Analisis kondisi padang lamun di Gili Balu, Sumbawa Barat

  • Natasya Caterina Universitas Udayana
  • Made Ayu Pratiwi Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Kelautan dan Perikanan, Universitas Udayana
  • Ni Putu Putri Wijayanti Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Kelautan dan Perikanan, Universitas Udayana

Abstract

Penelitian dilakukan pada komunitas padang lamun di Pulau Belang, Pulau Paserang, Pulau Kenawa, dan Pulau Namo yang berlokasi di Gili Balu, Sumbawa Barat. Pengambilan data secara eksplorasi dilakukan pada bulan Januari 2022 dan pengolahan data dilakukan pada bulan Oktober hingga Desember 2022. Prosedur pengambilan data yang digunakan adalah prosedur pemantauan kondisi padang lamun menggunakan metode transek garis dan transek kuadrat yang mengacu pada Buku Panduan Pemantauan Padang Lamun LIPI. Pengambilan data dilakukan pada stasiun dengan membentangkan transek garis sepanjang 100 m dan transek kuadrat diletakkan di kanan transek garis. Pemantauan dilakukan per 10 m dan dilakukan hingga titik 100 m. Pengambilan data diulang sebanyak 3 kali Pengolahan data dilakukan untuk mendapatkan kategori dan kondisi padang lamun yang dibandingkan dengan kategori tutupan padang lamun oleh Buku Panduan Pemantauan Padang Lamun LIPI dan parameter kondisi padang lamun oleh Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 200 Tahun 2004. Penelitian ini ditemukan lamun pada 2 stasiun kategori jarang yaitu Pulau Namo dan Kenawa dan 4 stasiun berkategori sedang yaitu Pulau Paserang, Pulau Belang bagian Barat Laut, Pulau Belang bagian Selatan dan Pulau Belang bagian Timur. Kategori penutupan baik diperoleh oleh stasiun Pulau Belang bagian Barat. Komunitas padang lamun yang tergolong dalam status kondisi padang lamun rusak dan miskin adalah Pulau Namo, Pulau Kenawa, dan Pulau Belang bagian Barat Laut. Pulau Paserang dan Pulau Belang bagian Selatan dan Timur tergolong dalam status kondisi padang lamun rusak dan kurang Sehat. Pulau Belang bagian barat tergolong dalam status kondisi padang lamun baik dan sehat.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Alongi DM. 1998. Coastal Ecosystem Process. CRC Press: New York.
Jompa JA. 2005. Study on Condition and Potency of Seagrass Ecosystem as a Nursery Ground of Marine Organisms. Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia 12(2): 73 - 79
Azkab MH. 2006. Ada Apa Dengan Lamun. Oseana 21(3): 45 - 55.
Dahuri R, Rais J, Ginting SP, Sitepu MJ. 2001. Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir dan Lautan secara Terpadu. PT Pradnya Paramita: Jakarta.
Esterlita N. 2018. Pengaruh Jenis Substrat Terhadap Kerapatan dan Morfometrik Daun Lamun Thallassia hemprichii di Perairan Pantai Nirwana Kota Padang Provinsi Sumatera Barat. Universitas Riau. Pekanbaru [Skripsi].
Fonseca MS, Fourqurean JW, Koehl MAR. 2019. Effect of Seagrass on Current Speed: Importance of Flexibility vs. Shoot Density. Frontiers in Marine Science 6: 1–13.
Fonseca MS, Whitfield PE, Judson Kenworthy W, Colby DR, Julius BEN. 2004. Use of two spatially explicit models to determine the effect of injury geometry on natural resource recovery. Aquatic Conservation: Marine and Freshwater Ecosystems 14(3): 281-298.
Khajar I. 2021. Hubungan Morfologi Lamun Jenis Dominan Enhalus acoroides dan Thalassia hemprichii Dengan Kandungan Nutrien Sedimen di Perairan Pulau Barranglompo Kecamatan Sangkarrang Kota Makassar. Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan. Universitas Hasanuddin Makassar [Skripsi].
Kordi K, Ghufron M. 2011. Ekosistem Lamun (Seagrass): Fungsi, Potensi, dan Pengelolaan. Rineka Cipta: Lampung.
Kuo J, Ronald CP, Diana IW, Hugh K. 1996. Seagrass Biology. Proceeding of an International Workshop. Rottnest Island, Western Australia: 25- 29 January 1996.
Nabil Z. 2018. Pengenalan Padang Lamun, Suatu Ekosistem yang Terlupakan. Unimal Press: Lhokseumawe.
Poedjirahajoe E, Mahayani NPD, Sidharta BR, Salamuddin M. 2013. Tutupan Lamun dan Kondisi Ekosistemnya di Kawasan Pesisir Madasanger, Jelenga, dan Maluk Kabupaten, Sumbawa Barat. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis 5(1): 36 – 46.
Rahmawati S, Irawan A, Supriyadi IH, Azkab MH. 2017. Panduan Pemantauan Padang Lamun. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia: Jakarta
Sugiyono. 2013. Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R & D. Rajawali Pers: Makassar
Torre-Castro M, Rönnbäck P. 2004. Links between humans and seagrasses - An example from tropical East Africa. Ocean & Coastal Management. 47(7) : 361 – 387
Wirawan AN. 2014. Tingkat Kelangsungan Hidup Lamun yang Ditransplantasi secara Multispesies di Pulau Barranglompo. Fakultas Ilmu Kelautan Dan Perikanan. Universitas Hasanuddin. Makassar [Skripsi]
Yunitha EA. 2014. Diameter Substrat dan Jenis Lamun di Pesisir Bahoi Minahasa Utara: Sebuah Analisis Korelasi. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia 19(3): 130 - 135
Yusuf MS. 2018. Status Padang Lamun di Gili Belang, Kabupaten Sumbawa Barat. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Biologi. Mataram: Universitas Mataram.
Published
2024-06-29
How to Cite
CATERINA, Natasya; PRATIWI, Made Ayu; WIJAYANTI, Ni Putu Putri. Analisis kondisi padang lamun di Gili Balu, Sumbawa Barat. Jurnal Biologi Udayana, [S.l.], v. 28, n. 1, p. 90-101, june 2024. ISSN 2599-2856. Available at: <https://ojs.unud.ac.id/index.php/bio/article/view/101472>. Date accessed: 21 nov. 2024. doi: https://doi.org/10.24843/JBIOUNUD.2024.v28.i01.p08.