Sistem Manajemen Rantai Pasokan terhadap Nilai Tambah dan Kelembagaan Biji Kakao (Theobroma Cacao L.) di Kecamatan Selemadeg Timur Kabupaten Tabanan

  • I Putu Agung Surya Negara Prodi. Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia
  • I G. N. Apriadi Aviantara Prodi. Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia
  • Ni Luh Yulianti Prodi. Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Abstract

Kakao (Theobroma cacao L.) adalah salah satu komoditi unggulan Provinsi Bali. Sistem agribisnis biji kakao saat ini belum memberikan kemakmuran kepada petani skala kecil. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui struktur manajeman rantai pasokan, dan kelembagaan rantai pasokan biji kakao di Kecamatan Selemadeg Timur Kabupaten Tabanan; dan mengetahui nilai tambah setiap titik pasokan dan sebaran keuntungan pada petani hingga pengepul kakao di Provinsi Bali. Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu tahap pertama mengetahui struktur manajemen rantai pasokan, dan kelembagaan rantai pasokan  menggunakan analisis deskriptif kualitatif, dan tahap kedua mengetahui nilai tambah setiap titik pasokan dan sebaran keuntungan pada petani hingga pengepul kakao di Provinsi Bali menggunakan metode Hayami sebagai alat analisisnya. Pengambilan sampel tingkat petani menggunakan teknik simple random sampling dan pengambilan sampel di tingkat Middleman menggunakan teknik total sampling. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat dua pola rantai pasok biji kakao yaitu, pola I : petani  menjual  ke tengkulak, tengkulak selanjutnya menjual  ke pengepul kecamatan, pengepul kecamatan selanjutnya menjual  ke pengepul kabupaten, pengepul kabupaten selanjutnya menjual  ke pengepul provinsi, pengepul provinsi selanjutnya menjual  ke pabrik coklat, dan  pola II yaitu : Petani menjual  ke pengepul kecamatan, pengepul kecamatan selanjutnya menjual  ke pengepul kabupaten, pengepul kabupaten selanjutnya menjual  ke pengepul provinsi, pengepul provinsi selanjutnya mengirim  ke pabrik coklat. Kelembagaan rantai pasokan biji kakao dalam sistem ini termasuk pola perdagangan umum. Nilai tambah terbesar di lakukan oleh petani yaitu sebesar Rp. 12.645,31 sampai dengan Rp. 13.430,79  per kilogram dengan keuntungan sebesar 356,47 sampai dengan Rp.1.306,96 per kilogram. Nilai tambah terkecil di lakukan oleh pengepul tingkat kecamatan sebesar Rp. 999,93  per kilogram, dengan keuntungan yang di peroleh sebesar Rp. 732,61 per kilogram.


 


Cocoa (Theobroma cacao L.) is one of premier commodities in Bali. The agribusiness system of cocoa bean has not provided prosperity to minority farmers. The aims of this study were to find out the supply chain management and institutional systems of cocoa bean in Selemadeg Timur, Tabanan Regency; and to determine the superiority of each supply point and profits distribution of farmers to cocoa collectors in Bali. The study consists of two stages, the first stage was to find out the supply chain management and institutional systems and used qualitative descriptive method, and second stage was to determine the superiority value of each supply point and profits distribution of farmers to cocoa collectors and used Hayami method. Simple Random Sampling technique was used to collect sample from farmer level and Total Sampling technique was used to collect sample from Middleman level. The result of this study showed that there were two distribution patterns of cocoa bean, the first pattern were the farmer sells to the middleman, the middleman then sells to the sub-district collectors, the sub-district collectors then sells to the regency collectors, the regency collectors then sells to the provincial collectors, the provincial merchants then sells to the cocoa factory, and the second pattern were the farmers sell to sub-district collectors, sub-district collectors then sell to regency collectors, regency collectors then sell to provincial collectors, provincial merchants then send to chocolate factory. The supply chain institutional system is classified into general trading pattern. The calculation of the largest superiority value done by the farmers amount Rp. 12,645.31 up to Rp. 13,430.79 per kilogram with profit amount 356.47 up to Rp.1,306.96 per kilogram. The fewest superiority value done by the collectors at the district level amount Rp. 999.93 per kilogram with the profit amount Rp. 732.61 per kilogram.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Dinas Perkebunan Provinsi Bali. 2016. Harga kakao di Provinsi Bali.

Direktoral Jendral Perkebunan. 2015. Statistik Perkebunan Indonesia 2013 – 2015.

Dradjat, B., Agustian, A., & Ade, S. 2007. Ekspor dan Daya Saing Kopi Biji Indonesia di Pasar Internasional: Implikasi Strategis bagi Pengembangan Kopi Biji Organik. Jurnal Penelitian Kopi dan Kakao.

Hayami, Y. 1987. Agricultural Marketing and Processing in Upland Java, A Prespective From Sinda Village. Bogor. Coarse Grains Pulses Roots and Tuber Center (CGPRTC).

Herawati, Rifin, A., & Tinaprilla, N. 2015. Kinerja dan Efisiensi Rantai Pasaok Biji Kakao di Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Marimin, Maghfiroh N. 2010. Aplikasi Teknik Pengambilan Keputusan dalam Manajemen Rantai Pasok. Bogor. IPB Press.

Mochtar, dan Darma. 2011. Prospek Industri Pengolahan Kakao di Makassar: Analisis Potensi Kelayakan Usaha. Universitas Hasanuddin

Nursalam. 2009. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta. Salemba Medika..

Sihombing D.T., Sumarauw J., 2015. Analisis Nilai Tambah Rantai Pasokan Beras Di Desa Tatengesan Kecamatan Pusomaen Kabupaten Minahasa Tenggara. Jurnal EMBA. Vol. 3 (2): pp 798-805.

Singarimbun, M.& Effendi, S. 1987. Metoda penelitian survey.Jakarta: LP3ES

Sucipta, I.M. 2016. Strategi Peningkatan Kinerja Manajemen Rantai Pasokan Jeruk Siam Di Kelompok Tani Gunung Mekar Kabupaten Gianyar. Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian Unud. Bali

Ariadi, Bambang Yudi dan Relawati, Rahayu. 2011. Sistem Agribisnis Terintegrasi Hulu-Hilir. Muara Indah. Bandung.
Published
2017-11-13
How to Cite
NEGARA, I Putu Agung Surya; AVIANTARA, I G. N. Apriadi; YULIANTI, Ni Luh. Sistem Manajemen Rantai Pasokan terhadap Nilai Tambah dan Kelembagaan Biji Kakao (Theobroma Cacao L.) di Kecamatan Selemadeg Timur Kabupaten Tabanan. Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian), [S.l.], v. 6, n. 1, p. 1-9, nov. 2017. ISSN 2502-3012. Available at: <https://ojs.unud.ac.id/index.php/beta/article/view/35411>. Date accessed: 25 apr. 2024.
Section
Articles