Pengaruh Kemampuan Bahasa Jepang Terhadap Pemilihan Strategi Maaf
Abstract
Artikel ini membahas tentang korelasi antara tingkat kemampuan Bahasa Jepang (Japanese language proficiency) dengan pemilihan bentuk strategi permintaan maaf (apology speech act strategies). Data diambil menggunakan kuisioner yang dibagikan kepada mahasiswa sastra Jepang yang sudah lulus ujian kemampuan Bahasa Jepang N3 dan N4. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kuantitatif. Variable yang digunakan dalam kuisioner adalah skala kesantunan (politeness scale) Brown&Levinson yang meliputi factor tingkat kesalahan (degree of imposition), tingkat kekuasaan (power) serta jarak social (social distance). Dari kedua kelompok responden sama-sama menggunakan strategi permintaan maaf berupa illocutionary force indicating device /IFID (yang disertai dengan intensifier serta partikel akhir ne), taking on responsibility, explanation/account, dan offer of repair. Perbedaannya adalah hanya kelompok responden dari N3 yang mampu menggunakan strategi promise of forbearance.
Downloads
References
Cohen, Andrew D. 1986. Speech Acts. Dalam McKay, Sandra Lee & Nancy H. Hornberger (editor). Sociolinguistics and language teaching. Cambridge: Cambridge University Press
Gunarwan, Asim. 2007. Pragmatik: Teori dan Kajian Nusantara. Jakarta: Penerbit Universitas Atma Jaya
Jones, J. F. and Adrefiza. 2017. Comparing apologies in Australian English and Bahasa Indonesia: Cultural and gender perspectives. Journal of Politeness Research, 13(1), 89-119.
Ogiermann, Eva. 2009. On apologising in negative and positive politeness cultures. John Benjamins Publishing.
Smith, N. 2008. I was wrong: The meanings of apologies. Cambridge: Cambridge University Press.
Trosborg, Anna. 1995. Interlanguage pragmatics: Requests, complaints, and apologies. Berlin and New York: Walter de Gruyter.
Wouk, Fay. 2006. The language of apologizing in Lombok, Indonesia. Journal of pragmatics, 38(9), 1457-1486.