Pengaruh Perbandingan Jerami dan Kotoran Sapi Terhadap Profil Suhu dan Karakteristik Pupuk Kompos yang Dihasilkan
Abstract
Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh perbandingan jerami dan kotoran sapi terhadap profil suhu dan karakteristik pupuk kompos yang dihasilkan. Percobaan dilakukan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan tiga level perlakuan perbandingan antara porsi bahan jerami dan kotoran sapi. Sedangkan perlakuan yang digunakan sebagai kontrol hanya menggunakan bahan jerami. Pengamatan dilakukan terhadap dua hal yaitu profil suhu selama proses pengomposan dan karakteristik kompos yang dihasilkan. Hasil penelitian menunjukkan perubahan kotoran sapi meningkatkan suhu proses pengomposan yaitu suhu fase mesofilik (30-35?C). kompos yang dihasilkan memiliki karakteristik antara lain pH rata-rata 7.3, kadar air rata-rata 5.5%, dan C-organik rata-rata 26,9%.
The purpose of the study was to determine the effect of straw and cow manure comparison to the temperature profile and the characteristics of the producing compost. The experiments ware performed using a randomized block design (RBD) with three levels of treatment comparisons between the composition of straw and cow dung. Whereas the treatment was used as control only using straw materials. Observations conducted on two things the temperature profile during the composting process and the characteristics of the resulting Compost. The results showed the addition of manure increases the temperature of the composting process is temperature mesophilic phase (30-35?C). Compost produced has characteristics include an average pH 7.3, average content 5.5% and C-organic 26.9%.
Downloads
References
Kondo M and Yasuda M., 2003. Effects of temperature, water regime, light, and soil properties on N2 fixation associated with decomposition of organic mater in paddy soils. JARQ 37(2): 113 – 119
Kurnia U. D. Setyorini. T. Prihatini. S. Rochayati. Sutono dan H. Suganda., 2001. Perkembangan dan penggunaan pupuk organik di Indonesia.Rapat Koordinasi Penerapan Penggunaan Pupuk Berimbang dan peningkatan penggunaan pupuk organik. Direktorat pupuk dan Pestisida Direktorat Jenderal Bina sarana Pertanian Jakarta
Pare T, Dinel H, and Schnitzer M., 1999. Extractability of trace metals during cocomposting of biosolids and municipical solid wastes. J. Biol. Fertil. Soils 29:31 – 37.
Setiawan A, 2003. Pemanfaatan isi rumen (kambing dan domba) sebagai inokulan dalam proses pengomposan sampah pasar (organik) dengan kotoran sapi perah. Skripsi. Bogor: Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.
Setiyo, Y., Hadi K.P, Subroto, M.A, dan Yuwono, A.S., 2007. Pengembangan Model Simulasi Proses Pengomposan Sampah Organik Perkotaan. Journal Forum Pascasarjana Vol 30 (1) Bogor.
Setiyo, Y. 2009. Aplikasi Kompos Dari Sampah Kota Sebagai Pupuk Organik Untuk meningkatkan Produktivitas Tanaman Jahe Merah. Disajikan di Seminar Nasional Basic Science VI,di Universitas Barawijaya, Malang.
Setiyo. Y, W. Arnata, NL Yulianti, dan G. Arda., 2012. IBM Simantri Kelompok Tani Sari Bumi.
Setiyo Y., K.B. Susrusa, I D.G.M. Permana and
I G.A.L. Triani., 2015. Development of the LEISA system for the cultivation of consumed potatoes (Solanum tuberosum L.) Granola variety to improve land quality and productivity. Proceedings of SENASTEK, 2015.
Suriawiria, U. 2003. Mikrobiologi Air dan DasaDasar Pengolahan Buangan secara Biologis. PT. Alumni Bandung.
Syarif, dan Halid. 1993. Teknologi Penyimpanan Pangan. Arcan, Jakarta.
Wahyono S dan Sahwan FL., 1998. Solid waste composting trend and projects. J Biocycle 38(1):64-68.
WEIMER, P.J., D.R. MERTENS, E. PONNAMPALAM, B.F. SEVERIN and B.E. DALE. 2003. FIBEX-treated rice straw as a feed ingredient for lactating dairy cows. Anim. Feed Sci. Technol. 103: 41–50.