PERUBAHAN PEMANFAATAN LAHAN PELABA PURA DI DESA PEKRAMAN PANJER, KOTA DENPASAR

  • Kadek Wisnawa Arsitek profesional

Abstract

Abstract

The study has two purposes. The first is to find out the importance of tanah pelaba pura (communal land dedicated to a temple) to the the pengemong pura (community members who act as caretakers to the temple). The second is to study how views of pengemong pura towards tanah pelaba pura have shifted which consequently influence the use of communal land. The study implements naturalistic research approaches. Tabulation and verification of the data collected throughout the study have been presented in maps, matrices and charts. Changes in views on and uses of tanah pelaba pura have been divided into five different time frames: Period I before 1980 - this was when the new land administration was introduced by the Indonesian State; Period II of 1990 - this was the beginning of the implementation of land consolidation policy; Period III of 1995 when tanah pelaba pura was used for communal purposes to build public facilities; Period IV of 2003-2005, when there were huge political and economic pressures placed upon the tanah pelaba pura; and Period V of 2010-2012 when the economic value of this communal land determines its use rather than socio-cultural concerns.

Keywords: Land use change, pelaba pura land

Abstrak

Penelitian ini memiliki dua tujuan. Pertama, menstudi arti penting tanah pelaba pura (lahan komunal yang didedikasikan untuk mendukung operasional pura) bagi pengemong pura (anggota masyarakat yang bertanggung jawab terhadap keberadaan pura). Kedua, mengkaji bagaimana pandangan para pengemong pura terhadap tanah pelaba pura berubah yang secara konsekuensi berpengaruh terhadap pemanfaatannya. Studi ini menerapkan pendekatan naturalistik. Data-data yang diperoleh telah ditabulasi, diverifikasi, dan dipresentasikan ke dalam peta, matix, dan diagram. Perubahan pandangan serta pemanfaatan lahan dibagi ke dalam lima periode waktu: Periode I-sebelum 1980, dimana tata aturan baru terkait administrasi lahan diperkenalkan oleh Pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia; Periode II-1990, merupakan awal diterapkannya kebijakan konsolidasi lahan; Periode III-1995 ketika lahan pelaba pura yang seyogyanya dimanfaatkan untuk mewadahi kegiatan-kegitan pendukung keberadaan pura dimanfaatkan sebagai wadah pembangunan beragam fasilitas publik; Periode IV-2003-2005 dimana faktor ekonomi dan politik menjadi aspek penentu pemanfaatan lahan pelaba pura; Periode V-2010-2012, era dimana faktor ekonomi menjadi dasar pertimbangan utama pemanfaatan lahan pelaba pura, dibanding aspek sosial dan budaya.

Kata kunci: Perubahan pemanfaatan lahan, lahan pelaba pura

Downloads

Download data is not yet available.
Published
2014-04-30
How to Cite
WISNAWA, Kadek. PERUBAHAN PEMANFAATAN LAHAN PELABA PURA DI DESA PEKRAMAN PANJER, KOTA DENPASAR. RUANG: Jurnal Lingkungan Binaan (SPACE: Journal of the Built Environment), [S.l.], v. 2, n. 1, apr. 2014. ISSN 2355-570X. Available at: <https://ojs.unud.ac.id/index.php/ruang/article/view/19471>. Date accessed: 28 apr. 2024. doi: https://doi.org/10.24843/JRS.2015.v02.i01.p07.
Section
Articles

Keywords

Perubahan pemanfaatan lahan; lahan pelaba pura