Pengaruh Konsentrasi Kotoran Kelelawar Terhadap Jumlah Bakteri Pada Pembuatan Larutan Mikroorganisme Lokal (MOL)
Abstract
Kotoran kelelawar kaya akan mikroba, termasuk bakteri pelarut fosfat yang mendukung ketersediaan fosfat bagi tanaman. Tujuan penelitian untuk mengevaluasi pengaruh konsentrasi dan lama fermentasi terhadap pembuatan larutan MOL dari kotoran kelelawar. Dalam penelitian ini, dilakukan perlakuan dengan dua faktor utama: konsentrasi kotoran kelelawar dan lama fermentasi. Kotoran kelelawar dilarutkan dalam air kelapa dan ditambahkan gula aren, dengan variasi konsentrasi 150 g, 300 g, 450 g, dan 600 gram. Fermentasi dilakukan selama 1 minggu, 3 - 5 minggu. Tiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali, hingga total terdapat 36 unit percobaan. Parameter pengamatan meliputi Total Plate Count (TPC) dan Bakteri Asam Lactat (BAL). Data diperoleh dianalisis mengunakan analisis ragam Analysis of Varriance (Anova) dengan analisis uji F sesuai perlakuan pengolahan data dengan Software IBM SPSS Statistic versi 25. Hasil uji menyatakan bahwasanya kombinasi perlakuan terbaik untuk pembuatan MOL dari kotoran kelelawar adalah pada perlakuan konsentrasi 300 gram kotoran kelelawar dan lama fermentasi 5 minggu dengan jumlah koloni bakteri terbanyak sebesar 7.28 x 1010cfu/ml dan jumlah Bakteri asam laktat (BAL) sebesar 3.67 x 108 Penelitian ini memberikan informasi penting dalam mengoptimalkan pembuatan MOL dari kotoran kelelawar untuk meningkatkan kesehatan tanah dan pertumbuhan tanaman.
Bat manure is rich in microbes, including phosphate solubilizing bacteria that support phosphate availability for plants. The aim of the study was to evaluate the effect of concentration and fermentation duration on the preparation of MOL solution from bat manure. In this study, two main factors were treated: bat manure concentration and fermentation duration. Bat droppings were dissolved in coconut water and palm sugar was added, with variations in concentration of 150 g, 300 g, 450 g, and 600 grams. Fermentation was carried out for 1 week, 3 - 5 weeks. Each treatment was repeated 3 times, so there were a total of 36 experimental units. Observation parameters included Total Plate Count (TPC) and Lactic Acid Bacteria (LAB). The data obtained were analyzed using Analysis of Variance (Anova) with F test analysis according to the data processing treatment with IBM SPSS Statistical Software version 25. The test results stated that the best treatment combination for making MOL from bat feces was in the treatment of 300 grams of bat feces concentration and 5 weeks of fermentation with the highest number of bacterial colonies of 7.28 x 1010cfu/ml and the number of Lactic Acid Bacteria (LAB) of 3.67 x 108 This study provides important information in optimizing the manufacture of MOL from bat feces to improve soil health and plant growth.
Downloads
References
Februari, V. N., & Naim, M. (2022). Perbal : Jurnal Pertanian Berkelanjutan PERTUMBUHAN SAMBUNG PUCUK TANAMAN KAKAO KLON M-45 Optimizing the Utilization of Bat Manure on the Growth of the grafting of Cocoa clones M-45 Program Studi Agroteknologi , Fakultas Pertanian , Universitas Cokroamino. 10(1), 147–156.
Elma, M., Thoyib, N. & Ahmad, R.N. 2016, Pembuatan Pupuk Organik Cair dari Sampah Organik Rumah Tangga Dengan Penambahan Bioaktivator EM4 (Effective Microorganisms), Konversi, 5(2):5-12.DOI:10.20527/k.v5i2.4766
Hidayat, N. 2006. Mikrobiologi industri. Andi offset, Yogyakarta.
Jeksen, J., & Mutiara, C. (2018). Pengaruh Sumber Bahan Organik Yang Berbeda Terhadap Kualitas Pembuatan Mikroorganisme Lokal (Mol). Agrica, 11(1), 60–72. https://doi.org/10.37478/agr.v11i1.23
Juli, N., Sunaryo, S., Rahmatiyah, R., Studi, P., Bidang, A., Penyuluhan, M., Sains, F., Terbuka, U., Jl, A., Cabe, P., Udik, P. C., Pamulang, K., & Selatan, K. T. (2024). Pemanfaatan Limbah Cair Tahu Hasil Fermentasi Menggunakan Em4 , Air Kelapa & Gula Sebagai Pupuk Organik Cair. 1(2), 35–49.
Kurniawan, T., Susanto, A., & Panduwinata, S. (2024). DENGAN PENAMBAHAN SAMPAH ORGANIK QUALITY OF BAT FESES COMPOST NUTRIENT WITH ORGANIC WASTE Pengamatan. 03(01), 246–252.
Laureys, D., Maarten A., Peter V., and Luc De Vuyst. 2018. Oxygen and diverse nutrient influence the water kefir fermentations proccess. Food Microbiology. 73 : 351-361.
Limbah, F., Kulit, O., Islam, U., & Sumatera, N. (2024). No Title. 7(1), 322–334. https://doi.org/10.31539/bioedusains.v7i1.9967
Mutmainnah Heni. 2013. Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Probiotik Dari Saluran pencernaan Ayam Kampung Gallus domesticus.Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas SHasanuddin.
Safitri, W. M. L. (MOL) D. J. I. M. of L. M. (MOL) F. F. O., Novalina, S. A., Apriandi, A., & Hasil Perikanan, T. (2023). PEMBUATAN MIKROORGANISME LOKAL (MOL) DARI JEROAN IKAN Manufacture of Local Microorganisms (MOL) From Fish Offal. Jurnal MARINADE, 16(2), 1–7.
Seni, I. A. Y., Atmaja, I. W. D., & Sutari, N. W. S. (2013). E-Jurnal Agroekoteknologi Tropika Analisis Kualitas Larutan Mol (Mikoorganisme Lokal) Berbasis Daun Gamal (Gliricidia Sepium). Jurnal Agroekoteknologi Tropika, 2(2), 135–144. http://ojs.unud.ac.id/index.php/JAT
Wang, Y., Wu, J., Lv, M., Shao, Z., Hungwe,M., Wang, J., Bai, X., Xie, J. Wang, Y., & Geng, W. Metabolism Characteristics of Lactic Acid Bacteria and the Expanding Application in Food Industry. Frontiers in Bioengineering and Biotechnology, 9.
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian)
