TINGKAT KEMANDIRIAN ANAK ATTENTION DEFICIT HYPERACTIVITY DISORDER DENGAN TERAPI PERILAKU DI YAYASAN MENTARI FAJAR JIMBARAN BADUNG
Abstract
Perilaku yang mengkhawatirkan orang tua biasanya anak sulit menaruh perhatian atau sulit berkonsentrasi karena anak lambat dalam memahami pembelajaran atau instruksi dari guru, serta orang tua sulit mengawasi perkembangan anaknya. Kesulitan untuk memperhatikan dan perilaku berlebih tersebut diistilahkan sebagai Gangguan Pemusatan Perhatian disertai Hiperaktif (GPPH) atau Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kemandirian terapi yang diberikan kepada anak dengan ADHD untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional deskriptif dengan pendekatan crossectional yang dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Juni 2016. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan total sampling. Penelitian ini menggunakan analisis bivariat serta distribusi frekuensi tabulasi silang untuk menilai tingkat kemandirian anak ADHD. Dari hasil penelitian, terdapat 31 anak yang mengalami ADHD, diantaranya berjenis kelamin laki-laki 25 orang (80,4%), berusia rerata 6,8 tahun (SB = 1,8). Tingkat kemandirian anak memiliki hubungan dengan terapi yang diberikan Applied Behavioral Analysis, Sensori Integrasi, serta diberikan terapi tambahan berupa terapi wicara dan kognitif (p < 0,05). Dari hasil terapi yang dilakukan, tidak terdapat korelasi yang signifikan antara tingkat kemandirian terapi dengan terapi okupasi (p = 0,075). Tingkat kemandirian anak ADHD yaitu 75% dengan jenis kelamin laki-laki yang terbanyak. Dengan menggunakan terapi ABA, SI, wicara, dan kognitif memiliki hubungan dalam memperbaiki tingkat kemandirian anak dengan ADHD. Hasil penelitian ini sebaiknya mengoptimalkan pemantauan terapi yang diberikan kepada anak ADHD agar segera mandiri dan mencapai proses normalisasi.
Kata kunci: ADHD, tingkat kemandirian, terapi perilaku