PEMBUATAN BIOETANOL DARI CAMPURAN LIMBAH NASI DAN KULIT PISANG
Abstract
ABSTRAK: Kulit pisang dan nasi merupakan limbah dari upacara keagamaan di Bali yang terbuang. Pembuatan bioetanol dilakukan untuk memanfaatkan limbah tersebut. Pada penelitian ini dilakukan pembuatan bioetanol campuran nasi dan kulit pisang. Campuran nasi dan kulit pisang yang digunakan dengan perbandingan 10:0; 7:3; 5:5; 3:7; dan 0:10. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan kadar bioetanol yang diperoleh pada waktu fermentasi optimum. Penelitian ini dibagi menjadi beberapa tahap, yaitu tahapan persiapan sampel, hidrolisis nasi dan kulit pisang secara fisik dengan cara perebusan dan kimia dengan penambahan H2SO4, penentuan kadar gula pereduksi (Metode Nelson Semogyi), fermentasi, destilasi, dan penentuan kadar bioetanol menggunakan kromatografi gas. Kadar gula pereduksi tertinggi pada hidrolisis secara fisik (9,35%) dihasilkan dari campuran nasi dan kulit pisang (7:3) dengan waktu perebusan 50 menit, sedangkan kadar gula pereduksi tertinggi pada hidrolisis secara kimia (5,75%) dihasilkan dari campuran nasi dan kulit pisang (3:7) dengan konsentrasi H2SO4 1%. Waktu optimum yang diperlukan pada proses fermentasi campuran nasi dan kulit pisang pada hidrolisat secara fisik dan kimia menggunakan ragi tape berturut–turut 7 dan 6 hari, dengan kadar etanol masing–masing sebesar 4,17 dan 1,65%.
Kata kunci: bioetanol, destilasi, fermentasi, gula pereduksi, hidrolisis, limbah kulit pisang dan nasi
ABSTRACT: Banana peels and cooking rice are mostly becoming waste after Balinese religion ceremonies. Bioethanol production is carried out to utilize the waste. In this research, bioethanol mixture of cooking rice and banana peels is made. A mixture of cooking rice and banana peels used was with a ratio of 10:0; 7:3; 5:5; 3:7; and 0:10. The purpose of this research was to determine the content of bioethanol obtained at the optimum fermentation time. This research was divided into several stages, namely sample preparation stage, hydrolysis of cooking rice and banana peels physically by boiling and chemically with the addition of H2SO4, determination of reducing sugar content (Nelson Semogyi Method), fermentation, distillation, and determination of bioethanol content using Gas Chromatography. The highest reducing sugar content in physical hydrolysis (9,35%) was produced from a mixture of cooking rice and banana peels (7:3) with a boiling time of 50 minutes, while the highest reducing sugar content in chemical hydrolysis (5,75%) was produced from the mixture cooking rice and banana peels (3:7) with concentration H2SO4 1%. The optimum time required for the fermentation process on a hydrolyzate physically and chemically using yeast respectively 7 and 6 days, with ethanol content were respectively 4,17 and 1,65%.
Downloads
References
[2] Purba, D.H.E., Suprihatin, I.E., dan Laksmiwati, A.A.I.A.M., 2016, Pembuatan Bioetanol Dari Kupasan Kentang (Solanum tuberosum L.) Dengan Proses Fermentasi, Jurnal Kimia, 10 (1): 155-160.
[3] Trisakti, B., Yustina, B, Irvan, S., 2015, Pembuatan Bioetanol Dari Tepung Ampas Tebu Melalui Proses Hidrolisis Termal Dan Fermentasi Serta Recycle Vinasse (Pengaruh Konsentrasi Tepung Ampas Tebu, Suhu Dan Waktu Hidrolisis), Jurnal Teknik Kimia USU, 4 (3): 17–22.
[4] Muin, R., Hakim I., Febriyansyah, A., 2015, Pengaruh Waktu Fermentasi Dan Konsentrasi Enzim Terhadap Kadar Bioetanol Dalam Proses Fermentasi Nasi Aking Sebagai Substrat Organik, Jurnal Teknik Kimia, 3 (21): 59–69.
[5] Seftian, D., Ferdinand, A., dan Faiza, M., 2012, Pembuatan Etanol Dari Kulit Pisang Menggunakan Metode Hidrolisis Enzimatik Dan Fermentasi, Jurnal Teknik Kimia, 1(18): 10-16.
[6] Lopattananon, N., Thongpin, C., dan Sombabsompop, N. 2012. Bioplastic from Blend of Cassava and Rice Flours: The Effect of Blend Composition. International Polymer Processing, XXVII, 3, 334–340.
[7] Balai penelitian dan pengembangan Industri Jawa Timur, 2002, Pengembangan Tanaman Lokal, Surabaya.
[8] Taherzadeh, M.J., Karimi, K., 2007, Acid-Based Hydrolysis Processes for Ethanol from Lignocelulosic Materials, A Review, Bioresources, 2 (3): 476.
[9] Sudarmadji, S., Haryono, B., dan Suhardi, 1997, Analisa Bahan Makanan dan Pertanian, Liberty, Yogyakarta.
[10] Harvey, D., 2004, Modern Analytical Chemistry, The McGraw-Hill Companies, USA.
[11] Karta, I.W., Ciawi, Y., dan Puspawati, N. M., 2012, Pembuatan bioetanol dari Alga gerpiorum dan pemanfaatan Batu Kapur Nusa Penida Teraktivasi untuk meningkatan Kualitas Bioetanol, Tesis, Program Studi Kimia Terapan , Program Pascasarjana Kimia Terapan, Universitas Udayana.
[12] Fardiaz, S., 1992, Mikrobiologi Pangan I, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.