TOKSISITAS ISOLAT DARI EKSTRAK METANOL SPONS Clathria (Thalysias) sp TERHADAP LARVA Artemia salina L.
Abstract
ABSTRAK : Telah dilakukan uji toksisitas dari ekstrak metanol spons Clathria (Thalysias) sp dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) menggunakan larva Artemia salina L. Ekstrak metanol spons Clathria (Thalysias) sp dipartisi dengan pelarut n-heksana, kloroform dan air. Partisi dari 19,31 gram ekstrak metanol menghasilkan ekstrak n-heksan sebanyak 1,93 gram, ekstrak kloroform sebanyak 2,48 gram, dan ekstrak air sebanyak 12,17 gram. Hasil uji toksisitas menunjukkan ekstrak kloroform memiliki toksisitas paling tinggi dengan LC50 64,57 ppm. Selanjutnya Ekstrak kloroform dipisahkan dengan kromatografi kolom silika gel menggunakan eluen n-heksana : etil asetat (8:2), diperoleh 4 fraksi yaitu FA, FB, FC, dan FD. Fraksi B (FB) memberikan nilai toksisitas paling tinggi dengan nilai LC50 72,44 ppm. Identifikasi isolat FB dilakukan dengan uji fitokimia yang menunjukkan adanya senyawa steroid.
ABSTRACT : Toxicity tests have been conducted of the methanol extract of the sponge Clathria (Thalysias) sp with methods Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) using larvae of Artemia salina L. Methanol extract of the sponge Clathria (Thalysias) sp was partitioned with n-hexane, chloroform and water. Partitioning of 19.31 grams of methanol extract with n-hexane yielded as much as 1.93 grams, 2.48 grams of total chloroform extract, and as much as 12.17 grams of water extract. The toxicity test showed that chloroform extract had the highest toxicity with LC50 of 64.57 ppm. Furthermore chloroform extract was separated by silica gel column chromatography using n-hexane eluent: ethyl acetate (8: 2), obtained 4 fractions which were FA, FB, FC, and FD. Fraction B (FB) provides the highest value of toxicity LC50 value of 72.44 ppm. Identification of isolates FB conducted by phytochemical test that indicates that the presence of steroid compounds.
Downloads
References
[2] Dahuri, R. 2003. Keanekaragaman Hayati Laut. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
[3] Murniasih, T dan Rachmaniar, R. 1999. Isolasi Substansi Bioaktif Antimikroba dari Spons Asal Pulau Pari Kepulauan Seribu. Prosidings Seminar Bioteknologi Kelautan Indonesia I’98. Jakarta 14-15 Oktober 1998: 151-158. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Jakarta.
[4] Sjorgen, M. 2006. Antifouling Activity of Synthesized Peptide Analogs of the Sponge Metabolite Barettin. Peptides .27 ( 9 ): 2058-2064.
[5] Amir, I. Dan Budiyanto, A.1996. Mengenal Spons Laut (Demospongiae) Secara Umum. Oceana,21,(2),15-31.
[6] Widjhati, R.A., Supriono dan Subiantoro. 2004. Pengembangan senyawa bioaktif dari biota laut (review kegiatan penelitian biota laut di BPPT). Makalah dalam orum Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Indonesia. Pusat Riset Pengolahan Produk dan Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan. Jakarta, 25 Maret 2004. P. 89-95
[7] Setyowati, E., 2007. Isolasi Senyawa Sitotoksik Spons Kaliapsis. Majalah Farmasi Indonesia ,Volume 18(4) :183-189.
[8] Davis, R.A., Mangalindan,G.C., Bojo,Z.P., Antemano,R.R., Rodriquez, N.O., Concepcion, G.P., Samsai, S.C., Guzman, D., Cruz.,L.J., Tasdemir, M.K.A., Feng, X., Carter, T.G and Ireland, C.M. 2004. Microcionamides A and B, bioactive peptides from the philippine sponge Clathria (Thalysias) Abietina. Journal Organic Chemistry, 69 (12) : 4170-4176
[9] Soediro, I., 1998. Produk Alam Hayati dan Prospek Pemanfaatannya di Bidang Kesehatan dan Kosmetika. Proseeding Seminar Bioteknologi Kelautan Indonesia, Jakarta.
[10] Edianto, D. 2006. Kanker Serviks. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirahardjo: Jakarta.
[11] Meyer, B.N, Ferrigni, N.R, and McLaughlin. 1982. Brine Shrimp: A Convenient General Bioassay for Active plant Constituents. Journal of Planta Medical Research, Volume 45, pp.31-34.
[12] Harborne, J.B., 1987, Metode Fitokimia : Penuntun Cara Modern Menganalisis Tumbuhan, Terjemahan Kosasih Padmawinata dan Iwang Soediro, Penerbit ITB, Bandung.