FITOREMEDIASI TANAH TERCEMAR TEMBAGA (Cu) OLEH TANAMAN KELADI HIAS (Caladium bicolor) DAN LIDAH MERTUA (Sansevieria trifasciata)
Abstract
Logam berat Cu adalah polutan yang umum terdapat dalam tanah pertanian dan dapat mencemari tanaman yang tumbuh pada tanah tersebut. Salah satu cara untuk mengurangi polutan logam berat ini adalah dengan melakukan fitoremediasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah tanaman keladi hias (Caladium bicolor) mampu menurunkan kandungan logam Cu dengan menentukan jumlah logam yang bersifat bioavailable dan mengetahui nilai bioconcentration factor (BCF) pada tanah yang tercemar logam berat tersebut. Selanjutnya, membandingkan efektivitas tanaman keladi hias dalam menyerap logam Cu dengan fitoremediator lain yaitu lidah mertua (Sansevieria trifasciata). Metode yang digunakan adalah fitoremediasi dengan menggunakan tanaman keladi hias pada tanah yang tercemar Cu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keefektifan penyerapan logam berat Cu oleh keladi hias dan lidah mertua berturut-turt sebesar 88,80% dan 51,83%. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa tanaman keladi hias lebih efektif menyerap ion logam Cu di dalam tanah dibandingkan dengan lidah mertua. Berdasarkan nilai BCF yaitu perbandingan konsentrasi logam Cu dalam tanaman dengan logam yang bersifat bioavailable dalam tanah dari kedua tanaman tersebut, maka nilai BCF kedua tanaman tersebut lebih kecil dari satu (< 1), sehingga kedua tanaman tersebut berperan sebagai metal excluder. Ini berarti bahwa tanaman tersebut membatasi penyerapan logam berat (Cu) dari tanah ke jaringan tanaman. Nilai TF (Translocation Factor) dari keladi hias <1 yang artinya tanaman tersebut cocok untuk fitostabilisasi karena tanaman ini menahan logam berat di akar dan tidak memindahkannya ke bagian batang atau daun, sedangkan nilai TF dari lidah mertua >1 yang dikatagorikan sebagai fitoremediator untuk fitoekstraksi yang artinya tanaman ini berguna untuk membersihkan lingkungan dari cemaran logam berat. Dengan demikian, berdasarkan nilai efektivitasnya, tanaman keladi hias dapat digunakan sebagai tanaman fitoremediator.
Kata kunci: fitoremediasi, logam berat, tanaman keladi hias, tanaman lidah mertua.
ABSTRACT
The heavy metal Cu is a pollutant commonly found in agricultural soil and can contaminate plants growing on that soil. Reducing heavy metal pollutants can be done by a phytoremediation technique. This study aimed to know whether ornamental taro plants (Caladium bicolor) can reduce Cu metal content by determining the amount of the bioavailable metal and the bioconcentration factor (BCF) value in soil contaminated with this heavy metal. Also, to compare the results with those of other phytoremediator plants, namely snake plant (Sansevieria trifasciata). The method used is phytoremediation using ornamental taro plants on soil contaminated with Cu. The results showed that the effectiveness of absorption of the heavy metal Cu by ornamental taro and snake plants was 88.80% and 51.83%, respectively. From these data, it can be seen that ornamental taro plants are more effective at absorbing Cu metal ions in the soil compared to snake plants. Based on the BCF value, namely the ratio of the Cu metal concentration in the plant to the bioavailable metal in the soil of the two plants, the BCF value of the two plants is less than one (< 1), so the two plants act as metal excluders. This means that the plant limits the absorption of heavy metals (Cu) from the soil into the plant tissue. The TF (Translocation Factor) value of ornamental taro was <1, which means the plant is suitable for phytostabilization because this plant retains heavy metals in the roots and does not transfer them to the stem or leaves, while the TF value of snake plant was >1, which is categorized as a phytoremediator for phytoextraction, which means this plant is useful for cleaning the environment from heavy metal contamination. Thus, based on its effectiveness value, ornamental taro plants can be used as phytoremediators.
Keywords: Caladium bicolor, heavy metals, phytoremediation, sansevieria trifasciata.
Downloads
References
Asmorowati, D. S., Sumarti, S. S., & Kristanti, I. 2020. Perbandingan Metode Destruksi Basah dan Destruksi Kering untuk Analisis Timbal dalam Tanah di Sekitar Laboratorium Kimia FMIPA UNNES. Semarang: Indonesian Journal of Chemical Science. 9(3): 169–173.
Handayanto, Eko. 2017. Fitoremediasi dan Phytomining Logam Berat Pencemar Tanah. Universitas Brawijaya Press. Malang.
Juhriah, J., dan Alam, M. 2016. Fitoremediasi Logam Berat Merkuri (Hg) pada Tanah Dengan Tanaman Celosia plumosa (Voss) Burv. Bioma: Jurnal Biologi Makassar. 1(1): 1-8.
Kilikily, D., Mariwy, A., dan Sunarti, S. 2020. Studi Akumulasi Logam Berat Merkuri (Hg) Oleh Tanaman Trembesi (Samanea saman). Science Map Journal. 2(2): 85-89.
Mulyadi. 2013. Logam Berat Pb pada Tanah Sawah dan Gabah di Sub-DAS Juana Jawa Tengah. Agrologia, 2(2): 95-101.
Mutmainnah, F., Arinafril., dan Suheryanto. 2015. Fitoremediasi Logam Berat Timbal (Pb) dengan Menggunakan Hydrilla verticillata dan Najas indica. Jurnal Penelitian Sains. 17(3): 112-120.
Oliver, M. A. & P. J. Gregory. 2015. Soil food security and human health: a review. European Journal of Soil Science. 66(2): 257–276.
Pratama, R. Z. 2018. Fitoremediasi [Geneca Environmental Service]. Tersedia pada URL: https://www. gesi.co.id/fitoremediasi/. Diakses pada 20 Desember 2022.
Rahmansyah, M., Hidayati, N., dan Juhaeti, T., 2009. Tanaman Akumulator untuk Fitoremediasi Lingkungan Tercemar Merkuri dan Sianida Penambangan Emas. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Press, Jakarta. 14-16.
Rompegading, A. B., Sartika, D., Sengka, R., Syamsuddin, N., Resky, A. W., Resky, M., Rahmat, M. F., Lestari, A., Rosdiana, Asriana, Fadryansah, M., Arifuddin, A., Afdal, M., dan Irfandi, R. 2021. Pengujian Awal Potensi Tanaman Lidah Mertua (Sansevieria trifasciata) dalam Pemanfaatannya sebagai Fitoremediasi Terhadap Tanah yang Tercemar Logam Cu. Jurnal Pendidikan Biologi dan Sains. 4(2): 251-257.
Sari, N. E. P., Nurlela, Wardoyo, S. E. 2019. Fitoremediasi Tanah Tercemar Logam Berat Cd dengan menggunakan Tanaman Hanjuang (Cordyline fruticosa). Jurnal Sains Natural 9(2):57-65.
Sahara. 2022. Potensi Tanaman Gumitir (Tegetes erecta) Sebagai Fitoremediator. Jurnal Kimia (Journal Of Chemistry). 16(1):109-114.
Santana, N.B., Dias J.C.T., Rezende R.P., Franco M., Oliveira L.K.S., dan Souza L.O. 2018. Production of xylitol and bio-detoxification of cocoa pod husk hemicellulose hydrolysate by Candida boidinii XM02G. Plos one. 13(4):195- 206.
Setiawan, I. M. R., Suprihatin, I. E., dan Siaka, I. M. 2023. Bioavailabilitas Logam Berat Pb dan Cu Dalam Sedimen dan Akumulasinya Dalam Buah Pedada (Sonneratia alba) di Kawasan Mangrove, Kedonganan. Jurnal Kimia. 17(2): 175-184.
Setyawan, A., Yoyok, S, P. 2018. Pemanfaatan Tanaman Lidah Mertua (Sansevieria Trifasciata) Untuk Absorpsi Tembaga (Cu) Industri Peleburan Tembaga. Jurnal Envirotek. 9 (1): 13-21.
Siaka, M., Owens, C. M., and Birch, G. F. 1998. Evaluation of Some Digestion Methods for the Determination of Heavy Metals in Sediment Samples by Flame-AAS. Analytical Letters. 31(4): 703-718.
Siaka, I. M., Udayani, P. D. S., dan Suyasa, I. W. B. 2021. Bioavailabilitas dan Kandungan Logam Pb, Cu pada Tanah dan Sawi Putih di Desa Baturiti. Jurnal Kimia. 15(1): 20-28.
Siaka, 1.M., Utama, 1.M.S., Manuaba, I.B.P, and Adnyana, I M. 2014. Heavy Metals Contents in the Edible Parts of Some Vegetables Grown in Candi Kuning, Bali and their Predicted Pollution in the Cultivated Soil. Journal of Environmental and Earth Science. 4(23): 78-83.
Siaka, I. M., Suastuti, dan Mahendra I. P. B. 2016. Distribusi Logam Berat Pb dan Cu pada Air Laut, Sedimen, dan Rumput Laut di Perairan Pantai Pandawa. Jurnal Kimia. 10(2): 190-196.
Widyasari, N. L. 2021. Kajian Tanaman Hiperakumulator pada Teknik Remediasi Lahan Tercemar Logam Berat. Jurnal ECOCENTRISM. 1(1): 17–24.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License