Perjalanan Yayasan Masyarakat Pecinta Sejarah dan Budaya Gresik (Mataseger) Tahun 2010-2014
Abstract
Dalam UU Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan, menimbang bahwa keanekaragaman kebudayaan merupakan identitas bangsa yang berharga. Melestarikan nilai sosial budaya merupakan kewajiban daerah yang juga memberi masyarakat peluang untuk berperan dalam pelestarian warisan berbudaya. Pemerintah Kabupaten Gresik saat ini mengajak masyarakat untuk bersinergi dalam berkontribusi dan berpartisipasi pada kebudayaan dan sejarah di Gresik. Pihak yang ikut peduli pada kebudayaan dan sejarah Gresik ialah Yayasan Masyarakat Pecinta Sejarah dan Budaya Gresik (Mataseger). Metode penelitian yang digunakan adalah metode sejarah yang terdiri dari heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa Yayasan Mataseger terbentuk dari pembahasan sejarah dan kebudayaan di Kabupaten Gresik oleh beberapa orang. Sampai pada tahun 2010 dibentuk Komunitas Masyarakat Pecinta Sejarah dan Budaya Gresik yang kemudian tanggal 11 April 2014 disahkan sebagai Yayasan Mataseger.
Downloads
References
Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah Kabupaten Gresik. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Gresik Tahun 2016-2021. https://bappeda.gresikkab.go.id.
Budhiana, Nyoman. (2012). Temu Pusaka Indonesia di Surabaya. Antara Bali. https://bali.antaranews.com.
Cortessau, Armando. (1941). The Suma Oriental of Tome Pires (1515); An Account of the East from Red Sea to Japan, Written in Malacca and India. London: Hakluyt Society.
De Graf, H. J. (1985). Kerajaan-kerajaan Islam di Jawa. Jakarta: Grafiti.
Direktorat Jenderal Kebudayaan. (2018). Masyarakat Sejarawan Indonesia Harapkan Forum Penggiat Sejarah Menjadi Agenda Rutin. https://kebudayaan.kemdikbud.go .id.
Hasim, Umar. (1979). Sunan Giri. Kudus: Menara.
Kartodirdjo, Sartono. (2014). Pengantar Sejarah Indonesia Baru: 1500- 1900. Yogyakarta: Penerbit Ombak.
Kasdi, Aminuddin. (2001). Perlawanan Penguasa Madura Atas Hegemoni Jawa. Yogyakarta: Jendela.
Krisnawatie, Aloysia. (2022). Warung Kopi dalam Sudut Pandang Proxemic.Kompasiana.https://ww w.kompasiana.com.
Mustakim. (2005). Mengenal Sejarah dan Budaya Masyarakat Gresik. Gresik: Dinas P&K Kabupaten Gresik.
Pranata, Galih. (2022). Pemberitaan Kantor Dagang VOC di Pedalaman Gresik Abad Ke- 17”.https://nationalgeographic.gr id.id
Razif dan M. Fauzi, Jalur Rempah dan Dinamika Masyarakat Abad X-XVI: Kepulauan Banda, Jambi, dan Pantai Utara Jawa. Jakarta: Direktorat Sejarah Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
RP, Edeliya. (2018). Yuk, Menjelajah Misteri Reruntuhan Benteng Lodewijk di Mengare, Gresik. https://www.kompasiana.com.
Santoso, Adi Agus. (2011). Wisata Kampung Tua Favorit Anugerah Wisata Jatim.Surya. https://surabaya.tribunnews.com.
Sinaga, Gratia Ananda. et al. (2021). Perkembangan Morfologi Gresik Kota Bandar dengan Pendekatan Analisa Diakronik. Jurnal Pembangunan Wilayah dan Kota, 17(3), 269-273. https://ejournal.undip.ac.id.
Trisandi, Risna, Andi Rosdianti, dan Jaelan Usman. (2021). Peran Pemerintah Daerah dalam Melestarikan Adat Maccerang Manurung di Desa Kaluppini Kabupaten Enrekang. KIMAP 2(2), 607-608. https://journal.unismuh.ac.id.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2017 Tentang Pemajuan Kebudayaan.
Zulaihah, Sitti. (2023). Sunan Prapen: Sosok Pendakwah Besar yang Terpinggirkan. Journal of Humanities Issue, 1(1), 25-27. https://ejournal.uin-suska.ac.id.