KUALITAS PEWARNA ALAMI EKSTRAK BUNGA TELENG DAN BUAH NAGA UNTUK PEWARNA PREPARAT SERBUK SARI PADA SQUASH KEPALA PUTIK BUNGA OROK-OROK (CROTALARIA JUNCEA L.)
Abstract
Acetoorceine atau aniline blue merupakan pewarna sintetis yang sering digunakan untuk pembuatan preparat viabilitas serbuk sari. Selain mahal juga karsinogenik, sehingga perlu dilakukan eksplorasi bahan pewarna alam yang ramah lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ekstrak bunga teleng dan buah naga dapat digunakan sebagai pewarna alternatif untuk serbuk sari, dan bagaimana kualitas preparat serta pada konsentrasi berapa pewarna tersebut menunjukkan kualitas yang terbaik. Penelitian dilaksanakan dari Bulan Juni-Oktober 2022, di laboratorium Struktur dan Perkembangan Tumbuhan PS Biologi FMIPA Universitas Udayana. Metode yang digunakan adalah metode squash kepala putik bunga orok-orok (Crotalaria Juncea L.), dengan menggunakan 2 macam pewarna : rendaman mahkota bunga teleng (Clitoria Ternatae L.) dan perasan buah naga (Hylocereus Polyrizus) dengan konsentrasi 50%, 75% dan 100%, masing-masing perlakuan dibuat 5 preparat. Hasil squash kepala putik diamati dengan mikroskop dan di foto. Hasil foto divalidasi oleh 8 orang validator yang berkompeten. Analisis penelitian meliputi: kualitas (kekontrasan dan kejelasan), dan menentukan konsentrasi pewarna terbaik. Hasil penelitian menunjukkan : pewarna organic bunga teleng 50%, 75% dan 100% dapat memberikan warna biru muda-biru tua sedang perasan buah naga menghasilkan warna merah muda-merah keunguan pada serbuk sari squash kepala putik. Kualitas perparat terbaik, baik menggunakan pewarna bunga teleng maupun perasan buah naga pada konsentrasi 100%. Sehingga pewarna mahkota bunga teleng dapat digunakan sebagai pewarna alternatif pengganti pewarna sintetis dari Aniline Blue sedang perasan buah naga merah digunakan sebagai pengganti pewarna Aceto Orcein.
Downloads
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.