Perbandingan Jumlah Sel Mononuklear, Jumlah Sel Fibroblas, Ukuran Fibrosis, dan Perlengketan Klinis Pada Jaringan Peridural Antara Non-Absorbable Mesh dan Absorbable Barrier Mesh Pada Tikus Wistar dengan Cedera Otak Traumatika yang Dilakukan Decompressive Craniectomy

  • Ida Bagus Yudha Prasista PPDS Ilmu Bedah, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/ RSUP Sanglah, Bali, Indonesia
  • I Wayan Niryana Divisi Bedah Saraf, Departemen Ilmu Bedah, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/ RSUP Sanglah, Bali, Indonesia
  • Nyoman Golden Divisi Bedah Saraf, Departemen Ilmu Bedah, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/ RSUP Sanglah, Bali, Indonesia

Abstract

Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan dua jenis mesh yaitu non-absorbable mesh dan absorbable barrier mesh terhadap sel mononuklear, fibroblas, ketebalan fibrosis dan perlengketan klinis pada jaringan peridural tikus wistar dengan traumatic brain injury. Metode: Studi ini menggunakan model hewan coba dengan desain Randomized post Test-Only Control Group. Penelitian melibatkan dua puluh sampel. Sebanyak sepuluh sampel yang menggunakan non-absorbable mesh masuk dalam kelompok kontrol dan sepuluh sampel yang menggunakan absorbable barrier mesh masuk dalam kelompok perlakuan. Untuk pemeriksaan jumlah sel mononuklear (MN), jumlah sel fibroblas dan ukuran fibrosis, serta perlengketan klinis pemeriksaan dilakukan di laboratorium setelah sebelumnya dilakukan euthanasia setelah hari ke-14. Uji T independen dan uji Mann Whitney dilakukan untuk menguji hipotesa dengan skala data numerik serta uji Fisher’s exact untuk menguji hipotesa dengan skala data kategorik. Hasil: Rerata jumlah sel mononuklear (MN) per lapang pandang (LP) pada kelompok dengan perlakuan lebih rendah daripada kelompok kontrol (10,6±5,6 vs 13,8±5,6 per LP). Jumlah rerata sel fibroblas per LP pada kelompok perlakuan lebih rendah dibandingkan dengan kontrol (13,6±4,3 vs 20,2 ±7,3 per LP). ketebalan ukuran fibrosis juga menunjukkan perbedaan rerata yang signifikan lebih rendah pada kelompok perlakuan (183,4 ± 87,7 vs 458,5±247,1). Resiko relative terjadinya perlengketan klinis pada non-absorbable mesh juga 3 kali lebih besar dibadingkan dengan absorbable barrier mesh. Simpulan: Penggunaan absorbable barrier mesh secara bermakna menyebabkan rerata jumlah sel fibroblas, ukuran fibrosis, dan risiko perlengketan klinis yang lebih rendah paska tindakan decompressive craniectomy.

Downloads

Download data is not yet available.
Published
2020-02-23
How to Cite
PRASISTA, Ida Bagus Yudha; NIRYANA, I Wayan; GOLDEN, Nyoman. Perbandingan Jumlah Sel Mononuklear, Jumlah Sel Fibroblas, Ukuran Fibrosis, dan Perlengketan Klinis Pada Jaringan Peridural Antara Non-Absorbable Mesh dan Absorbable Barrier Mesh Pada Tikus Wistar dengan Cedera Otak Traumatika yang Dilakukan Decompressive Craniectomy. JBN (Jurnal Bedah Nasional), [S.l.], v. 4, n. 1, p. 12-18, feb. 2020. ISSN 2548-981X. Available at: <https://ojs.unud.ac.id/index.php/jbn/article/view/51529>. Date accessed: 15 nov. 2024. doi: https://doi.org/10.24843/JBN.2020.v04.i01.p03.