Kajian Pustaka: Demam Keong atau Schistosomiasis pada Hewan dan Manusia
Abstract
PENDAHULUAN: Schistosomiasis adalah penyakit parasit zoonosis dengan siklus penularan yang sangat kompleks. Cacing daun Schistosoma tersebar di beberapa negara dengan spesies yang berbeda-beda, yakni, Schistosoma (S.) haematobium di 53 negara di Timur Tengah dan Afrika termasuk Mauritus dan Kepulauan Madagaskar; S. mansoni ditemukan pada 54 negara termasuk Afrika, Timur Tengah, Karibia dan Amerika Selatan; S. mekoni ditemukan di daerah Kamboja dan Laos; S. intercalatum ditemukan di daerah hutan lindung dan Afrika Tengah, serta; S. japonicum endemik di Cina, Filipina, dan Indonesia. Schistosomiasis di Indonesia endemik di tiga daerah dataran tinggi yang relatif kecil dan terisolasi di sekitar Taman Nasional Lore Lindu di Sulawesi Tengah. Daerah tersebut meliputi rawa-rawa di sekitar Danau Lindu, khususnya di Desa Anca, Langko, Tomado, dan Puro'o.
TUJUAN: Penulisan kajian pustaka ini bertujuan untuk memberi penjelasan mengenai penyakit schistosomiasis.
METODE: Metode yang dilakukan pada penulisan artikel ini adalah penelusuran literatur menggunakan buku, jurnal, dan artikel yang bersumber dari beberapa pangkalan data.
HASIL: Gejala yang muncul akibat dari schistosomiasis adalah perut membesar, nafsu makan berkurang, selaput lendir mata pucat, anemia, lesu, sesak napas, mencret, bahkan biasanya terjadi kejang-kejang dan bila akut dapat menyebabkan kematian. Metode diagnosis yang tersedia untuk mendiagnosis schistosomiasis, di antaranya pemeriksaan coproparasitological (CopE), diagnostik molekuler, dan imunologis. Pencegahan penularan penyakit schistosomiasis yang paling utama adalah dengan pemberantasan terhadap keong Oncomelania huspensis karena keong tersebut merupakan inang atau perantara penyakit schistosomiasis dari satu manusia ke manusia lainnya.
SIMPULAN: Penyakit schistosomiasis merupakan penyakit parasit zoonosis yang terdapat di beberapa negara, termasuk Indonesia. Cacing S. japonicum merupakan spesies yang ditemukan di Dataran Tinggi Napu dan Bada, Kabupaten Poso, serta Dataran Tinggi Lindu, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah. Penyakit ini dapat menyebabkan beberapa gejala klinis hingga kematian.