Mata Air sebagai Kawasan Suci (Sebuah Kearifan Lokal dalam Pelestarian Sumber Daya Alam)

  • Ida Ayu Alit Laksmiwati

Abstract

Kearifan lokal merupakan kebijakan manusia dan komunitas dengan bersandar pada
filosofi, nilai-nilai, etika, cara, dan perilaku yang melembaga secara tradisional untuk
mengelola sumber daya alam, sumber daya manusia dan sumber dayabudaya secara
berkelanjutan. Salah satu kearifan lokal dalam masyarakat Bali adalah adanya persepsi
tentang kawasan-kawasan suci. Dalam masyarakat Bali terdapat berbagai perangkat
kepercayaan tradisional yang merupakan bagian yang terintegrasi dari sistem kepercayaan
Agama Hindu yang terbukti memberikan nilai positif bagi kelestarian dan pelestarian
lingkungan.
Berdasarkan pandangan Hindu sumber-sumber air atau tempat yang banyak menampung
air dianggap sebagai salah satu tempat suci. Air yang murni (suci) baik dari kelembutan (mata
air), danau, campuhan (pertemuan dua buah sungai atau anak sungai) loloan (pertemuan
sungai dengan laut) mempunyai kekuatan yang menyucikan.
Air merupakan salah satu unsur penting dalam upacara keagamaan Hindu. Untuk
membuat tirta, air biasanya diambil dari mata air tertentu. Pada saat-saat tertentu (misalnya
Hari Raya Nyepi) masyarakat Hindu melakukan upacara melasti ke sumber-sumber air,
seperti danau, campuhan, atau ke laut.
Air sungai atau mata air dalam fungsinya sebagai tirta, dalam prosesi upacara dipakai
untuk memerciki bagian kepala, tubuh, dan kemudian diminum. Karena itu, air sungai atau
mata air harus tetap bersih dan tidak tercemar. Karena fungsinya tersebut masyarakat selalu
berusaha untuk menjaga agar kondisi atau kualitas air tetap terjaga. Jadi secara sadar atau pun
tidak mereka telah melakukan penjagaan dan konservasi terhadap lingkungan mata air.
Bagi krama subak air sangat bermakna dalam kehidupan mereka . Secara teknis air
merupakan sumber daya yang sangat penting bagi mereka agar dapat melaksanakan aktivitas
kehidupan bertani. Secara religius mata air diyakini sebagai sumber kesejahteraan mereka.
Hal ini dapat dilihat melalui aktivitas-aktivitas keagamaan yang dilakukan petani selalu
berorientasi pada pura-pura yang terletak pada sumber-sumber air utama, yaitu Pura Ulun
Suwi dan Pura Ulun Danu.

Downloads

Download data is not yet available.

Author Biography

Ida Ayu Alit Laksmiwati
Fakultas sastra Universitas Udayana
How to Cite
ALIT LAKSMIWATI, Ida Ayu. Mata Air sebagai Kawasan Suci (Sebuah Kearifan Lokal dalam Pelestarian Sumber Daya Alam). Bumi Lestari, [S.l.], v. 4, n. 1, nov. 2012. ISSN 2527-6158. Available at: <https://ojs.unud.ac.id/index.php/blje/article/view/2372>. Date accessed: 05 july 2024.
Section
Original Research Articles

Keywords

kearifan lokal, mata air, kawasan suci, pelestarian lingkungan