Citra Perempuan dalam Dongeng-Dongeng Daerah NTT
Abstract
Dongeng adalah warisan budaya lisan masyarakat. Budaya lisan diwariskan secara turun-temurun melalui tuturan lisan. Tuturan lisan, termasuk dongeng, merupakan perwakilan cara pandang, ajaran, dan keyakinan masyarakat yang menciptakannya. Tokoh-tokoh di dalam dongeng dikisahkan sedemikian rupa sehingga tergambar citra tokoh yang merepresentasikan cara pandang, kebiasaan, dan keyakinan masyarakat pemiliknya. Sehubungan dengan itu, penelitian ini bertujuan untuk memerikan citra perempuan dalam dongeng-dongeng NTT.Dalam pengumpulan data digunakan metode studi dokumen, teknik catat. Analisis data ditempuh dengan teknik analisis hermeneutik. Berdasarkan hasil analisis data diidentifikasi 4 (empat) jenis citra perempuan yang tergambar dalam dongeng-dongeng NTT, yakni (1) citra perempuan yang berkaitan dengan dirinya sendiri, (2) citra perempuan yang berkaitan dengan laki-laki, (3) citra perempuan yang berkaitan perempuan lainnya, dan (4) citra perempuan yang berkaitan dengan masyarakat.
Downloads
References
Cresswel, J. W. (2010). Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Danandjaja, J. (2015). “Pendekatan Folklor dalam Penelitian Tradisi Lisan” dalam Pudentia (eds.) Metodologi Kajian Tradisi Lisan. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Duija, I. N. (2005). “Tradisi Lisan, Naskah, dan Sejarah: Sebuah Catatan Politik Kebudayaan” dalam Wacana, 7(2), 111-124.
Forshee, J. (2006). Culture and Customs of Indonesia. London: Greenwood Press.
Mahmood, S. (2011). “Religion, Feminism, and Empire: The New Ambassadors of Islamophobia” dalam Linda Martín Alcoff and John D. Caputo (eds.). Feminism, Sexuality and the Return of Religion. Bloomington: Indiana University Press.
Neonbasu, G. (2016a). Citra Manusia Berbudaya: Sebuah Monografi tentang Timor dalam Perspektrif
Neonbasu, G. (2016b). Akar Kehidupan Masyarakat Sumba dalam Citra Marapu. Jakarta: Lappop Press bekerja sama dengan Unika Widya Mandira.
Nurgiyantoro, B. (2007). Teori Pengkajian Fiksi. Cetakan ketiga. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Ratna, K. N. (2011). Antropolgi Sastra Peranan Unsur-Unsur Kebudayaan dalam Proses Kreatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Riffaterre, M. (1978). Semiotics of Poetry. London: Metheun & Co. Ltd.
Sangidu. (2004). Penelitian Sastra: Pendekatan, Teori, Metode, Teknik, dan Kiat. Yogyakarta: Unit Penerbitan Sastra Asia Barat Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada.
Walby, S. (2011). The Impact Feminism on Sociology. Sociological Reseach Online, 16(3), 1-10.
Pusat Penelitian Wanita Undana. (2000). Hak Asasi dan Kekerasan Terhadap Perempuan. Kupang: Undana.
Sakina, A. I. ( 2017). “Menyoroti budaya patriarki di indonesia.” Share: Social Work Journal, 7(1), 71-80.
Soewadji, J. (2012). Pengantar Metodologi Penelitian. Jakarta: Mitra Wacana Media
Sudaryanto. (2015).Metode dan Teknik Analisis Bahasa: Pengantar Penelitian Wahana Kebudayaan secara Linguistis. Yogyakarta: Sanata Dharma University Press.
Sudikan, S. Y. (2013). “Kearifan Lokal dalam Tradisi Lisan Nusantara: Penggalian Nilai-nilai Kebhinekaan untuk Indonesia Masa Kini dan Masa Depan” dalam Endraswara, S. (eds.). Folklor Nusantara: Hakikat, Bentuk, dan Fungsi. Yogyakarta: Ombak.
Sugihastuti. (2000). Wanita di Mata Wanita. Bandung: Nuansa.
Sofia, A. (2009). Aplikasi Kritik Sastra Feminis. Yogyakarta: Citra Pustaka
Taum, Y. Y. (2011). Studi Sastra Lisan Sejarah, Teori, Metode dan Pendekatan, Disertai Contoh Penerapannya. Yogyakarta: Penerbit Lamalera.
Taum, Y. Y. (1997). Kisah Wato Wele-Lia Nurat. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia &Yayasan Asosiasi Tradisi Lisan.
Wiyatmi. (2009). Pengantar Kajian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher.
Wonga, D. (2016). Citra Perempuan dalam Kumpulan Cerita Rakyat Flores Timur Lamaholot. Yogyakarta: Prodi Bahasa Dan Sastra Indonesia, UNY 5(4).