PENGARUH FAKTOR SOSIAL EKONOMI DAN DEMOGRAFI TERHADAP KEPUTUSAN PEREMPUAN MENIKAH MUDA DI INDONESIA
Abstract
Tingginya tingkat fertilitas dipengaruhi oleh rendahnya usia kawin pertama. Pertumbuhan penduduk yang
relatif tinggi merupakan beban dalam pembangunan nasional, sehingga diperlukan upaya menurunkan laju
pertumbuhan penduduk. Fertilitas dapat dikendalikan dengan cara memperhatikan faktor usia ibu saat pertama
kali menikah. Faktor penyebab rendahnya usia kawin pertama dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, status
pekerjaan, daerah tempat tinggal, dorongan orang tua, kemauan sendiri, Marriage By Accident, teknologi serta
lingkungan pergaulan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis bagaimana pengaruh variabel tingkat
kemiskinan, tingkat pendidikan, status pekerjaan dan daerah tempat tinggal terhadap keputusan perempuan
menikah muda di Indonesia serta variabel apa yang dominan mempengaruhi keputusan perempuan menikah
muda di Indonesia.
Sampel dalam penelitian ini adalah penduduk perempuan dengan rentang usia 10 sampai 21 tahun di Indonesia
sebanyak 7.130 orang, dengan metode probability sampling. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah Binary Logistic. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel tingkat pendidikan, status pekerjaan
dan daerah tempat tinggal berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan perempuan menikah muda di
Indonesia sebesar 83,98 persen. Variabel tingkat pendidikan berpengaruh negatif signifikan terhadap keputusan
perempuan menikah muda di Indonesia sebesar 0,0379, variabel status pekerjaan berpengaruh positif signifikan
terhadap keputusan perempuan menikah muda di Indonesia sebesar 1,0970 dan variabel daerah tempat tinggal
berpengaruh negatif signifikan terhadap keputusan perempuan menikah muda di Indonesia sebesar 0,7506.
Faktor dominan yang mempengaruhi keputusan perempuan menikah muda di Indonesia adalah variabel status
pekerjaan. Menekan tingginya tingkat fertilitas dengan meningkatkan usia kawin pertama pada perempuan,
serta dapat dilakukan dengan cara memperbaiki fasilitas pendidikan, mengembangkan ekonomi kreatif untuk
perempuan yang tidak berpendidikan tinggi agar dapat bekerja serta perbaikan sarana prasarana umum di
pedesaan seperti pelayanan kesehatan.