Tengkulak dalam Sistem Ekonomi Petani Hortikultura Etnis Tengger Brang Wetan

  • Mohamad Fahmi Idris Universitas Udayana
  • Aliffiati . Universitas Udayana
  • I Nyoman Suarsana Universitas Udayana

Abstract

Middlemen or intermediaries are viewed negatively in society, especially in the farmer’s economic system. The role of the middleman is not always negative, the middleman also has a positive side. Middlemen or vagetable collectros who are present in the midst of the tengger Brang Wetan farming community in Argosari Village, senduro, Lumajang Regency. Farmers who are producitve, but have better business instincts than other farmars. Middlemen who have been present in agricultural life are sometimes considered to have a negative connotation the emphasis of this research methodolgy is on the use of qualitative methods and the analysis focuses on interpretive descriptive, the relationship betweeen farmers and middlemen begins with tading namely the relationship between sellers and buyers where the position of sellers and buyer between farmers and middlemen can be exchanged depending on the time and circumstances and needs between the two parties.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Agusyanto, R. dan Rijanto, P.L. (1997). Jaringan Sosial. Universitas Indonesia.

Bunch, R. (1991). Dua Tong Jagung: Pedoman Pengembagan Pertanian Berpangkal Pada Rakyat. Yayasan Obor Indonesia.

Evers, H.D. (1997). “Globalisasi dan Kebudayaan Ekonomi Pasar” dalam Prisma. LP3ES.

Geertz, C. (1989). Penjaja dan Raja: Perubahan Sosial dan Modernisasi Ekonomi di Dua Kota Indonesia. Yayasan Obor Indonesia.

Giddens, A. (2011). Teori Strukturasi: Dasar-dasar Pembentukan Struktur Sosial Masyarakat. Pustaka Pelajar.

Hasanuddin, T. (2009). “Akar Penyebab Kemiskinan Petani Hortikultura di Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung”. Jurnal Agrikultura, 20(3), pp. 164-170.

Hardinawati, L.U. (2017). Alasan Petani Muslim Menjual Hasil Panen kepada Tengkulak di Desa Glagahagung Kecamatan Purwoharjo Kabupaten Banyuwangi. Skripsi Universitas Airlangga.

Hardiyanto, E. (2015). Pengambilan Keputusan Petani di Dataran Tinggi Dieng: Meningkatkan Usaha Tani Carica. Skripsi Universitas Gadjah Mada.

Isnawati, R., Effendi, N.F., dan Wardhana, B. (2017). “Model Bisnis Inklusi Sayuran Farm Veggieway Studi di Kecamatan Ponggok Kabupaten Blitar”. Makalah Sidoarjo: Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.

Kurniati, E. dan Hawa. L.C. (2003). “Studi Kesiapan Petani Untuk Melaksanakan Pengelolaan Usaha Tani Melalui Pendekatan Ekonomi Sebagai Perusahaan Pertanian”. Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial, 15.

Kusnadi. (2001). Pangamba’: Kaum Pelopor Fenomenal Pelopor dan Penggerak Perekonomian Masyarakat Nelayan. Humaniora Utama Press (HUP).

Mahmudah, E. dan Sugeng, H. (2014). “Bargaining Position Petani dalam Menghadapi Tengkulak”. Paradigma, 2(1).

Scott, J.C. (1983). Moral Ekonomi Petani. LP3S.

Semeru, A. (2006). Meningkatkan Keunggulan Bebuahan Tropis Indonesia. Andi Offset.

Soekartawi, R., dan Damaijati, E. (1993). Resiko dan Ketidakpastian dalam Agribisnis. PT Raja Grafindo.

Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif kualitatif dan R&D. Alfabeta.
Published
2022-03-31
How to Cite
IDRIS, Mohamad Fahmi; ., Aliffiati; SUARSANA, I Nyoman. Tengkulak dalam Sistem Ekonomi Petani Hortikultura Etnis Tengger Brang Wetan. Sunari Penjor : Journal of Anthropology, [S.l.], v. 6, n. 1, p. 43-50, mar. 2022. ISSN 2962-6749. Available at: <https://ojs.unud.ac.id/index.php/penjor/article/view/85241>. Date accessed: 21 nov. 2024. doi: https://doi.org/10.24843/SP.2022.v6.i01.p05.
Section
Articles

Most read articles by the same author(s)