 anak memiliki perkembangan bahasa normal dan 10 anak memiliki perkembangan bahasa yang dicurigai. Data dikumpulkan dengan mengamati perkembangan bahasa anak-anak prasekolah menggunakan lembar observasi DDST II. Hasil uji Wilcoxon menunjukkan ada perbedaan yang signifikan dengan tingkat signifikansi p = 0,008 (p?0,05). Ini berarti bahwa ada efek yang signifikan dari terapi mendongeng pada perkembangan bahasa anak-anak prasekolah. Berdasarkan hasil, disarankan kepada perawat untuk menggunakan mendongeng sebagai terapi alternatif dalam merangsang perkembangan bahasa anak-anak prasekolah.
 
Kata kunci: anak prasekolah, terapi mendongeng, pengembangan bahasa
 
ABSTRACT
The preschool age children had a lot of problems with their development, one of the developmental delays is language development. Delays in language development can cause learning difficulties and a low academic achievement. The cause of the delay in language development is the lack of stimulation. Stimulus that can be provided by parents to improve language development is storytelling therapy. Storytelling can improve children’s language development in order to be able to communicate actively and efficiently. This study aims to investigate the effect of storytelling therapy on the preschoolers’ language development in TK Widya Sari Kumara Denpasar. This research was a pre-experimental design (one group pretest-posttest design). The sample consists of 42 children who were selected by non-probability sampling technique with purposive sampling. The data was collected with observation sheet DDST II for observe the language development of preschool age children. From the result pretest showed that 25 children had normal language development and 17 children had suspect language development. From the observation posttest showed that 32 children had normal language development and 10 children had suspect language development. The data was collected by observing preschoolers’ language development using observation sheet DDST II. The results of the Wilcoxon test showed there was significant difference with a significance level p = 0.008 (p?0,05). It means that there was a significant effect of storytelling therapy on preschoolers’ language development. Based on the results, it is suggested to the nurse to use storytelling as an alternative therapy in stimulating language development of preschoolers.
 
Keyword : preschoolers, storytelling therapy, language development

Downloads

Download data is not yet available.

References

Badan Pusat Statistik. (2010) . Data statistik Indonesia : Jumlah penduduk menurut kelompok umur, jenis kelamin, provinsi, dan kabupaten/kota, 2005. diakses dari http://demografi.bps.go.id/versi1/index.php?option=com_tabel&task=&Itemi d=1 pada tanggal 28 November 2014
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2006). Pedoman pelaksanaan stimulasi deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang anak ditingkat pelayanan kesehatan dasar. Departemen Kesehatan RI
Dhamayanti, M. (2006). Kuisoner praskrining perkembangan (KPSP) anak. Bandung : Sari Pediatri

Dhieni, Nurbiana dkk. (2008). Metode pengembangan bahasa. Jakarta : Universitas Terbuka.
Hansroling. (2014). World peak number of children is now. diakses di www.gapminder.org/news/world- peak-number-of-children-is-now/ pada tanggal 2 Januari 2015
Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. (2012). Profil anak Indonesia 2012. Jakarta : CV. Miftahur Rizky
Kushartanti, dan Yuwono, U. (2014). Pesona bahasa langkah awal memahami linguistik. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama
Moeslichatoen. (2004). Metode pengajaran di taman kanak-kanak. Jakarta: Rineka Cipta
Muallifah. (2013). Storytelling sebagai metode parenting untuk pengembangan kecerdasan anak usia dini. Jurnal Psikologi Islam. Malang
Musfiroh, T. (2005). Bercerita untuk anak usia dini, panduan bagi guru taman kanak-kanak. Jakarta : Depdiknas Dirjen Dikti Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi
Nursalam. (2005). Ilmu kesehatan anak. Jakarta : Salemba Medika
Prasasti, S. (2005). Seri belajar bahasa indonesia dan bahasa inggris dengan kreatif gambar dan ceritakan (draw and tell). Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Ramli. (2005). Pendamping perkembangan anak usia dini. Jakarta: Depdiknas
Ratnaningsih. (2014). Pengaruh metode bercerita melalui media gambar terhadap perkembangan bahasa anak usia prasekolah tk aisyiyah bustanul athfal 1 gempol Pasuruan. Diakses pada : http://ejournal.stikes- ppni.ac.id/index.php/keperawatan- bina-sehat/article/view/29 pada tanggal 3 Juni 2015
Sofiana, N. 2012. Pengaruh story telling terhadap perkembangan bahasa pada anak usia prasekolah (tk b) di tk pgri 02 tanjung jati kecamatan Kamat kabupaten Bangkalan. Mojokerto: STIKES Bina Sehat PPNI.
Soetjiningsih. (2012). Tumbuh kembang anak. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC
Suryawan, A (2012). Penyebab anak alami keterlambatan bicara. Jawapos, 6 Maret 2012
Taningsih. (2006). Mengembangkan kemampuan bahasa anak usia (4-6 tahun) melalui bercerita. Skripsi. Pendidikan Guru Taman Kanak- kanak: UNNES.
Utami, C. (2009). Pengaruh metode menyanyi dan bercerita terhadap perkembangan bahasa sintaksis anak prasekolah. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada
Wijaya, A.W. (2009). Pentingnya stimulasi, deteksi, dan intervensi dini tumbuh kembang (SDIDTK) anak. Diakses pada : http://www.infodokterku.com pada tanggal 3 Juni 2015
Published
2019-09-15
How to Cite
WULANDARI, Komang Tatis Yunny; MINARTI, Ni Made Aries; KUMARAWATI, Ni Luh Ari S. Pengaruh terapi bercerita terhadap perkembangan bahasa anak usia prasekolah. Coping: Community of Publishing in Nursing, [S.l.], v. 6, n. 1, p. 41-48, sep. 2019. ISSN 2715-1980. Available at: <https://ojs.unud.ac.id/index.php/coping/article/view/13912>. Date accessed: 19 nov. 2024.
Section
Articles

Keywords

preschoolers, storytelling therapy, language development