PERILAKU GESER BALOK TINGGI BETON SERAT BAGU TANPA TULANGAN TRANSVERSAL
Abstract
Mekanisme geser pada balok tinggi penting untuk diperhatikan karena keruntuhan geser bersifat getas (brittle). Gaya geser umumnya kombinasi dengan lentur, torsi, atau gaya normal. Untuk mengatasi keruntuhan yang getas (brittle), perlu untuk meningkatkan persentase tulangan horizontal dan vertikal atau menggantinya dengan beton bertulangan serat (FRC). Serat Bagu merupakan serat alami yang kuat dan awet, serat Bagu banyak ditemukan dipasaran daerah Bali karena merupakan bahan yang dibutuhkan secara berkelanjutan setiap tahun pada saat perayaan Nyepi dengan harga yang terjangkau . Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi prilaku geser balok tinggi beton serat Bagu dengan variasi volume serat bagu 0%, 0,25%, 0,5%, 0,75% dan 1% terhadap berat semen yang meliputi perilaku pola retak, beban retak, kekakuan dan daktilitas balok tinggi. Penelitian ini juga membandingkan tingkat keakuratan prediksi geser dari SNI. 2847-2013 dan Strut and Tie Model (STM) untuk memprediksi kapasitas geser balok tinggi beton serat Bagu. Sebanyak 10 buah balok tinggi dengan ukuran 150x450x1500mm dibuat dan diuji diatas perletakan sederhana dengan dua buah beban terpusat pada jarak 370mm dari tumpuan. Balok dengan tulangan longitudinal tunggal 2D16mm. Hasil penelitian menunjukan bahwa penambahan 0,75 % serat Bagu menurunkan prosentase jumlah retak lentur sebesar 75 %, peningkatan beban retak lentur pertama sebesar 341,67%, beban retak geser pertama sebesar 170 % dan daktailitas balok sebesar 6,92% pada kondisi sebelum retak pertama dan 0,26% pada kondisi setelah retak pertama. Prediksi kapasitas geser balok tinggi beton serat Bagu tanpa tulangan transversal dengan metode STM lebih baik dari SNI dengan nilai rata-rata rasio Vexp/VSTM atau Vexp/SNI masing-masing sebesar 1.16 untuk teori STM dan 2,47 untuk teori SNI.
Downloads
References
ACI committee 318. 2002. Building Code Require-ments for Reinforced Concrete,American Concrete Institute 318– 02, Detroit.
Ananta, A. 2007. Pengaruh Pemakaian Serat Kawat Berkait Pada Kekuatan Beton Mutu Tinggi Berdasarkan Optimasi Diameter Serat. Universitas Diponegoro.
Badan Standarisasi Nasional. 2013. Persyaratan beton Struktural untuk Bangunan Gedung (SNI 03-2847-2013). Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta
Campione, G.2012. Flexural Behavior of Steel Fibrous Reinforced Concrete Deep Beams. (journal of structural engineering © asce), Feb., (cited 2018 okt.18). Available from: ascelibrary.org by Udayana University on 10/18/17. Copyright ASCE.
Campione, G.2013. Flexural and Shear Resistance of Steel Fiber–Reinforced Lightweight Concrete Beams. (journal of structural engineering © asce), Apr., (cited 2018 okt.18). Available from: ascelibrary.org by Udayana University on 10/18/17. Copyright ASCE.
Ndoen, V.G., Sina D., Bunganaen, W. 2015. Pengaruh Penambahan Serat Daun Gewang (Corypha Utan Lam) Terhadap Kuat Lentur Dan Kuat Tarik Belah Beton. Jurnal Teknik Sipil, Universitas Petra, April. Available from : http://puslit2.petra.ac.id/ ejournal/ index.php/jurnal-teknik-sipil/article/view/19448
Russo, G.,Venir, R. and Pauletta,M. 2005.Reinforced Concrete Deep Beams-Shear Strength Model and Design Formula. ACI Structural Journal, may-june.
Badan Standardisasi Nasional (BSN). 2013. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Bertulang Untuk Bangunan Gedung. SNI 2847-2013. Jakarta:BSN
Badan Standardisasi Nasional (BSN). 1991. Metode Pengujian Kuat Tarik – Beban Beton. SNI 03-2491-1991. Jakarta: BSN.
Sudarsana, I K.2016. Prediksi Kuat Geser Balok - Tinggi Beton Bertulang Berdasarkan Strut And Tie Model.Jurnal Ilmiah Teknik Sipil, Vol. 10, No. 1, Program Studi Teknik Sipil, Januari, 35-43.
Suhardiman, M. 2011. Kajian Pengaruh Penambahan Serat Bambu Ori Terhadap Kuat Tekan Dan Kuat Tarik Beton. Jurnal Teknik Sipil, Oktober.
Tavio dan Lasino. 2015. Tata Cara Penentuan Proporsi Campuran Untuk Beton dengan Semen Portland Biasa, Semen Portland Pozzolan, dan Semen Portland Komposit (Berdasarkan SNI 7656;2012 dan ACI 211.1-91). CIPTA DEA PUSTAKA, Bandung.
Tjokrodimuljo, K. 1996. Teknologi Beton. Yogyakarta
Wati,Y .2016. Pengaruh Variasi Kadar Lightweight Expanded Clay Aggregate (LECA) Terhadap Karakteristik Beton Serat Bagu. Tugas akhir, Program Studi Teknik Sipil, Universitas Udayana.
Yasa dan Wati .2015. Pemanfaatan serat nanas sebagai Material Penyusun Beton. Makalah Lomba