Analisis Efektivitas Biaya Penggunaan Bronkodilator dibandingkan Kombinasi Bronkodilator-Kortikosteroid pada Pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)
Abstract
Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah penyakit kronis saluran napas yang ditandai dengan hambatan aliran udara dan bersifat progresif lambat yang semakin lama semakin memburuk. Bronkodilator dan kortikosteroid merupakan obat pilihan pertama yang digunakan pada pasien PPOK. Pemberian terapi yang tepat diharapkan dapat menurunkan angka morbiditas maupun mortalitas pada pasien PPOK. Salah satu hal yang menjadi penyebab tingginya angka kematian akibat PPOK adalah hasil terapi yang tidak efektif. Terapi obat yang tidak efektif dapat menurunkan outcome klinis dan meningkatkan biaya yang dikeluarkan pasien. Tujuan dari penelitian ini adalah unutk membandingkan efektivitas-biaya antara kelompok pasien PPOK yang mendapatkan terapi bronkodilator dibandingkan dengan kelmpok pasien yang mendapatkan terapi kombinasi bronkodilator-kortikosteroid. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain studi cohort. Pengambilan data dilakukan di RSUP Fatmawati pada bulan Mei-Agustus 2019. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata biaya pengobatan pasien yang hanya memperoleh bronkodilator saja lebih murah dibandingkan dengan kombinasi bronkodilator dan kortikosteroid (Rp 342.384,- vs Rp 615.201,-). Namun efektivitas diantara kedua kelompok pasien sama (16,67%). Nilai ACER (Average Cost Effective Ratio) bronkodilator adalah Rp 20.538,- sedangkan ACER untuk kombinasi bronkodilator-kortikosteroid sebesar Rp 36.904,-. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan bronkodilator lebih cost-effective dibandingkan dengan kombinasi bronkodilator-kortikosteroid pada passien PPOK.
Kata Kunci: Analisis Efektivitas-Biaya, Bronkodilator, Bronkodilator-Kortikosteroid, PPOK