Fenomena Fashion K-Pop Sebagai Pembentukan Identitas Diri Remaja di Cikupa,Banten
Abstrak
Hallyu wave yang masuk ke Indonesia telah meningkatkan ketertarikan remaja terhadap musik, film/drama, dan idola hingga fashion Korea. Ketertarikan remaja terhadap fashion K-Pop secara tidak langsung menjadikannya sebagai identitas diri yang dikenal di lingkungan sosial dan untuk mengenali dirinya sendiri. Penelitian ini menganalisis fenomena fashion K-Pop terhadap pembentukan identitas diri pada remaja di Cikupa, Banten dengan metode pendekatan kualitatif dengan data deskriptif-eksplanatif. Teori yang digunakan sebagai pisau bedah dalam penelitian ini adalah teori Identitas dari Stuart Hall. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa remaja di Cikupa, Banten yang menggunakan fashion K-Pop dapat membentuk identitas diri melalui pengenalan subjek pencerahan yang dikenal di lingkungan sosial dan mengenali dirinya sendiri. Melalui subjek sosiologis ketika berinteraksi terdapat pengakuan ketika menggunakan fashion K-Pop di lingkungan sosialnya secara tidak langsung maupun langsung meyakini identitas dirinya bagi remaja di Cikupa, Banten. Subjek postmodern mengetahui bahwa latar belakang remaja menggunakan fashion K-Pop dipengaruhi oleh proses globalisasi karena mereka dapat dengan mudah memilih atau mengadopsi apa yang mereka sukai. Fashion K-Pop dapat membentuk identitas diri pada remaja yang identik dengan ciri khas mereka di lingkungan sosialnya. Terdapat peluang dalam industri fashion yang dapat dijadikan fashion K-Pop sebagai referensi atau dielaborasi dengan menggunakan bahan/model yang mengusung kekayaan budaya Indonesia yang dielaborasi dalam fashion ala K-Pop untuk menarik minat para remaja dan fandom K-Pop.