RECOVERY LOGAM PALADIUM (II) DARI LIMBAH INDUSTRI PERTAMBANGAN DENGAN TEKNIK EKSTRAKSI PELARUT TRANSPORT AKTIF
Abstract
ABSTRAK: Teknik ekstraksi pelarut transport aktif (EPTA) merupakan ekstraksi pelarut dengan menambahkan zat lain yang berfungsi ganda sebagai ekstraktan dan zat aktif permukaan. Tujuan penelitian ini adalah menentukan persentase recovery logam paladium (II) yang terekstraksi dari sampel limbah industri pertambangan dengan teknik EPTA pada kondisi optimum dari parameter ekstraksi. Metode penelitian yang digunakan adalah teknik EPTA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi terbaik ekstraksi untuk teknik EPTA menggunakan larutan standar Pd (II) 100 ppm adalah waktu ekstraksi selama 20 menit, laju putaran pengadukan sebesar 1000 rpm, konsentrasi HCl pada fasa air adalah 0,25 M, dan konsentrasi trioktilmetilamonium klorida (TOMAC) pada fasa organik adalah 0,033 M sedangkan pada sampel limbah industri pertambangan dapat mentranspor rata-rata sekitar 61,04 ± 1,88% yang mengandung Pd (II) sebesar 320 ppm.
ABSTRACT: Active transport solvent extraction technique (EPTA) is a solvent extraction by adding other substances that act as extractants and surface active agent. The purpose of this study was to determine the percentage of recovery of palladium (II) extracted from mining industry waste samples with the EPTA technique at the optimum conditions of the extraction parameters. The research method used is the EPTA technique. The results showed that the best extraction conditions for the EPTA technique using Pd (II) standard solution of 100 ppm were extraction time of 20 minutes, stirring rate of 1000 rpm, HCl concentration of 0.25 M in the aqueous phase, and methyltrioctylammonium chloride (TOMAC) concentration of 0.033 M in the organic phase. The extraction process using the optimum conditions can only transport about 61,04 ± 1,88% of Pd (II) content out of 320 ppm from the mining industrial waste sample.
Downloads
References
[2] Hendra, T. 2011. Studi Optimasi Recovery Perak dari Decopperized Anode Slime dengan Selective Leaching Ammonium Hidroksida. Tesis. Universitas Indonesia. Jakarta.
[3] Prayitno dan Budiyono, M. E. 2001. Penurunan Kadar Tembaga dalam Air Limbah dengan Proses Ekstraksi Membran Cair. Prosiding P3TM-BATAN. Yogyakarta.
[4] Manurung, M. 2002. Kinerja Surfaktan Amonium Kuartener pada Pemisahan Logam Ni (II), Pd (II) dan Pt (IV) secara Ekstraksi Pelarut Bersufaktan. Disertasi. Institut Teknologi Bandung. Bandung.
[5] Chang, S. H., Teng, T.T., and Ismail, N. 2009. Optimization of Cu (II) Extraction from Aqueous Solution by Soybean-Oil-Based Organic Solvent using Response Surface Methodology. Water Air Soil Pollut. 217(3): 567-576.
[6] Purwani, M. dan Prayitno. 2013. Ekstraksi Konsentrat Neodimium memakai Trioktilamin. Jurnal IPTEK Nuklir Ganendra. 17(1):17-26.
[7] Noah, N., Norasikin, O., Siti, K., and Nurul, A. 2015. Palladium Extraction using Emulsion Liquid Membrane Process – Stability Study. Advanced Materials Research. 1113:376-38.