RESPONS FISIOLOGI KELINCI LOKAL YANG DIBERI RANSUM MENGGUNAKAN AMPAS TAHU YANG DISUPLEMENTASI RAGI TAPE PADA JENIS KANDANG BERBEDA
Abstract
Penelitian yang bertujuan mempelajari respon fisiologi kelinci jantan lokal telah dilakukan dengan menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) pola split-plot 2×3 dengan 4 blok (ulangan). Jenis kandang sebagai main plot yang terdiri dari: kandang under ground shelter (K0) dan kandang battery (K1). Perlakuan ransum sebagai sub plot yang terdiri dari: ransum tanpa menggunakan ampas tahu (R0), ransum menggunakan 15% ampas tahu tanpa suplementasi ragi tape (R1) dan ransum menggunakan 15% ampas tahu yang disuplementasi 0,2% ragi tape (R2).Hasil penelitian mendapatkan bahwa kandang battery menyebabkan suhu dan kelembaban kandang lebih tinggi daripada kandangunder ground shelter. Temperatur dan kelembaban udara lebih tinggi pada K1 menyebabkan denyut jantung dan temperatur kulit lebih tinggi daripada K0. Perlakuan ransum tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap temperatur dan kelembaban kandang serta temperatur rektal dan kulit ternak kelinci. Pada kandang K0, perlakuan ransum tidak berpengaruh nyata terhadap laju respirasi. Pada kandang K1, perlakuan ransum R2 menyebabkan laju respirasi kelinci jantan lokal lebih tinggi daripada R1 dan R0. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kelinci jantan lokal yang dipelihara pada kandang under ground shelter menghasilkan respon fisiologi lebih baik daripada kandang battery. Penggunaan ampas tahu dalam ransum kelinci dan suplementasi ragi tape pada penggunaan ampas tahu tidak mempengaruhi respon fisiologi ternak kelinci jantan lokal.Downloads
Download data is not yet available.
How to Cite
I M., Nuriyasa et al.
RESPONS FISIOLOGI KELINCI LOKAL YANG DIBERI RANSUM MENGGUNAKAN AMPAS TAHU YANG DISUPLEMENTASI RAGI TAPE PADA JENIS KANDANG BERBEDA.
Majalah Ilmiah Peternakan, [S.l.], v. 17, n. 2, nov. 2014.
ISSN 2656-8373.
Available at: <https://ojs.unud.ac.id/index.php/mip/article/view/10920>. Date accessed: 21 nov. 2024.
doi: https://doi.org/10.24843/MIP.2014.v17.i02.p05.
Section
Articles
Keywords
kelinci lokal, temperatur, kelembaban udara, responfisiologi