IDEOLOGI DI BALIK TONIL-TONIL KARYA BUNG KARNO: FUNGSINYA BAGI PENGEMBANGAN PARIWISATA DI ENDE
Main Article Content
Abstract
Bung Karno menjalani masa pengasingan di Ende (1934 – 1938). Satu hal penting yang dilakukan di Ende adalah menulis tonil (drama), menjadi sutradara, sekaligus produser pementasan melalui “Kelimoetoe Toneel Club” yang dibentuknya. Disebutkan sekitar 12 tonil yang ditulisnya. Tiga di antaranya adalah “Rahasia Kelimutu”, “Rendo”, dan “Dokter Setan” dipilih untuk dikaji lebih lanjut. Dengan metode kualitatif dan pendekatan filologi tonil-tonil ditulis kembali dan dianalisis. Teori yang dipakai adalah teori struktur genetik Lucian Goldmann, teori sosiologi sastra, dan teori ideologi. Hasil penelitian mengemukakan ideologi yang diperjuangkan melalui rangkaian dramatik, hubungan antartokoh, serta nilai-nilai sosial budaya dalam tonil. Ideologi yang ditemukan antara lain: ideologi marhaenisme, ideologi multikultural, ideologi pendidikan, ideologi liberalisme, dan ideologi nasionalisme. Selain itu, penelitian ini membuka peluang ekonomi kreatif yang menggarisbawahi “nilai jual” pariwisata Kabupaten Ende dan Kota Ende sebagai Daerah Tujuan Wisata (DTW). Dalam konteks pariwisata, semua tonil karya Bung Karno dapat dipentaskan kembali di kota Ende, menyemarakkan hari lahirnya Pancasila (setiap tanggal 01 Juni) yang dirayakan Pemerintah Kabupaten Ende setiap tahun. Hal ini mendukung pembangunan pariwisata dengan menggunakan karya sastra (tradisi maupun modern) sebagai salah satu daya tariknya.
Article Details
References
Ende” materi Diskusi Online “Tim Buku Hermeunetika Ir. Soekarno” 28 Maret
2022.
[2] Adams, Cindy. 1966. Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat Indonesia. Jakarta: Gunung
Agung.
[3] Banda, Maria Matildis. 2020. “Bung Karno dalam Tonil dan Sutradara di Ende Flores: dari
Keterasingan ke Penemuan Jati Diri” Makalah Webinar Pengasingan Bung Karno di Ende 1934 – 1938. Denpasar: Balai Pelestarian Nilai Budaya Bali.
[4] Banda, Maria Matildis, 2022. “Fungsi Latar Daerah dalam Sastra Berbasis Tradisi Lisan Bagi Pembangunan Pariwisata di Ende Flores” Penelitian Unggulan Program Studi LPPM UNUD Denpasar: Universitas Udayana.
[5] Damono, Sapardi Djoko. 2013. Sosiologi sastra : sebuah pengantar ringkas. Jakarta: Editum
[6] Dhakidae, Daniel. 2013. “Soekarno:Memeriksa Sisi-Sisi Hidup Putra Sang Fajar” dalam
Soekarno Membongkar Sisi-Sisi Hidup Putra Sang Fajar. Prisma. Vol. 32, No. 2 dan No. 3, 2013 hal 3 -16.
[7] Dhakidae, Daniel. 2013. “Dari Tempat Pembuangan Menjadi Rumah Pemulihan” dalam
Soekarno Membongkar Sisi-Sisi Hidup Putra Sang Fajar. Prisma. Vol. 32, No. 2 dan No. 3, 2013 hal 113-116.
[8] Dilthey, Wilhelm, 1977. Descriptive Psychology and Historical Understanding. The Haque,
Martinus Nijhoff.
[9] Fairclough, Norman. 2003. Analysis Discourse Textual Analysis for Social Research. London
and New York: Routledge Taylor and Francis Group.
[10] Goldmann, Lucien. 1981. Method in The Sociology of Literature. England: Basil
Blackwell.
[11] Rizal, J.J. 2013. “Soekarno Cerita Tanpa Akhir Hantu Kudeta” dalam dalam Soekarno
Membongkar Sisi-Sisi Hidup Putra Sang Fajar. Prisma. Vol. 32, No. 2 dan No. 3, 2013 hal 215-242.
[12] Satoto, Soediro. 2016. Analisis Drama dan Teater Bagian I. Yogyakarta: Penerbit Ombak.
[13] Satoto, Soediro. 2016. Analisis Drama dan Teater Jilid 2. Yogyakarta: Penerbit Ombak.
[14] Soekarno, tth. “Rahasia Gelimutu” Teks Drama/Tonil. (Diperoleh dari Yayasan Bung Karno Jakarta).
[15] Soekarno, tth. “Rendo” Teks Drama/Tonil (Diperoleh dari Yayasan Bung Karno Jakarta).
[16] Soekarno, tth. “Dokter Syaitan” Teks Drama/Tonil. (Diperoleh dari Yayasan Bung Karno Jakarta).
[17] Van Suchtelen. 1921. Mededeelingen van Het Bureau Vor De Bestuurszaken der Buitengewesten Bewerkt Door Het Encyclopaedisch Bureau. Aflevering XXVI Endeh Flores.N.V.Uitoev. Mij. Papirus, Weltevreden.