HUBUNGAN ANTARA FAKTOR LINGKUNGAN DAN FAKTOR HOST TERHADAP ARUS PUNCAK EKSPIRASI (APE) DAN GEJALA GANGGUAN PERNAPASAN PADA JURU PARKIR DI WILAYAH SEKITAR PASAR BADUNG KOTA DENPASAR
Abstract
Bekerja sebagai juru parkir memiliki risiko terkena penyakit obstruksi pernapasan, baik disebabkan oleh faktor lingkungan seperti lalu lintas harian rerata (LHR) maupun faktor host seperti lama kerja, kebiasaan merokok, penggunaan alat perlindungan diri (APD), umur dan status gizi. Dengan desain cross-sectional analitik, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan faktor-faktor tersebut terhadap fisiologis paru ditinjau dari arus puncak ekspirasi (APE) dan gejala gangguan pernapasan yang dinilai dengan menggunakan kuesioner St. George’s Respiratory (SGRQ) pada 50 juru parkir yang ditetapkan dengan menggunakan metode purposive sampling di delapan jalan sekitar Pasar Badung Kota Denpasar. Didapatkan hasil 14 (28%) juru parkir bukan perokok dan seluruhnya tidak menggunakan APD saat bekerja, sehingga penggunaan APD tidak dapat dianalisis. Analisis bivariat menggunakan Spearman mendapatkan hasil korelasi negatif terhadap APE pada variabel lama kerja (p=0,002), umur (p=0,004), status gizi (p=0,001) dan LHR (p=0,325). Korelasi positif terhadap gejala gangguan pernapasan didapatkan pada faktor risiko lama kerja, umur dan status gizi (masing-masing p<0,001) serta LHR (p=0,971). Dengan demikian, LHR tidak menunjukkan hubungan terhadap APE maupun gejala gangguan pernapasan. Uji beda rerata Mann-Whitney didapatkan hasil perbedaan nilai rerata antara subjek penelitian perokok dan bukan perokok yang berarti memiliki hubungan terhadap APE (p=0,11) maupun gejala gangguan pernapasan (p=0,002).
Kata kunci: APE, gejala gangguan pernapasan, SGRQ, faktor lingkungan, faktor host