ANALISIS FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PENYELESAIAN PROYEK HOTEL DI KABUPATEN BADUNG DAN KOTA DENPASAR
Abstract
ABSTRAK
Proyek konstruksi sering mengalami keterlambatan yang tidak dapat diperhitungkan sebelumnya, sehingga menghambat penyelesaian proyek konstruksi tersebut. Berdasarkan hasil survey di Kabupaten Badung dan Kota Denpasar, empat puluh proyek hotel tahun 2015 mengalami keterlambatan penyelesaian. Penyebab keterlambatan penyelesaian proyek beragam, namun ada yang sering muncul dan memberikan pengaruh yang besar pada keterlambatan. Penelitian terhadap penyebab keterlambatan proyek konstruksi dilakukan agar dapat mengidentifikasi penyebab keterlambatan dan memberikan solusi agar dapat membantu menyelesaikan proyek tepat waktu. Penelitian ini mengambil sampel proyek konstruksi pembangunan hotel-hotel di wilayah Kabupaten Badung dan Kota Denpasar. Identifikasi penyebab keterlambatan dilakukan dengan study pustaka, menyadur penelitian-penelitian sejenis sebelumnya, brainstorming dan wawancara. Metode pengumpulan data yang digunakan untuk mengelompokkan dan merangking penyebab keterlambatan adalah metode kuisioner yang disebarkan kepada tiga puluh responden. Responden diklasifikasikan sebagai project manager, site manager dan penanggung jawab proyek di lapangan. Data dari pengisian kuisioner tersebut dikelompokkan dan di rangking dengan menggunakan metode analisis faktor. Hasil dari identifikasi penyebab keterlambatan yang dilakukan adalah 49 penyebab keterlambatan. Penyebab keterlambatan dikelompokkan menjadi 6 faktor yaitu faktor owner, konsultan perencana, konsultan pengawas, kontraktor, masyarakat sekitar dan pemerintah dan yang terakhir faktor alam. Setelah dilakukan analisis faktor masing-masing kelompok faktor, diperoleh ranking tertinggi untuk masing-masing faktor. Ranking tertinggi faktor owner adalah keterlambatan dalam membuat keputusan. Ranking tertinggi faktor konsultan pengawas adalah kurangnya pengalaman staff. Ranking tertinggi faktor konsultan perencana adalah keterlambatan dalam membuat keputusan. Ranking tertinggi faktor kontraktor adalah pelaksanaan tahapan pekerjaan yang kurang baik. Ranking tertinggi faktor pemerintah dan masyarakat adalah keterlambatan perijinan. Ranking tertinggi faktor alam atau force majeur adalah hujan deras.