Optimalisasi Proses Fermentasi Urin Sapi

  • Komang Suteja Pramana Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia.
  • Yohanes Setiyo Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia.
  • I Gst. Ngr. Apriadi Aviantara Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia.

Abstract

Penelitian ini membahas mengenai fermentasi urin sapi menjadi biourin. Tujuan penelitian ini adalah mengoptimalkan proses fermentasi urin sapi menjadi biourin dengan pemberian starter biourin. Penelitian ini memakai Rancangan Acak Lengkap dengan empat perlakuan dan tiga kali ulangan. Perlakuan tersebut adalah tanpa starter biourin, 10 persen starter biourin, 20 persen starter biourin, dan 30 persen starter biourin. Setiap perlakuan diberi 1 liter molase dan 1 buah aerator. Variable yang diamati adalah biochemical oxygen demand, derajat keasaman (pH), total dissolved solids, electrical conductivity, C-organik dan total-N. Hasil dari penelitian ini adalah penambahan starter tidak berpengaruh nyata terhadap proses fermentasi urin sapi. Namun proses fermentasi urin sapi dapat dipercepat dari 15 hari menjadi 6 hari, hal ini ditandai dengan nilai biochemical oxygen demand dan pH yang sudah menurun pada hari ke 6 fermentasi. Hasil fermentasi sudah sesuai dengan standar No.70/Permentan/SR.140/10/2011. Dari empat perlakuan pada proses fermentasi urin sapi, perlakuan tanpa starter biourin merupakan perlakuan yang terbaik. Perlakuan tersebut menghasilkan electrical conductivity 5670 mS, biochemical oxygen demand 2,8 mg/l, total dissolved solids 2835 ppm, derajat keasaman pH 6,24, C-organik 3,70 persen, N-total 0,13 persen dan rasio C/N 29,63. Namun, untuk kandungan N-total biourin belum cukup memenuhi standar Permenta yaitu 3 – 6 persen.


This study discusses the fermentation of cow urine into bio urine. The purpose of this study was to optimize the fermentation process of bio urine from cow urine by giving starter bio urine. This study used a Completely Randomized Design with four treatments and three repeat. The treatment were without starter bio urine, 10 percent starter bio urine, 20 percent starter bio urine, and 30 percent starter bio urine. Each treatment was giving 1 liters molasses and 1 aerator. The observed variables were the degree of acidity (pH), biochemical oxygen demand, total dissolved solids, electrical conductivity, organic carbon, and nitrogen. The result of this study was the addition of starter no significant effect on the fermentation process of cow urine. But the process of cow urine fermentation can be accelerated from 15 days to 6 days. This is marked by the value of biochemical oxygen demand which has decreased on the 6 day of fermentation. Fermentation result was according on the standard No.70/Permentan/SR.140/10/2011. Of the four treatments in the process of cow urine fermentation, the treatment with no starter of bio urine was the best treatment, the treatment produce electrical conductivity 5622 mS, biochemical oxygen demand 3.3 mg/l, total dissolved solids 2811 ppm, acidity pH 5.77, organic carbon 3.77 percent, nitrogen 0.14 percent and C/N ratio 26,93. However, for the nitrogen content of bio urine not enough to meet the Permenta standard was 3-6 percent.


 

Downloads

Download data is not yet available.

References

Adijaya. 2011. Pemanfaatan urin ternak (Bio Urine) dalam mendukung pertanian ramah lingkungan. Bulletin Balai Pengkajian Teknologi (BPTP).

Aritonang. M., Setiyo. Y., dan Gunadnya. P. 2015. Optimalisasi Proses Fermentasi Urin Sapi Menjadi Biourin. Jurlan. Program Studi Teknik Pertanian. Fakultas Teknologi Pertanian. Universitas Udayana.

Bernal, M. P., Alburquerque, J. A., dan Moral R. 2009. “Composting of Animal Manures And Chemical Criteria For Compost Maturity Assessmen, a Review, Biosoure Technology, vol. 100, hal 5444-5453.

Indriani, Novita Hety. 2007. Membuat Kompos Secara Kilat. Jakarta: Penebar Swadaya.

Kunaepah. 2008. Pengaruh Lama Fermentasi dan Konsentrasi Glukosa terhadap Aktivitas Antibakteri, Polifenol Total dan Mutu Kimia Kefir Susu Kacang Merah, Tesis. Program Studi Magister Gizi Mayarakat, Program Pascasarjana. Universitas Diponogoro, Semarang.

Kusmiati, Swasono R, Tamat, Eddy J, dan Ria I. 2007. Produksi Gluken dari dua Galur Agrobacterium sp. Pada Media Mangandung Kombinasi Molase dan Urasil. Biodivesitas, (Online), Vol.8.

Morgan L. 2000. Electrical Conductivity in Hidroponic. Dalam A. Knutson (Ed.), The Best of the Growing Edge (39-44). Corvallis. New York Moon Publ. Inc.

Mudiarta, Setiyo. Y., dan Widia. W. 2018, Kajian Proses Fermentasi Biosllury Kotoran Sapi Dengan Penambahan Molase. Jurnal. Program Studi Teknik Pertanian. Fakultas Teknologi Pertanian. Universitas Udayana.

Pratiwi, I.G.A.P., Atmaja, W.D., Soniari, N.N. 2013. Analisis Kualitas Kompos Limbah Persawahan dengan Mol Sebagai Dekomposer. Jurnal Online Agroekoteknologi Tropika 2(4): 2301-6515.

Sanjaya, W. 2010. Optimasi Hidrolisis Enzimatik Jerami Padi Menjadi Glukosa Untuk Bahan Baku Biofuel Menggunakan Selulase dari Trichoderma reesei dan Aspergillus niger. Skripsi. Program Studi Teknik Kimia. Institut Teknologi Sepuluh November, Surabaya.

Suharto, 2011. Limbah Kimia Dalam Pencemaran Udara dan Air. Yogyakarta: Andi Offset.

Sutiyoso, Y. 2009. Hidroponik. Penebar Swadaya. Jakarta.
Published
2018-10-28
How to Cite
PRAMANA, Komang Suteja; SETIYO, Yohanes; AVIANTARA, I Gst. Ngr. Apriadi. Optimalisasi Proses Fermentasi Urin Sapi. Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian), [S.l.], v. 7, n. 1, p. 153-158, oct. 2018. ISSN 2502-3012. Available at: <https://ojs.unud.ac.id/index.php/beta/article/view/41741>. Date accessed: 21 nov. 2024. doi: https://doi.org/10.24843/JBETA.2019.v07.i01.p05.
Section
Articles