Identifikasi dan Karakterisasi Resistensi Antibiotik Bakteri Staphylococcus aureus Asal Susu Segar Kambing Sapera di Sleman, Yogyakarta

  • Charoline Fatih Pitaloka Sekolah Vokasi, Universitas Gadjah Mada.
  • Mery Suryaningrum
  • Hafidza Fanazira Ardani Sekolah Vokasi, Universitas Gadjah Mada.
  • Ardelia Dwi Krisnanda Sekolah Vokasi, Universitas Gadjah Mada.
  • Intan Tafta Sari Sekolah Vokasi, Universitas Gadjah Mada.
  • Grace Adventnia Sabath Ningtyas Sekolah Vokasi, Universitas Gadjah Mada
  • Morsid Andityas Sekolah Vokasi, Universitas Gadjah Mada.
  • Fatkhanuddin Aziz Sekolah Vokasi, Universitas Gadjah Mada.
##plugins.pubIds.doi.readerDisplayName## https://doi.org/10.19087/jveteriner.2025.26.2.175

Abstrak

Staphylococcus aureus merupakan bakteri Gram positif yang menyebabkan berbagai infeksi pada hewan dan manusia. Pada ternak perah, bakteri ini dikenal sebagai penyebab utama mastitis yang menimbulkan kerugian ekonomi, sementara pada manusia dapat menyebabkan keracunan makanan melalui produk pangan asal hewan yang terkontaminasi. Hingga saat ini, laporan tentang deteksi S. aureus pada kambing Sapera masih terbatas. Selain itu, S. aureus dikenal telah resisten terhadap berbagai golongan antibiotik, sehingga menimbulkan tantangan dalam pengendalian dan pengobatannya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi dan mengkarakterisasi profil resistansi antibiotik S. aureus yang diisolasi dari susu segar kambing sapera di Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Sebanyak 196 sampel susu mentah dikumpulkan dari delapan peternakan dan dilakukan identifikasi S. aureus melalui uji mikrobiologi serta konfirmasi molekuler. Uji sensitivitas antibiotik dilakukan menggunakan metode difusi cakram Kirby-Bauer terhadap beberapa kelas antibiotik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 8,1% sampel susu positif mengandung S. aureus. Dari isolat
tersebut, 12,5% resistan terhadap penisilin G (beta-laktam), 6,25% terhadap tetrasiklin dan 6,25% terhadap linkosamida. Namun demikian, semua isolat masih peka terhadap fluoroquinolone, makrolida, aminoglikosida, dan kloramfenikol. Keberadaan S. aureus yang resistan terhadap antibiotik dalam susu kambing segar menjadi ancaman bagi kesehatan ternak maupun konsumen. Oleh karena itu, pengendalian kontaminasi S. aureus dalam susu
sangat penting dilakukan untuk menjaga kesehatan hewan dan keamanan pangan.

##plugins.generic.usageStats.downloads##

##plugins.generic.usageStats.noStats##

##submission.authorBiographies##

##submission.authorWithAffiliation##

Program Studi Sarjana Terapan Teknologi Veteriner,
Departemen Teknologi Hayati dan Veteriner.

##submission.authorWithAffiliation##

Program Studi Sarjana Terapan Teknologi Veteriner,
Departemen Teknologi Hayati dan Veteriner.

##submission.authorWithAffiliation##

Program Studi Sarjana Terapan Teknologi Veteriner, Departemen Teknologi Hayati dan Veteriner.

##submission.authorWithAffiliation##

Program Studi Sarjana Terapan Teknologi Veteriner, Departemen Teknologi Hayati dan Veteriner.

##submission.authorWithAffiliation##

Program Studi Sarjana Terapan Teknologi Veteriner, Departemen Teknologi Hayati dan Veteriner.

##submission.authorWithAffiliation##

Program Studi Sarjana Terapan Teknologi Veteriner,
Departemen Teknologi Hayati dan Veteriner.

##submission.authorWithAffiliation##

Program Studi Sarjana Terapan Teknologi Veteriner, Departemen Teknologi Hayati dan Veteriner.

Diterbitkan
2025-06-29
##submission.howToCite##
PITALOKA, Charoline Fatih et al. Identifikasi dan Karakterisasi Resistensi Antibiotik Bakteri Staphylococcus aureus Asal Susu Segar Kambing Sapera di Sleman, Yogyakarta. Jurnal Veteriner, [S.l.], p. 175-188, june 2025. ISSN 2477-5665. Tersedia pada: <https://ojs.unud.ac.id/index.php/jvet/article/view/125005>. Tanggal Akses: 14 oct. 2025 doi: https://doi.org/10.19087/jveteriner.2025.26.2.175.
Bagian
Articles