Analisis Kinerja Sistem Penggilingan Gabah Sebagai Penunjang Usaha Pertanian Berkelanjutan (Studi Kasus di Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan)
Bahasa Indonesia
Abstract
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi kinerja mesin dari penggilingan gabah dan mengetahui berapa persen kapasitas yang terpakai dalam penggilingan gabah sehingga dapat mengukur dan menilai keberlanjutan dari produktivitas finansial pada usaha penggilingan gabah. Analisis keberlanjutan finansial menggunakan analisis menghitung NPV (Net Present Value), IRR (Internal Rate of Return), dan BCR (Benefit Cost Ratio). NPV (Net Present Value) adalah salah satu kriteria terpenting dalam evaluasi sebuah investasi, menunjukkan bahwa selisih jumlah kas yang dihasilkan proyek investasi dan nilai investasi yang diperlukan. IRR (Internal Rate of Return) adalah suatu investasi dapat dilakukan apabila laju pengembaliannya lebih besar daripada laju pengembalian investasi ditempat lain. BCR (Benefit Cost Ratio) merupakan suatu analisis yang diperlukan untuk melihat sudah sampai sejauh mana perbandingan antara nilai manfaat terhadap nilai biaya jika dilihat pada kondisi nilai saat ini PV (Present Value). Berdasarkan pada tabel Analisis kinerja operasional produktivitas didapatkan kontribusi terhadap kinerja pada PGK yaitu 21,1%, PGM 32.3% dan PGB 47,5%. Sehingga dalam penggilingan gabah berdasarkan hasil sampling rata-rata yang ada di Kecamatan Penebel untuk PGB mempunyai kontribusi terhadap kinerja operasional yang paling besar dan pada tabel kondisi kinerja mesin penggilingan gabah dalam Intensitas Operasi yang dikerjakan dimana pelaku usaha penggilingan gabah yaitu penggilingan kapasitas besar, menengah ini memiliki kegiatan investasi yang bisa dikatakan layak untuk dilanjutkan atau dikembangkan kembali namun tidak dengan kapasitas kecil karena penggilingan tersebut dikatakan tidak layak untuk dilanjutkan. Hal ini didasarkan pada hasil sampling rata-rata pada setiap kapasitas penggilingan gabah yang terpasang dengan analisis kelayakan finansial yaitu NPV (Net Present Value) yang setiap kapasitasnya berbeda yaitu kapasitas besar Rp. 306.400.273, kapasitas menengah Rp. 190.596.835 dan kapasitas kecil Rp. -15.890.115. IRR (Internal Rate of Return) kapasitas besar 48%, kapasitas menengah 24% dan kapasitas kecil 0.6%. B/C Ratio (Benefit Cost Ratio) kapasitas besar mendapatkan 2,18 dan kapasitas menengah mendapatkan 1,75 sedangkan kapasitas kecil hanya 1,0.
The purpose of this study are to know the condition og grain milling machine performance and to know the percentage of capacity used in the machine, thus can measure and assess the sustainability of the financial productivity of the grain milling business. Financial sustainability analyzes use NPV (Net Present Value), IRR (Internal Rate of Return), and BCR (Benefit Cost Ratio) calculations. NPV (Net Present Value) is one of the most important criteria in the evaluation of an investment, indicating that the difference in the amount of cash generated by the investment project and the value of the investment required. IRR (Internal Rate of Return) is an investment can be done if the rate of return is greater than the rate of return on investment at another place. BCR (Benefit Cost Ratio) is an analysis required to see how far the comparison between the value of benefits to the value of the cost when viewed at the current value of PV (Present Value). Based on the table of operational performance of productivity analysis, contribution to performance on small capacity is 21,1%, medium capacity is 32.3%, and large capacity is 47,5%. Therefore, based on the average sampling results in Penebel Sub-district, grain milling with large capacity has the greatest contribution to operational performance and on the table of grinding machine performance conditions in the Operation Intensity done where the grain milling business actors namely the milling of large, medium, capacity has investment activities that can be said worthy to be continued or developed again but not with a small capacity because the milling is said to be inappropriate to continu. Based on the average sampling result on each grain milling capacity installed with a financial feasibility analysis of NPV (Net Present Value) has different capacity where large capacity is Rp. 306.400.273, medium capacity is Rp. 190.596.835, and small capacity is Rp. -15.890.115. In IRR (Internal Rate of Return) large capacity is 48%, medium capacity is 24%, and small capacity is 0,6%. In B / C Ratio (Benefit Cost Ratio), large capacity is 2.18, medium capacity is 1.75, meanwhile small capacity is 1,0.
Downloads
References
Analisis_model_pengolahan_padi_jep_april_2007.pdf.http://mekanisasi.litbang.pertanian.go.id/ind/phocadownload/JEP/. Diakses pada 7 Agustus 2017.pkl 13.00 wita
Analisis Indeks dan status keberlanjutan sistem ketersediaan beras di beberapa wilayah Indonesia. http://pustaka.mb.ipb.ac.id/files/2010/07/. Diakses tanggal : 5 Agustus 2017 pkl.14.00 wita.
Badan Ketahanan Pangan. 2008. Diversifikasi Pangan. Depatemen Pertanian. Jakarta. Budiyanto S dan Sitanggang AB, 2011. Produktivitas dan Penggilingan Padi Terkait dengan Pengendalian Faktor Mutu Berasnya. Jurnal Pangan . Vol.20 No.2:141-15.
Badan Pusat Statistik Provinsi Bali. 2015. Bali dalam Angka 2015. www.bali.bps.go.id. Diakses pada 6 Agustus 2017 pkl.10.12 wita.
BP3K Penebel. 2016. Programa Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan Kecamatan Penebel. BP3K Penebel, Tabanan.
Bulkiya, C. M. 2013. Kajian Mutu Beras pada Berbagai Kadar Air Gabah Kering Giling (GKG) Menggunakan Mesin Penggiling Padi Keliling. Skripsi S1. Tidak dipublikasikan. Program Studi Teknik Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala Darussalam, Aceh.
Departemen Pertanian. 2005. Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Padi. Jakarta.
Dale, V. H., and S. C. Beyeler. 2001. Challenges in The Development and Use of Ecological Indicators. Ecological Indicators 1: 3 – 10.
FS Rencana Kelayakan Pembangunan Unit Penggolahan Beras Modern Rice Milling Unit (RMU) Di Kabupaten Tabanan.
Husein Umar. 2000. “Manajemen Penelitian”. Gramedia Pustaka Umum: Jakarta.
Karakter fisik gabah. Bbpadi.litbang.pertanian.go.id/2007/10-berita/info teknologi/138. Diakses pada 7 Agustus 2017 pkl 11.10 wita.
Malhotra, N. K. 2006. Riset Pemasaran : Pendekatan Terapan. PT Indeks Gramedia. Jakarta.
Nurmalina, R. 2007. Model Ketersediaan Beras Yang Berkelanjutan Untuk Mendukung Ketahanan Pangan Nasional. Disertasi Sekolah Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor.
Nurmalina, R. 2008. Analisis Indeks dan status Keberlanjutan sistem Ketersediaan Beras di Beberapa Wilayah Indonesia. Jurnal Agro Ekonomi 29 (1) : 47-79.
Patiwiri, A.W.2006. Teknologi Penggilingan Padi. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Pranadji, T. dan W. K. Sejati. 2005. Pengelolaan Serangga dan Pertanian Organik Berkelanjutan di Perdesaan. Forum Penelitian Agro Ekonomi 23(1): 38-47.
Puslitbangtan. 2010. Rencana Strategis Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Renstra 2010-2014. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Bogor.
Puslitbangtan. 2011. Inovasi Teknologi Berbasis Ketahanan Pangan Berkelanjutan. Buku 2 Prosiding Seminar Nasional Tanaman Pangan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Bogor.
Rachman, B., I W. Rusastra, Y. Yusdja, A.R. Nurmanaf, Ashari, H. Tarigan, E. Ariningsih, dan Sunarsih. 2009. Kinerja dan Dampak Program Strategis Departemen Pertanian. Laporan Akhir Hasil Penelitian. Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian. Bogor.
Ridwan Tharis, 2010. Revitalisasi Penggilingan Padi Melalui Inovasi Penyososhan Mendukung Swasembada Beras dan Persaingan Global. Jurnal Pengembangan Inovasi Pertanian 3(3); 171-183.
Saad, M.B. 1999. Food Security for The Food Insecure, New Challenges and Renewed Commitment. Centre for Development Studies, University College Dublin, Ireland.
Sabiham, S .2008. Manajemen Sumberdaya Lahan dan Usaha Pertanian Berkelanjutan, dalam Arsyad,S dan E. Rustiadi (Ed), Crestpent Press dan Yayasan Obor Indonesia .p.3-16.
Suryana, A. dan R. Nurmalina. 1988. Pemuda Pedesaan di Sektor Pertanian. Forum Statistik Media Analisis dan Bahasan Statistik Desember 1988 :10 - 18 .
Sanim. 2006. Pembangunan Pertanian Berkelanjutan dalam Revitalisasi Pertanian dan Dialog Peradaban. Penerbit Buku Kompas. Jakarta.
Setyono, A. 2009. Perbaikan Teknologi Pascapanen dalam Upaya Menekan Kehilangan Hasil Padi. Orasi Pengukuran Profesor Riset, 25 November 2009. Badan Litbang Pertanian. Jakarta.
Standar mutu gabah dan beras giling & catid 66: padi & Item id=59 http://kaltim.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php?option=com_content&view=article&id=715. Diakses pada tanggal 2 Oktober 2017 pkl 08.52 wita.
Tingkatkan Persyaratan Kualitas Gabah Petani Bulog.co.id/2008/37/500/ 10/2/2008/ BULOG. Diakses tanggal: 7 Agustus 2017 pkl 10.11 wita