Sastra Sebagai Media Komunikasi Lintas Budaya: Tinjauan Bumi Manusia Karya Pramoedya Ananta Toer

  • I Nyoman Suaka IKIP Saraswati

Abstract

Pengarang Indonesia yang paling banyak mendapat sorotan dunia adalah Pramoedya Ananta Toer, seorang pengarang kontroversial pada era orde baru. Sastrawan besar Indonesia ini menghasilkan 53 buku yang telah diterjemahkan ke dalam 40 bahasa  di dunia. Berdasarkan angka-angka itu, dapat dikatakan bahwa karya-karya Pramudya mampu menerobos sastra  dunia. Beberapa kali Pramudya masuk nominasi untuk meraih hadiah nobel di bidang kesusastraan. Novelis hebat ini namanya menjulang tinggi dengan karya-karyanya, seperti Keluarga Gerilya, Cerita dari Blora, Bukan Pasar Malam, Bumi Manusia, Anak Semua Bangsa, Jejak Langkah, Rumah Kaca,  dan Gadis Pantai. Novel Bumi Manusia (2001) yang dikerjakan selama mendekam di Pulau Buru sebagai tahanan politik merupakan   karya puncak kepengarangan Pramudya.  Isi dan penyajiannya sangat menarik dan menantang, sekaligus mampu  menghadirkan beberapa pesoalan lintas budaya. Tokoh Sanikem alias Nyai Ontosoroh tidak silau dengan pengaruh budaya Barat, untuk berubah sebagai wanita modern. Padahal, jalan ke arah itu dengan mudah didapat  karena sebagai  selir Tuan Mellema yang kaya dan mempunyai kekuasaan. Tokoh Nyai ciptaan Pramoedya ini walaupun mendapat gempuran  budaya  Eropah, tetap pada pendirian dengan konsep kejawaan. Sedikit pun tidak mengalami guncangan budaya (cultural shock) seperti halnya tokoh-tokoh lain dalam sastra Indonesia.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Bandel, Katrin. 2013. Sastra Nasionalisme Pascakolonialitas. Jakarta: Pustaka Hariara.

Darma, Budi. 1998. “Sastra Indonesia dan Forum Internasional” dalam Kongres Bahasa Indonesia VII. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Djokosudjatno, Apsanti. 2000. “Kosmopolitisme dan Pengetahuan Ensiklopedis Pramudya Ananta Toer” dalam Horison Tahun XXXV, No. 9, September.

Djokosudjatno, Apsanti. 2004. Membaca Katralogi Bumi Manusia Pramoedya Ananta Toer. Magelang: Indonesia Tera.

Haryoto. 2007. “Potret Impotensi Agama dalam Gadis Pantai” dalam 26 Naskah Terbaik. Jakarta: Depdiknas.

Rosidi, Ajip. 2006. “Kenangan 52 Tahun” dalam Horison No T3.2, Tahun XLI.

Samboja, Asep. 2010. Historiografi Sastra Indonesia Tahun 1960-an. Jakarta: Bukupop.

Santosa, Puji. 2011. “Multikulturalisme Sastra Indonesia Modern Memantapkan Peran Sastra Indonesia Modern dalam Menghadapi Budaya Global,”

Makalah dalam Kongres Bahasa Indonesia 2003.Jakarta : Badan Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Kemendikbud.

Soedibyo. 2003. “Memori Pasionis, Kultur Amnesis dan Cerita dari Blora.” Dalam 25 Naskah Terbaik.Jakarta: Depdiknas.

Toer, Pramoedya Ananta. 2001. Bumi Manusia. Jakarta: Hasta Mitra.

Toer, Pramoedya Ananta. 2009. Gadis Pantai. Jakarta: Lentera Dipantara.

Wahyudi. 2008. “Pembentukan Identitas Kedirian Nyai Ontosoroh dalam Bumi Manusia-nya Pramudya Ananta Toer” dalam 25 Naskah Terbaik. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional
Published
2020-02-29
How to Cite
SUAKA, I Nyoman. Sastra Sebagai Media Komunikasi Lintas Budaya: Tinjauan Bumi Manusia Karya Pramoedya Ananta Toer. Pustaka : Jurnal Ilmu-Ilmu Budaya, [S.l.], v. 20, n. 1, p. 22-26, feb. 2020. ISSN 2528-7516. Available at: <https://ojs.unud.ac.id/index.php/pustaka/article/view/61680>. Date accessed: 26 apr. 2024. doi: https://doi.org/10.24843/PJIIB.2020.v20.i01.p03.
Section
Articles