Kualitas Organ Testis Sapi Bali yang Diawetkan dengan Metode Plastinasi Karet Silikon Room Temperature Vulcanizing-52
Abstract
PENDAHULUAN: Kadaver yang diawetkan dengan formalin kerap mengeluarkan bau menyengat yang dapat menjadi pencetus kanker saluran napas apabila terpapar dalam jangka waktu yang lama. Sementara itu, menghirup uap formalin dalam jangka waktu pendek dapat menyebabkan iritasi pada mukosa mata, hidung, dan tenggorokan. Plastinasi merupakan proses pengawetan organ yang dapat meminimalkan efek toksik dari penggunaan formalin dengan memasukkan bahan polimer sehingga mampu menjaga bentuk dan struktur jaringan organ. Organ testis merupakan salah satu organ penting dalam pembelajaran anatomi sistem reproduksi hewan.
TUJUAN: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas dan tingkat ketahanan organ testis yang diawetkan dengan metode plastinasi menggunakan karet silikon Room Temperature Vulcanizing (RTV-52) untuk keperluan pembelajaran anatomi.
METODE: Penelitian ini menggunakan lima pasang testis sapi bali. Bahan-bahan yang digunakan terdiri dari akuades, formalin, aseton, karet silikon cair RTV-52, dan katalis silikon. Organ testis kemudian diawetkan melalui empat tahapan plastinasi, yaitu: (1) fiksasi menggunakan formalin 10% selama tujuh hari; (2) dehidrasi dengan aseton 90% selama tujuh hari yang diulang satu kali; (3) impregnasi di dalam ruang vakum dengan perendaman dalam polimer karet silikon RTV-52 pada tekanan 10 cmHg selama empat hari; dan (4) curing yang dilakukan dengan menambahkan cairan katalis ke permukaan spesimen.
HASIL: Hasil penelitian menunjukkan bahwa spesimen plastinasi tidak berbau menyengat, berwarna pucat, memiliki tekstur padat dan kering, tetapi kurang lentur. Organ testis sapi bali tidak menunjukkan tanda-tanda pembusukan selama empat minggu pengamatan.
SIMPULAN: Kualitas organ testis yang diawetkan dengan metode plastinasi karet silikon RTV-52 dapat menghasilkan spesimen yang memiliki tekstur kaku, berwarna kusam, dan berbau sedikit menyengat.