HUBUNGAN ANTARA SARAPAN DENGAN OBESITAS PADA ANAK USIA 6 – 12 TAHUN
Abstract
Obesitas menjadi permasalahan kesehatan global yang insidennya terus meningkat. Obesitas pada anak dikaitkan dengan komplikasi serius masalah kesehatan. Obesitas merupakan masalah kesehatan yang kompleks, dan karena prevalensinya yang terus meningkat, pencegahan merupakan fokus utama dari penyakit ini. Salah satu pencegahannya adalah dengan kebiasaan sarapan. Beberapa studi menyebutkan, melewatkan sarapan berkaitan erat dengan meningkatnya risiko obesitas dikaitkan dengan faktor pola makan. Berdasarkan latar belakang tersebut maka perlu dilakukan penelitian yang bertujuan untuk membuktikan anak dengan kebiasaan sarapan memiliki prevalensi obesitas lebih rendah dibandingkan dengan yang tidak memiliki kebiasaan sarapan. Rancangan analitik potong-lintang dengan sampel penelitian adalah anak usia 6-12 tahun di SDK Santo Yoseph 2 Denpasar. Sampel dipilih dengan stratified random sampling yang memenuhi kriteria inklusi dan data disajikan dalam bentuk tabel. Dari hasil penelitian didapat 178 anak umur 6-12 tahun dengan berbagai gambaran usia, jenis kelamin, status gizi, kebiasaan sarapan, kebiasaan snacking, frekuensi aktivitas fisik, dan kebiasaan menonton TV/komputer. Prevalensi obesitas pada subjek yang tidak memiliki kebiasaan sarapan 51,3% dan yang memiliki kebiasaan sarapan adalah sebesar 26,6% dengan rasio prevalensi 1,9 (1,3;2,9). Setelah diuji hubungan dengan variabel bebas lainnya, diperoleh risiko obesitas 2,8 kali lebih tinggi pada individu yang tidak memiliki kebiasaan sarapan. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, ditemukan angka prevalensi obesitas di SDK Santo Yoseph 2 Denpasar pada anak umur 6-12 tahun sebanyak 32%. Prevalensi anak-anak dengan kebiasaan sarapan pada populasi tersebut sebanyak 78,1%. Risiko kejadian obesitas 2,8 kali lebih besar pada anak yang tidak memiliki kebiasaan sarapan dibandingkan dengan yang memiliki kebiasaan tersebut.
Kata kunci: Obesitas, usia 6-12 tahun, kebiasaan sarapan, prevalensi