Ketahanan Daging Kambing yang Disimpan pada Suhu Ruang

  • Vinensia Ghona Gani Mahasiswa Pendidikan Sarjana Kedokteran Hewan, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana, Jl. PB. Sudirman, Denpasar Bali, Indonesia
  • Ida Bagus Ngurah Swacita Laboratorium Kesehatan Masyarakat Veteriner, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana, Jl. PB. Sudirman, Denpasar Bali, Indonesia
  • Kadek Karang Agustina Laboratorium Kesehatan Masyarakat Veteriner, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana, Jl. PB. Sudirman, Denpasar Bali, Indonesia
##plugins.pubIds.doi.readerDisplayName## https://doi.org/10.24843/bulvet.2022.v14.i05.p08

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ketahanan daging kambing yang disimpan pada suhu ruang. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan 3 kali waktu pengamatan yaitu jam ke-8, 16 dan 24 pada setiap pengamatan diperiksa sebanyak 5 sampel. Pengujian sampel daging kambing diawali dengan uji fisik secara subjektif dan objektif kemudian uji Eber, selanjutnya dilakukan uji H2S. Hasil penelitian menunjukan bahwa kelima sampel tidak berbeda nyata (P>0,05) terhadap konsistensi, tekstur, dan berbeda nyata (P<0,05) pada warna, bau, nilai pH, kadar air dan daya ikat air, uji Eber dan uji H2S. Pada jam ke 16 dan 24 warna pada kambing mengalami perubahan menjadi merah kecoklatan, berbau busuk, kosisitensi menjadi lembek, tekstur kelima daging telah menjadi kasar, terjadi penurunan nilai pH, kadar air meningkat dan daya ikat air menurun. Pada uji Eber terlihat adanya uap pada dinding tabung dan untuk uji H2S terlihat adanya bintik kecoklatan pada kertas tisu diamana hal ini telah terjadi proses pembusukan. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa, daging kambing yang disimpan pada suhu ruang mengalami pembusukan pada jam ke-16. Disarankan bahwa meletakkan daging kambing pada suhu ruang, sebaiknya tidak lebih dari 16 jam dan untuk mempertahankan kualitasnya, daging kambing dapat disimpan pada suhu dingin.

##plugins.generic.usageStats.downloads##

##plugins.generic.usageStats.noStats##

Referensi

[BSN] Badan Standar Nasional. 2008. [SNI] Standar Nasional Indonesia Nomor 3932:2008. Tentang mutu karkas dan daging sapi. Jakarta.
Dengen PMR. 2015. Perbandingan uji pembusukan dengan menggunakan metode uji postma, uji Eber, uji H2S dan pengujian mikroorganisme pada daging babi di pasar tradisional sentral Makassar. Skripsi. Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar.
Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian RI, 2018. Stastistik Peternakan dan Kesehatan Hewan. Jakarta.
Franciska J, Suardana IW, Suarsana IN. 2018. Bakteriosin asal Streptococcus bovis 9A sebagai biopreservatif pada daging sapi ditinjau dari uji eber. Indon. Med. Vet. 7(2): 158-167.
Hadja. 2006. Kajian efek waktu blansir dan lama penyimpanan pada suhu rendah terhadap mutu daging sapi yang dikemas vakum. J. Zootek. 22(2): 21-28.
Kurniawana NP, Septinova D, Adhianto K. 2014. Kualitas fisik daging sapi dari tempat pemotongan hewan di Bandar Lampung. J. Ilmiah Peternakan Terpadu. 2(3): 16-20.
Lawrie RA. 2003. Ilmu Daging. 5th Ed. Terjemahan aminudin parakasi. Jakarta. UI Press.
Madruga MS, Arruda SGB, Nascimento JA. 1999. Castration and slaughter age efffects on nutitive value of the ”mestico” goat meat. Meat Sci. 52: 119-125.
Naibaho AA, Oka IBM, Swacita IBN. 2013. Kualitas daging babi ditinjau dari uji objektif dan pemeriksaan larva cacing Trichinella spp. Indon. Med. Vet. 2(1): 12-21.
Prasafitra AF, Suada IK, Swacita IBN. 2014. Ketahanan daging rendang tanpa pemasakan ulang selama penyimpanan suhu ruang berdasarkan uji reduktase dan organoleptik. Udayana university press, Denpasar, Bali. Indon. Med. Vet. 3(1): 20-25.
Priharsanti AHT. 2009. Populasi bakteri dan jamur pada daging sapi dengan penyimpanan suhu rendah. Sains Peternakan. 7(2): 66-72.
Rompis JEG. 2015. Daya mengikat air dan susut masak daging sapi blansir yang dikeringkan dalam oven dan dikemas vakum. J. Zootek. 35(1): 131-137.
Rosyidi D, Ardhana M, Santoso RD. 2000. Kualitas daging kambing ekor gemuk betina dengan perlakuan docking dan tingkat pemberian konsentrat ditinjau dari kadar air, kadar lemak dan kadar protein. J. Ilmu-Ilmu Peternakan. 7(2): 106-110.
Rosyidi D, Radiati LE, Uyun N. 2009. Kualitas kimia daging kambing peranakan etawah (pe) jantan dan kambing peranakan boer (pb) kastrasi. J. Ilmu Teknol. Hasil Ternak. 4(2): 9-16.
Sampurna IP, Nindhia TS. 2008. Analisis Data dengan SPSS dalam Rancangan Percobaan. 1st Ed. Denpasar: Udayana University Press.
Sembiring UR, Suada IK, Agustina, KK. 2015. Kualitas daging kambing yang disimpan pada suhu ruang ditinjau dari uji subjektif dan objektif. Indon. Med. Vet. 4(2): 155-162.
Setyawardani T, Haryanto I. 2005. Kajian Pengempukan Daging Kambing. J. Anim. Prod. 7(2): 106-110.
Soelih E, Dimas H, Setya B. 2011. Pengaruh suhu penyimpanan terhadap terjadinya awal pembusukan daging yang dijual di salah satu pasar tradisional Surabaya. Vet. Med. 4(2): 15-17.
Soeparno. 2005. Ilmu dan Teknologi Daging. 4th Ed. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Soeparno. 2009. Ilmu dan Teknologi Daging. 5th Ed. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Sunarlim R, Triyantini, Setiadi B. 2004. Penggunaan stimulasi listrik pada kambing lokal terhadap mutu daging selama penyimpanan suhu kamar. Proc. Seminar Teknologi Peternakan dan Veteriner. Bogor, 4 – 5 Agustus 2004. Puslitbang Peternakan, Bogor. Pp. 427-432.
Suradi K. 2006. Perubahan sifat fisik daging ayam broiler post mortem selama penyimpanan temperatur ruang. J. Ilmu Ternak. 6 (1): 23-27.
Suryati T, Arief II, Maheswari. 2006. Sifat fisik daging sapi dark firm dry (dfd) hasil fermentasi bakteri asam laktat Lactobacillus Plantarum. Med. Peternakan. 29(2): 76-82.
Suyasa N, Parwati IA, Rohaeni ES. 2016. Potensi dan keragaman karakter kambing kacang, peranakan ettawa (pe) dan gembrong di Bali. Banjarbaru. Proc. Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian. 20 Juli. Pp.1359-1366.
Toba RDS, Hafid H, Pagala, MA. 2018. Kualitas organoleptik daging sapi yang diberi pasta lengkuas (Alpinia Galanga L.) dengan lama simpan yang berbeda. JITRO. 5(1): 28-30.
Usmiati S, Marwati T. 2007. Seleksi dan optimasi proses produksi bakteriosin dari Lactobacillus sp. J. Pascapanen. 4(1):27-37.
Uyun N. 2008. Kualitas kimia daging kambing peranakan etawah (pe) jantan dan kambing peranakan boer (PB) kastrasi. Malang. J. Ilmu Teknol. Hasil Ternak. 4(2): 9-16.
Yulistiani R. 2010. Study of unslaughtered chicken carcass: organoleptic changes and bacterial growth pattern. J. Teknol. Pertanian. 11(1): 27-36.
Diterbitkan
2022-01-29
##submission.howToCite##
GANI, Vinensia Ghona; SWACITA, Ida Bagus Ngurah; AGUSTINA, Kadek Karang. Ketahanan Daging Kambing yang Disimpan pada Suhu Ruang. Buletin Veteriner Udayana, [S.l.], p. 491-501, jan. 2022. ISSN 2477-2712. Tersedia pada: <https://ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet/article/view/69168>. Tanggal Akses: 14 oct. 2025 doi: https://doi.org/10.24843/bulvet.2022.v14.i05.p08.
Bagian
Articles