Perbaikan Kualitas Bilah Gangsa Menggunakan Pendekatan Sixsigma untuk Mengurangi Jumlah Cacat Forging Gamelan Bali
Abstrak
Abstrak
Proses produksi gamelan masih sangat tradisional. Semua alat maupun pengerjaan masih dilakukan secara manual yang dapat menyebabkan banyak kecacatan. Proses yang biasanya banyak menimbulkan cacat pada Gamelan adalah proses pengecoran dan pemadatan (forging) dengan tenaga manusia. Banyak metode-metode yang dapat digunakan untuk memperbaiki kualitas yang diakibatkan oleh cacat pada proses forging gamelan Bali salah satunya adalah metode Sixsigma. Pada penelitian ini penulis ingin melakukan perbaikan kualitas gamelan menggunakan metode Sixsigma untuk mengurangi jumlah cacat pada proses forging yang nantinya dapat memperbaiki laju produksi dan kualitas produksi gamelan. Penelitian dilakukan di Gong Made Sutama Jalan Semar Pegulingan, Desa Tihingan, Kabupaten Klungkung, Provinsi Bali. Penelitian ini menggunakan material perunggu dengan komposisi 80% Cu dan 20%Sn. Metode Sixsigma yang digunakan dalam perbaikan kualitas gamelan terdiri dari Define, Measure, Analyze, Improve, Control (DMAIC). Hasil penelitian dengan menggunakan metode Sixsigma pada tahap Define ditemukan 2 cacat produk pada bilah yaitu cacat permukaan dan cacat dimensi. Pada tahap Measure, dengan pengambilan data 40 bilah terdapat 25% cacat dimensi dan 5% cacat permukaan. Tahap Analyze mengidentifikasikan penyebab masalah kualitas dengan menggunakan Diagram Pareto dimana didapatkan cacat dimensi 83.33% dan cacat permukaan 16.67%, dan dengan menggunakan Diagram Sebab-Akibat didapat faktor-faktor penyebab cacat bilah dengan metode sebagai penyebab utama. Tahap Improve dilakukan tindakan untuk mengurangi jumlah cacat bilah forging dengan mengontrol temperatur forging 650°C dan membandingkan bilah forging dengan bilah masternya. Tahap Control merupakan tahap analisis terakhir dari proyek Sixsigma yang menekankan pada pendokumentasian dan penyebarluasan dari tindakan yang telah dilakukan.
.
Kata kunci: Gamelan Bali, Forging, Sixsigma, Define, Measure, Analyze, Improve, Control
Abstract
The process of gamelan production is still very traditional. All tools and the process are still done manually which can cause many defects. The process that usually causes a lot of defects in the Gamelan is the process of casting and forging with human power. Many methods that can be used to improve the quality caused by defects of the Balinese gamelan in forging process one of them is Sixsigma method. In this study the writer want to make improvements to the quality of gamelan using Sixsigma method to reduce the number of defects in the forging process that can improve the production rate and quality of gamelan production. The research was conducted at Gong Made Sutama Jalan Semar Pegulingan, Tihingan Village, Klungkung Regency, Bali Province. This study used bronze material with 80% Cu and 20% Sn composition. The Sixsigma method used in improving the quality of gamelan consists of Define, Measure, Analyze, Improve, Control (DMAIC). The result of research by using Sixsigma method at Define step found 2 defects of product on the blade that is visual defect and dimension defect. At the Measure step, with 40 data collected there are 25% defect dimensions and 5% visual defects. Analyze step identifies the cause of quality problem using Pareto Diagram where dimension defect is 83.33% and visual defect is 16.67%, and by using Cause and Effect Diagram found that blame defect factor with “method” is the main cause. Improve step is done to reduce the number of forging blade defects by controlling forging temperatures of 650 ° C and comparing forging blades with their master blades. The Control step is the final analysis phase of the Sixsigma project that emphasizes the documentation and dissemination of actions that have been done.
Keywords: Balinese Gamelan, Forging, Sixsigma, Define, Measure, Analyze, Improve, Control