Menjaga Keberlanjutan Kampung Adat Melalui Pemberdayaan Penenun di Kampung Anajiaka, Kab. Sumba Tengah
Abstract
The study discusses the effort to maintain the sustainability of a traditional kampung through empowering weavers in Kampung Anajiaka, Sumba Tengah Regency. The number of weavers is decreasing. This is in line with the lack of weaving skills which inhibits the development of weaving motifs as a local identity. Indeed, woven clothes have deep cultural meanings. They are not only used for everyday wear, but also for ritual ceremonies. With time, woven clothes making become a livelihood for the community of Kampung Anajiaka. This work replaces farming that is absolutely depending on the rain. Based on the problems, the study aims at mapping the potentials of weavers and their role in the sustainability of Kampung Anajiaka. The study applies a descriptive – qualitative research method collecting data through field observation and interviews with the weavers. The study was done in Kampung Anajiaka consisting of 14 Sumbanese traditional houses surrounding megalithic toms. The study result shows that empowering weavers improves living environment quality. This can be seen from the mutual relationship system in the development of weaving skills of the weavers and the providing of working space and types of equipment for weaving. The improvement of living environment quality will contribute to the sustainability of the traditional kampung.
Keywords: empowering; Sumba Tengah Regency; sustainability; traditional kampung; the weaver
Abstrak
Studi ini membahas upaya untuk menjaga keberlanjutan kampung adat melalui pemberdayaan penenun di Kampung Anajiaka, Kabupaten Sumba Tengah. Jumlah penenun yang sebagian besar adalah ibu rumah tangga semakin menurun saat ini. Sedikitnya jumlah penenun seiring dengan minimnya ketrampilan menenun yang menghalangi pengembangan motif tenun sebagai identitas lokal. Padahal, tenun memiliki makna kultural yang dalam bagi masyarakat Sumba. Tenun merupakan bagian dari perlengkapan budaya yang tidak hanya dipergunakan untuk pakaian sehari-hari, namun juga untuk upacara-upacara adat. Pada perkembangannya, menenun dapat menjadi sumber pendapatan keluarga bagi masyarakat Kampung Anajiaka. Pekerjaan ini menggantikan pekerjaan bertani yang sangat tergantung pada hujan. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka studi ini bertujuan untuk memetakan potensi penenun dan perannya terhadap keberlanjutan kampung adat Anajiaka. Studi ini menerapkan metode penelitian deskriptif – kualitatif yang mengumpulkan data melalui observasi lapangan dan wawancara terhadap penenun. Studi dilakukan di Kampung Adat Anajiaka yang terdiri dari 14 rumah tradisional yang diletakkan mengelilingi batu kubur megalitik. Hasil studi menunjukkan bahwa pemberdayaan penenun berdampak pada peningkatan kualitas lingkungan hunian. Hal ini terlihat melalui sistem gotong royong dalam peningkatan ketrampilan menenun dari penenun dan penyediaan ruang kerja dan peralatan menenun. Meningkatnya kualitas lingkungan hunian akan berkontribusi terhadap keberlanjutan kampung adat.
Kata kunci: pemberdayaan; Kabupaten Sumba Tengah; keberlanjutan; kampung adat; penenun
Downloads
The copyright of the received article shall be assigned to the journal as the publisher of the journal. The intended copyright includes the right to publish the article in various forms (including reprints). The journal maintains the publishing rights to the published articles.