ABRASI CAMPURAN ASPAL BETON DENGAN ALAT ROTATION ABRASION TEST
Bahasa Indonesia
Abstract
Ravelling atau butiran lepas adalah salah satu jenis kerusakan jalan berupa disintegrasi permukaan perkerasan aspal yang disebabkan pelepasan partikel agregrat yang berkelanjutan, berawal dari permukaan perkerasan menuju ke bawah atau dari pinggir ke dalam. Ravelling dapat terjadi karena beberapa faktor, diantaranya adalah kadar aspal dan air void. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh air void sebanyak 2%, 4%, dan 7% dan kadar aspal sebanyak 4,5%, 5,5%, dan 6,5% terhadap ravelling pada campuran Hot Mix Asphalt. Pengujian yang dilakukan dengan alat modifikasi Wet Track Abrasion Test menunjukkan bahwa nilai uji ravelling dengan kondisi wet untuk masing-masing kadar air void 2%, 4%, dan 7% rata-rata sebesar 0,3; 0,2; dan 0,3 gr/cm2. Sedangkan nilai uji ravelling untuk masing-masing kadar aspal 4,5; 5,5; dan 6,5% rata-rata sebesar 0,39; 0,32; dan 0,29 gr/cm2. Sedangkan nilai uji ravelling dengan kondisi dry untuk kadar aspal 5,5% dan kadar air void 4% rata-rata sebesar 0,16 gr/cm2. Hasil dari uji ravelling pada kondisi dry lebih rendah daripada hasil uji ravelling pada kondisi wet
Downloads
References
Arifin, S. et al. (2007). Pengaruh Nilai Abrasi Agregat Terhadap Karakteristik Beton Aspal. Smartek, 5(1).
Badan Standarisasi Nasional. (1990). SNI 03- 1968-1990.Metode Pengujian Analisis Saringan Agregat Halus Dan Kasar.
Badan Standarisasi Nasional. (1996). SNI 03-4142-1996, Metode Pengujian Jumlah Bahan Dalam Agregat Yang Lolos Saringan Nomor 200 (0, 0075 mm). BSN. Jakarta.
Departemen Pekerjaan Umum Direktorat, & Jendral Bina Marga. (1983). Manual Pemeliharaan Jalan. Penerbit Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jendral Bina Marga 1983.
Direktorat Jendral Bina Marga PUPR. (2017).Surat Edaran 07/SE/Db/2017 Teknologi, Pemilihan Preventif, Pemeliharaan Jalan, Perkerasan.
Erzy Muhania, Z., Aini, Rahmawati, A., & Setiawan, D. (2017). Analisis Kondisi Kerusakan Jalan Pada Lapis Permukaan Menggunakan Metode Pavement Condition Index (PCI) (Studi Kasus : Ruas Jalan Puring-Petanahan, Kebumen, Jawa Tengah).
Federal Highway Administration. (2006). Highway Statistics 2004. Federal Highway Administration.
Harvey, J. T., Deacon, J. A., Tsai, B.-W., & Monismith, C. L. (1995). Fatigue Performance of Asphalt Concrete Mixes and its Relationship to Asphalt Concrete Pavement Performance in California. 26.
Hicks, R. G., Santucci, L., & Ashchenbrener, T. (2003). Introduction and Seminar Objectives on Moisture Sensitivity of Asphalt Pavements. Transportation Research Board National Seminar, 3–19.
Hill, R., & Braham, A. (2018). Investigating the Raveling Test for Full-depth Reclamation. Frontiers of Structural and Civil Engineering, 12(2), 222–226.
Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat; Jenderal Bina Marga. (2018). Spesifikasi Umum 2018 untuk Pekerjaan Konstruksi Jalan dan Jembatan. Direktorat Jenderal Bina Marga.
Kumalawati, A. et al. (2013). Analisis Pengaruh Penggunaan Abu Batu Apung Sebagai Pengganti Filler Untuk Campuran Aspal. Jurnal Teknik Sipil, 2(2), 191–200.
Misbah, M. (2017). Pengaruh Variasi Kadar Aspal Terhadap Nilai Karakteristik Campuran Panas Aspal Agregat (AC-BC) dengan Pengujian Marshall. Jurnal Teknik Sipil ITP, 2(1).
Nancy, N. et al. (2004). Analisis Keseragaman Aspal Keras Produksi Dalam Negeri. Jurnal Transportasi, 4(2), 144621.
Nirmala, F. (2014). Pemanfaatan Limbah Karet Ban dan Plastik PET (Polyethylene Terephthalate) Menjadi Aspal Sintetis Dengan Oli Bekas Sebagai Pelarut. Politeknik Negeri Sriwijaya.
Pohan, B. S. (2016). Perbandingan Aspal Berongga dengan Aspal Normal berdasarkan Nilai Stabilitas. Universitas Medan Area.
Prastanto, H. et al. (2015). Karakteristik dan Hasil Uji Marshall Aspal Termodifikasi dengan Karet Alam Terdepolimerisasi sebagai Aditif. Jurnal Penelitian Karet, 75–82.
Razzaq, A. K., Ali Hussain, N., & Hasan, H. J. M. (2018). Evaluating the Effect of Air Voids and Asphalt Content on the Mechanical Properties of HMA by Adopting Indirect Tensile Strength Test.
Roy, N., Veeraragavan, A., & Krishnan, J. M. (2013). Influence of Air Voids of Hot Mix Asphalt on Rutting Within the Framework of Mechanistic-Empirical Pavement Design. Procedia-Social and Behavioral Sciences, 104, 99–108.
SNI 1969:2008. (2008). SNI 1969: 2008, Cara Uji Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Kasar. Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta. Badan Standarisasi Nasional.
Soehartono. (1986). Aspal Beton Sebagai Altematif Perkerasan Jalan. In Majalah Jalan & Transportasi (pp. 52–55).
Sugiyono, P. D. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Pendekatan Kuantitatif.
Suharsimi, A. (2006). Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Bina Aksara.
Sukirman, S., & Raya. (1992). Perkerasan Lentur Jalan. Nova.Umum, D. P. (1990). RSNI-M-01-2003 Metode Pengujian Campuran Beraspal Dengan Alat Marshall. Pustran. Balit. Bang, Bandung.
Voskuilen, J. L. M., & Verhoef, P. N. W. (2003). Causes of Premature Ravelling Failure in Porous Asphalt. Performance Testing and Evaluation of Bituminous Materials PTEBM’03. Proceedings of the 6TH International Rilem Symposium Held Zurich, Switzerland, 14-16 April 2003.
Wibowo, D. T. (2013). Tinjauan Kuat Lentur Dinding Panel Menggunakan Agregat Pecahan Genteng Dengan Tulangan Welded Mesh. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
You, Q., Zheng, N., & Ma, J. (2018). Study of Ravelling Failure on Dense Graded Asphalt Pavement. Proceedings of the Institution of Civil Engineers–Transport, 171(3), 146–155.
Zaltuom, A. M. (2018). A Review Study of the Effect of Air Voids on Asphalt Pavement Life.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.