Ritual Matruna Nyoman: Perspektif Antropologi Komunikasi
Abstract
Ritual Matruna Nyoman adalah sebuah tradisi unik yang dilakukan oleh komunitas adat Tenganan Pagringsingan. Oleh karena itu para intelektual ilmu social kemasyarakat sering menjadikan desa ini sebagai obyek penelitian. Di dalam tulisan ini akan dicoba melakukan analisis terhadap ritual ini dari perspektif Antropologi Komunikasi. Kecuali itu, tulisan ini juga diharapkan menjadi satu bacaan sederhana untuk memahami secara empiris bagaimana komunikasi itu dapat ditelaah dari perpsektif Antropologis. Tulisan ini lebih bersifat deskrptif kualitatif dalam arti coba untuk memahami seluk beluk komunikasi di dalam masyarakat dipandang dari perspektif Antropologis. Data bersumber dari sebuah tesis hasil penelitian Putu Karina Pravitasari yang berjudul Perubahan Ritual Matruna Nyoman. Selain itu data juga diperoleh dari hasil observasi dan sekaligus wawancara mendalam. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa prosesi ritual matruna nyoman sangat kaya dengan proses-proses komunikasi. Hal itu ditunjukkan bahwa di dalam setiap tahap prosesi ritual ini selalu mengandung unsur-unsur komunikasi yang berupa nasihat-nasihat kebaikan, kejujuran, toleransi, gotong royong, kebersamaan di dalam menghadapai segala tantangan. Leader komunikasi dalam prosesi ini yang berperan sebagai komunikator adalah Truna Bani, Truna Pengawin, Truna Penegenan Base, dan Mekel sebagai pimpinan tertinggi. Semua petuah-petuah dan nasihat-nasihat yang disampaikan oleh komunikator itu disebut dengan Sambodana.