ANALISIS OPTIMASI SEBAGAI LANGKAH AWAL DALAM INVESTASI PENYEWAAN ALAT BERAT
Abstract
ABSTRAK
Perkembangan kegiatan pariwisata mengakibatkan berkembangnya pembangunan konstruksi untuk mendukung kegiatan tersebut. Pembangunan tersebut memunculkan sejumlah permintaan bagi industri pendukungnya, seperti permintaan pemakaian alat berat untuk proyek konstruksi. Akuisisi peralatan konstruksi yang memerlukan biaya cukup besar, menjadi kendala bagi kontraktor. Sehingga kontraktor memilih menyewa peralatan konstruksi sebagai cara akuisisi yang paling efisien. Banyaknya jenis dan tipe peralatan konstruksi dan modal terbatas, menimbulkan masalah tersendiri bagi perusahaan penyewaan alat berat. Pada penelitian ini dilakukan pengumpulan data-data pada PT. Riadimix untuk mendapatkan data penyewaan dan biaya operasional alat berat. Berdasarkan data tersebut dilakukan analisis optimasi dengan metode persamaan linier, dan selanjutnya dilakukan analisis finansial pada komposisi alat yang paling optimal. Hasil penelitian ini menunjukan jenis alat dan komposisi yang paling menguntungkan untuk diinvestasikan adalah dua unit excavator PC 200, satu unit mobile crane 30 ton, dua unit dumptruck 9 m3 dan satu unit safe loader. Analisa teknis dilihat dari perijinan, lokasi penyimpanan, ketersediaan bahan bakar dan suku cadang, menunjukkan investasi penyewaan alat berat ini layak untuk dilaksanakan. Analisa pasar melihat besarnya kebutuhan alat berat yang terus meningkat dengan jumlah pasokan alat berat yang terbatas maka dipandang perlu untuk menyediakan usaha penyewaan alat berat ini. Analisa kelayakan finansial dengan komposisi jumlah alat tersebut di atas, layak untuk dilaksanakan apabila pendapatan tetap dan operasional tetap seperti yang diasumsikan. Analisa sensitivifitas finansial dengan komposisi jumlah alat tersebut diatas, tetap layak untuk dilaksanakan walaupun terjadi peningkatan biaya operasional sebesar 15% dengan pendapatan tetap sesuai asumsi. Begitupula ketika terjadi penurunan pendapatan sebesar 5% sedangkan biaya operasional tetap dan ketika terjadi penurunan pendapatan sebesar 5% serta peningkatan biaya operasional sebesar 15% secara bersamaan.